Salin Artikel

"Kami Tak Mampu Bayar Angsuran Bank, Aset Sudah Habis Dipatok Ayam Ternak Sendiri"

Mereka melakukan aksi unjuk rasa lantaran merasa tidak sanggup lagi membayar angsuran di bank.

Para peternak dihadapkan pada tingginya harga pakan dan anjloknya harga jual telur.

"Kami tidak mampu lagi membayar angsuran bank. Aset-aset kami sudah banyak yang habis dipatok ayam ternak kami sendiri," ujar Suryono, ketua salah satu asosiasi peternak telur, saat dikonfirmasi wartawan di lokasi.

Suryono mencontohkan, dirinya saat ini memiliki tanggungan pinjaman usaha di bank sebesar Rp 700 juta, dengan jumlah angsuran bulanan Rp 5 juta per bulan.

Menurutnya, dalam waktu cepat utangnya berlipat ganda karena dia harus meminjam ke bank lain untuk membayar angsuran pinjaman awal.

Suryono mengaku tidak mengetahui secara pasti jumlah pinjaman seluruh peternak ayam di Blitar pada pihak bank.

Tetapi dia memastikan, hampir seluruh peternak ayam petelur di Blitar yang berjumlah 4.500 orang memiliki pijaman usaha di bank.

Pinjaman tersebut terutama berada di bank-bank BUMN.

"Pinjamannya bervariasi mulai yang puluhan juta hingga beberapa miliar setiap peternaknya," katanya.

Suryono mengaku, para peternak sudah mengalami situasi sulit sejak dua tahun terakhir.

Kondisi itu semakin parah setahun belakangan.

Suryono menuturkan, hari ini, peternak harus membeli pakan ayam yang terdiri dari jagung, konsentrat dan bekatul senilai Rp 6.500 per kilogram.

Dengan harga pakan itu, ujarnya, seharusnya harga telur di kandang peternak paling murah Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kilogram.

Meski sebenarnya, harga ideal telur ialah Rp 20.000 per kilogram.

Kondisi itu membuat peternak ayam petelur terpaksa menjual aset.

"Faktanya hari ini harga telur malah jatuh di Rp 13.500 hingga Rp 13.700 per kilogram. Setiap hari kami harus jual aset apa pun untuk membeli pakan ternak kami," ungkap dia.


Peternak pun seolah tidak memiliki pilihan.

"Mau bagaimana lagi kami. Kalau ayam tidak kami kasih pakan pasti mati. Kita kasih pakan juga kami merugi," ujarnya.

Sebanyak 30 peternak ayam petelur pun menggeruduk kantor-kantor bank BUMN di Blitar.

Di kantor BNI, mereka membentangkan sejumlah poster yang berisi jeritan para peternak.

Beberapa di antaranya, "Pailit Serempak Peternak Ayam Blitar Raya", "Tolong Tunda Angsuran Kami", "Jangankan Bayar Hutang, Beli Pakan Ayam saja Tidak Mampu".

Peternak meminta pemerintah melalui bank-bank BUMN merestrukturisasi pinjaman mereka.

Para peternak juga meminta pemutihan bunga pinjaman yang mereka miliki di bank.

Mereka juga berharap ada penundaan pembayaran pokok pinjaman hingga situasi membaik.

"Kami bukan ingin bebas cicilan pokok. Kami siap siap mengembalikan pokok utang tapi dengan kondisi saat ini kami sangat keberatan," ujarnya.

KOMPAS.com/ Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani

https://regional.kompas.com/read/2021/09/14/144631178/kami-tak-mampu-bayar-angsuran-bank-aset-sudah-habis-dipatok-ayam-ternak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke