Salin Artikel

Cerita Mereka yang Kuliah di Usia 16 Tahun, Ikut Kelas Akselerasi hingga Masuk SD di Umur 5 Tahun

Di usia 16 tahun, ia menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Jember Tahun Akademik 2021/2021.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Andi Safa Aianzar. Di usia 16 tahun dia menjadi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Tekhnologi Bandung.

Dan berikut kisah mereka yang duduk di bangku kuliah di usia 16 tahun.

Ia menyelesaikan pendidikan SMP di MTsN 2 Jember selama 2 tahun karena ikut kelas akselerasi.

Hal yang juga ia jalani saat duduk di MAN 2 Probolinggo. Dia hanya butuh waktu 2 tahun agar bisa lulus SMA.

Tak heran di usia 16 tahun ia sudah menjadi mahasiswa.

“Masuk ke kelas akselerasi membuat saya harus selalu siap belajar sesuatu yang baru dalam waktu cepat,” kata Paramitha dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Meski masih muda, ia tak canggung bergaul dengan kawan-kawan sekolah yang umumnya lebih tua.

“Saya menjalaninya dengan apa adanya, tidak ada kesulitan bergaul dengan kawan yang lebih tua,” tambah dia.

Hakim bercerita ia hanya butuh lima tahun agar lulus sekolah dasar. Sementara ia masuk SD di usia 5 tahun.

Menurut Hakim sekitar tahun 2015, sekolah tempatnya belajar yakni SD Cendekian Taka Bulungan kekurangan peserta ujian nasional.

Saat itu Hakim yang duduk di kelas lima SD diminta oleh guru untuk mengikuti tes kelayakan agar bisa ikut ujian nasional.

Ia pun lulus dan masuk SMP di usia 10 tahun. Sementara untuk SMP dan SMA, Hakim menyelesaikannya secara normal.

“Ternyata dinyatakan bisa ikut Ujian Nasional. Alhamdulillah lulus Ujian Nasional dan lanjut ke SMP walau usia masih 10 tahun,” terang dia.

Hakim memilih kuliah di Fakultas Kedokteran karena terinspirasi dari kakaknya, Sayyidah Auliany Aminy yang juga berkuliah di FK Universitas Jember.

“Awalnya saya ingin masuk ke Fakultas Teknik, tapi saya rasa jika masuk ke Fakultas Kedokteran maka kuliahnya bisa lebih mudah karena saya bisa bertanya dan belajar dari kakak saya,” jelas dia.

Remaja asal Surabaya itu bercerita saat masih kecil, sempat sekolah di Inggris mengikuti ayahnya yang sedang kuliah.

Dari hasil assesmen, pihak sekolah di Inggris memasukkan Andi ke kelas 2. Saat Andi kelas 4 SD, keluarganya kembali ke Tanah Air.

Karena perbedaan sistem pendidikan, orangtuanya sempat kebingungan akan memasukkan Andi ke kelas berapa. Akhirnya dia lanjut ke kelas 5 hingga usianya lebih muda dibandingkan teman sekelasnya.

“Dari SD, teman-teman saya lebih tua. SMA juga teman-teman saya lebih tua. Jadi, kendalanya saya rasa tidak begitu besar. Sudah punya gambaran,” ujar Andi.

Siswa asal Ponorogo tersebut hanya butuh waktu 10 tahun untuk menyelesaikan studi jenjang SD hingga SMA.

Nabila sendiri memang mengikuti program akselerasi sejak bersekolah di MTsN 2 Ponorogo serta program kelompok belajar cepat (KBC) di almamaternya SMAN 1 Ponorogo.

Dengan begitu, ia hanya memerlukan waktu masing-masing dua tahun untuk menuntaskan masa SMP dan SMA-nya.

"Waktu masuk program akselerasi, saya dituntut untuk belajar cepat. Harus greget dan mau belajar sendiri. Kelihatannya memang berat, tapi saya malah tertarik untuk memperjuangkan itu. Saya ingin sukses di usia muda," cerita Nabila mengutip dari laman resmi unair.ac.id.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Supriadi, Sandra Desi Caesaria | Editor : Dheri Agriesta, Ayunda Pininta Kasih, Dian Ihsan, Albertus Adit)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/22/061600578/cerita-mereka-yang-kuliah-di-usia-16-tahun-ikut-kelas-akselerasi-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke