Salin Artikel

Penjelasan Asosiasi Peternak soal Makna Poster yang Dibentangkan ke Arah Jokowi

Poster yang dibentangkan warga Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar itu bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Ketua Koperasi PUTERA Blitar yang merupakan asosiasi peternak ayam petelur, Sukarman mengatakan, permintaan dalam poster tersebut merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kalangan peternak ayam.

Jagung, kata dia, merupakan salah satu komponen penting pakan ayam selain bekatul dan konsentrat.

"Selama bertahun-tahun ini masalah yang dihadapi peternak ayam itu ya berputar-putar pada harga telur dan harga pakan ayam terutama jagung," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (9/9/2021).

Jika kenaikan harga pakan ayam naik diikuti juga dengan kenaikan harga jual telur, ujarnya, jelas tidak ada masalah.

Namun, lanjutnya, tidak jarang peternak menghadapi situasi di mana harga pakan naik tapi harga telur turun seperti yang dihadapi dalam beberapa bulan terakhir.

"Setelah dicampur dengan bahan pakan yang lain, kami harus keluar Rp 6.600 per kilogram untuk pakan siap pakai," jelasnya.

Dengan harga pakan itu, kata dia, harga jual telur di kandang peternak harusnya berada di angka Rp 20.000 sampai Rp 20.500 per kilogram.

Kenyataannya, tambah Sukarman, sudah sekitar dua bulan terakhir harga telur berada di bawah Rp 16.000 per kilogram.

Menurutnya, peternak ayam terus menanggung kerugian yang besar.

Salah satu cara mengurangi kerugian itu adalah bagaimana dapat membeli jagung dengan harga yang lebih rendah.

Sementara, harga jagung berada jauh di atas harga yang ditetapkan kementerian perdagangan, yaitu Rp 4.500 per kilogram.

"Jadi isi posternya Pak Suroto itu sudah benar, minta bantuan Pak Jokowi agar peternak bisa membeli jagung dengan harga wajar. Berapa? Ya sesuai ketetapan Kementerian Perdagangan, Rp 4.500 per kilogram," ujarnya.

Penyampaian aspirasi dianggap wajar

Menurut Sukarman, wajar jika peternak berkeinginan menyampaikan aspirasinya langsung ke kepala pemerintahan ketika masalah yang sama terus berulang-ulang.

Sebenarnya aspirasi itu pun tidak berlebihan karena hanya meminta bantuan agar peternak bisa mendapatkan jagung dengan harga wajar.

"Jadi sebenarnya kami ini seharusnya boleh menuntut bahkan, yaitu menuntut agar ketetapan harga jagung itu benar-benar dijaga oleh pemerintah," ujarnya.

Kata-kata pada isi poster itu, kata Sukarman, sudah sangat halus karena tidak bernada protes atau tuntutan tapi sekedar meminta bantuan.

Sukarman menambahkan, sudah sewajarnya jika aspirasi terkait situasi sulit yang dihadapi peternak ayam di Indonesia ini turut disampaikan oleh peternak Blitar.

Alasannya, Kabupaten dan Kota Blitar adalah daerah penghasil telur terbesar yang memasok sekitar 30 persen kebutuhan telur nasional.

Kata Sukarman, sebelum pandemi, terdapat sekitar 4.500 peternak ayam mandiri di Blitar dengan beragam skala usaha mulai dari kategori rumah tangga hingga skala sedang dan besar.

Jumlah populasi ayam, kata dia, mencapai sekitar 28 juta ekor dengan produktivitas mencapai 1.100 ton per hari.

"Jadi wajar jika kami peternak di Blitar ini sangat ingin menyampaikan aspirasi ini langsung ke Pak Jokowi," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria membentangkan poster ke arah Presiden Jokowi saat mobil yang dikendarai presiden melintas pelan meninggalkan lokasi vaksinasi di area parkir PIPP menuju Makam Bung Karno, Selasa sore.

Poster yang dibentangkan pria itu berbunyi "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Aksi bentang poster itu hanya berlangsung beberapa detik karena seorang warga yang mengaku ketua paguyuban penarik becak segera merebut poster itu.

Polisi kemudian menggelandang pria yang kemudian diketahui bernama Suroto itu menuju ke sebuah mobil dan membawanya ke Kantor Polres Blitar Kota.

Menurut polisi, Suroto tidak ditahan dan segera dilepaskan setelah identitasnya diketahui polisi. 

https://regional.kompas.com/read/2021/09/09/155242978/penjelasan-asosiasi-peternak-soal-makna-poster-yang-dibentangkan-ke-arah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke