Salin Artikel

7 Hal soal Bagi-bagi Telur Gratis di Blitar, Aksi Keprihatinan yang Berakhir Ricuh

Aksi tersebut digelar sebagai bentuk keprihatinan peternak ayam petelur di tengah ketidakstabilan harga jual telur dan harga pakan.

Namu aksi tersebut berakhir ricuh. Ribuan orang datang dan polisi pun turun tangan untuk membubarkan kegiatan tersebut.

Berikut 7 hal soal aksi bagi-bagi telur gratis di Blitar yang berakhir ricuh:

1. Tiga tuntutan peternak Blitar Raya

Dalam aksi yang bertajuk Keprihatinan Peternak Blitar Raya, para peternak ingin menyampaikan tiga tuntutan kepada pemerintah.

Yang pertama, stop budidaya unggas oleh integrator. Kedua, terbitkan Perpres perlindungan peternak UMKM. Ketiga, stabilitas harga telur.

Integrator adalah perusahaan besar yang memroduksi pakan konsentrat dan bibit ayam (DOC).

Asosiasi peternak, Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), mengklaim memiliki anggota sebanyak 2.000 peternak di Blitar yang terdiri dari peternak kategori peternak rakyat dengan kepemilikan ayam di bawah 20.000 ekor.

PPRN juga mengeklaim bahwa sekitar 80 persen dari total peternak yang ada di Kabupaten Blitar termasuk kategori peternak rakyat.

Sebanyak 5.000 kantong berisi telur itu akan dibagikan selama aksi di puluhan titik di Blitar.

Termasuk di sekitar Kantor Pemkab Blitar dan sepanjang jalan menuju Kecamatan Udanawu di sisi barat laut wilayah Blitar.

"Aksi kita pusatkan di sekitar Kantor Pemkab Blitar di Kanigoro. Tapi serempak mulai pukul 9 nanti aksi bagi-bagi telur juga dilakukan di puluhan titik lain," ujar Yesi dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (28/9/2021).

Menurut Yesi, setiap satu kantong yang akan dibagikan kepada masyarakat itu berisi sekitar lima hingga enam butir telur.

Jika setiap kantong berisi 0,45 kilogram, maka total telur yang hendak dibagikan mencapai 2,25 ton.

Jumlah ayam yang akan dilepas, ujarnya, sebanyak 200 ekor.

"Ini menggambarkan kefrustrasian peternak. Dengan harga pakan dan telur saat ini, mempertahankan ayam ternak kita itu sama dengan mempertahankan kerugian," ujarnya.

Blitar sendiri adalah salah satu daerah penghasil telur terbesar di tingkat nasional.

Saat ini ada sekitar 4.500 hingga 5.000 peternak di Blitar dengan populasi ayam petelur antara 20 juta hingga 25 juta ekor.

Lokasi yang digunakan bazaar sekitar 500 meter.

Saat acara tersebut dikegal, ribuan orang membanjiri halaman Kantor Pemkab Blitar sejak pukul 07.30 WIB.

Sekitar pukul 09.00 WIB, saat pembagian telur gratis akan dimulai, acara tersebut dibubarkan oleh petugas kepolisian.

Melalui pengeras suara, seorang panitia segera meminta warga yang berkerumun di depan Kantor Pemkab Blitar untuk membubarkan diri.

Kasat Intel AKP Dodot Weko mengatakan pihaknya terpaksa membubakan acara tersebut karena mengundang kerumunan warga.

Bersamaan dengan pembubaran, polisi menutup total satu ruas jalan sepanjang sekitar satu kilometer yang ada di depan Kantor Pemkab Blitar.

Polisi juga melakukan penutupan di beberapa ruas jalan menuju Kantor Pemkab Blitar.

Namun ribuan warga yang kebanyakan sudah menunggu sejak pagi terlihat tak sabar. Mereka merebut telur yang ditempatkan di bak mobil pikap yang dibawa peternak.

Mereka mengambil telur sebelum dibagikan, bahkan telur yang hendak dijual pun sebagian ikut diambil oleh warga

Kericuhan pembagian telur ini terjadi di sejumlah titik, antara lain di simpang tiga Hotel Herlingga di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

Koordinator Lapangan Aksi Keprihatinan Peternak Blitar Raya, Yesi Yuni, membenarkan adanya kekacauan dan tindakan warga yang ia sebut sebagai penjarahan.

"Kami belum menghitung berapa yang dijarah, tapi yang jelas telur yang mau dijual juga ikut diambil warga," ujar Yesi, Selasa (28/9/2021).

Yesi kembali mengungkapkan bahwa panitia tidak menyangka antusias warga yang datang dan menantikan aksi pembagian telur gratis.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Ahmad Rochan membenarkan adanya kerumunan di sejumlah titik di wilayah hukum Polres Blitar Kota.

Menurut Rochan, kerumunan warga dalam aksi pembagian telur setidaknya terjadi di 5 titik dengan setiap titiknya terdapat kerumunan 100 hingga 200 warga.

"Yang kami lakukan kemudian adalah meminta panitia mempercepat pembagian telur dan kegiatan lain dan juga meminta warga segera meninggalkan lokasi," ujar Rochan.

"Hari ini ada kenaikan harga telur menjadi Rp 16.000 per kilogram di kandang," ujar Sukarman, kepada Kompas.com, Senin (27/9/2021).

Kenaikan harga telur diduga dampak pasar dari instruksi Presiden Joko Widodo agar telur dijadikan komponen bantuan pangan non tunai yang dijalankan oleh Kementerian Sosial.

Jokowi, pada pertemuan dengan perwakilan peternak ayam petelur termasuk dirinya pada Rabu (15/9/2021) telah memerintahkan Kementerian Sosial memasukkan telur sebagai salah satu komponen bantuan pangan non tunai melalui program keluarga harapan (PKH) dan yang lainnya.

Tujuan instruksi tersebut, kata dia, merupakan upaya pemerintah mengatasi jatuhnya harga telur yang berada di kisaran Rp 13.000 per kilogram di tingkat peternak.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati, Priska Sari Pratiwi, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/29/082800778/7-hal-soal-bagi-bagi-telur-gratis-di-blitar-aksi-keprihatinan-yang-berakhir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke