Salin Artikel

Puluhan Sopir Ekspedisi Tertipu Calo Tiket Setelah Telantar Menunggu KM Egon

Untuk diketahui, KM Egon telah dua kali bersandar di Pelabuhan Lembar setelah lama dinanti-nanti oleh puluhan sopir ekspedisi.

Penipuan yang dilakukan oleh calo tiket kapal, membuat para sopir geram.

"Kami ini sudah tertahan 2-3 bulan, begitu beli tiket secara online dipersulit, sekarang kami kena permainan calo pula, bagaiaman Pelni ini, kamu sudah jadi korban dikorbankan lagi," kata Adi Ladu (43) salah seorang sopir asal Sumba, pada Kompas.com, saat berada di Pelabuhan Lembar, Selasa (8/9/2021) petang.

Adi sendiri bebas dari calo setelah berusaha membeli tiket secara online.

Dia membayar seharga 4.380.000 dan juga membeli tiket untuk dirinya sebagai sopir dan kenek masing masing Rp 200.000.

Sehingga, total dana untuk perjalanannya pulang Rp 4. 730.000.

Sementara calo menjual tiket pada para sopir seharga Rp 5,6 juta, dengan perbandingan harga hingga sekitar Rp 1,2 juta.

"Saat kami kesulitan cara membeli tiket online, masuklah ini calo mengambil kesempatan, dan orangnya adalah tempat kami sewa parkir selama ini, tidak menyangka kami," kata Adi kecewa.

Aparat kepolisian bertindak cepat menindaklanjuti temuan tersebut.

Kapolsek KP3 Lembar, Iptu Irvan Surahman mengatakan, polisi berhasil mengamankan dua orang calo tiket, masing masing, MU dan JH.

Mereka ialah warga Dusu Serembung, Lombok Barat dan merupakan pemilik lahan parkir sopir ekspedisi.

"Kita telah mengamankan dua orang dan menyerahkannya langsung pada tim penyidik Polres Lombok Barat, jadi telah diserahkan ke penyidik untuk dimintai keterangannya, " kata Irvan.

Dia menyayangkan ada orang yang menari-nari di atas kesusahan orang lain demi kepentingan pribadi.

"Mereka ini (para sopir) sudah tertahan tiga bulan, pas beli tiket tertipu pula, kasihan," kata Irvan.

Terjadi keributan

Jelang keberangkatan KM Egon setelah selesai bongkar muat kapal, puluhan sopir pun sempat terlibat keributan dengan pihak Pelni.

Penyebabnya, lantaran truk ekspedisi tidak bisa menyeberang seluruhnya menuju Waingapu. Dari 33 truk, masih tersisa 10 truk.

Berdasarkan jadwal mereka yang tidak bisa termuat akan berangkat tanggal 10 September 2021, dengan tujuan memutar, dengan rute Pelabuhan Lembar-Surabaya-Pare-pare-Pelabuhan Lembar-Waingapu.

Pelni menyarankan mereka berangkat tanggal 19 September 2021, dan segala kebutuhan makan akan ditanggung oleh pihak Pelni.

Namun sebagian sopir menolak, mereka bahkan melarang rekan-rekan mereka menaikkan truk ke KM Egon yang berangkat pada 7 September 2021.

Keributan sempat terjadi sejak ditangkapnya calo tiket hingga kesepakatan naik kapal bagi sopir ekspedisi yang masih tersisa.


Kapolsek KP3 Lembar dan pihak Pelni pun mengajak perwakilan sopir untuk duduk bersama mencari solusi agar KM Egon bisa segara jalan.

Sebab, banyak juga penumpang umum yang terlambat keberangkatannya menuju Waingapu karena keributan dan protes para sopir.

Pihak Pelni meminta mereka yang tersisa untuk berangkat tanggal 19 September 2021, namun permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh para sopir.

Karena suasana makin memanas dan situasi tidak kondusif, aparat kepolisian termasuk tim Puma Polres Mataram turun ke lokasi mengamankan situasi.

Polisi meminta para sopir kembali ke truk masing masing, karena KM akan tetap berlayar.

"Kalau kalian masih bikin keributan berhadapan dengan kami, aparat, jangan membuat keributan kita akan cari solusi yang terbaik," tekan Kabag Ops Polres Lombok Barat, AKP Dhafud Shiddiq.

Dia mengancam akan mengamankan siapa yang membuat keributan di areal publik seperti pelabuhan.

Tak hanya itu Ketua Koordinator Staf Pelni di NTB, Mustofa juga diminta tegas, memberi penjelasan.

Karena seluruh sopir yang memiliki tiket punya hak untuk berangkat.

"Mereka punya hak untuk berangkat, ini tiket sudah mereka beli bukan mereka minta, jadi anda tidak bisa mengabaikan itu, bisa dilaporkan penipuan nanti," kata Shiddiq tegas.

Suasana di Pelabuhan berangsur melandai, Mustofa mengontak Pelni pusat untuk memberi kepastian bagi para sopir bisa berangkat.

Ditekankan bahwa 33 truk ekspedisi yang memegang tiket tanggal 7 September dibiarkan berangkat lebih dulu, dari Pelabuhan Lembar langsung ke Waingapu Sumba.

"Jangan ada yang melarang sopir yang akan berangkat hari ini karena mereka punya tiket hari ini, anda yang tiketnya tanggal 10 bisa menunggu hingga tanggal 10," tegas Kabag Ops Polres Lombok Barat.

Siddiq mengatakan bahwa mereka hanya menjaga keamanan situasi di pelabuhan, mengingat ada penumpang lain yang mengunakan KM Egon, selain para supir truk.

"Kami tidak dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapi sopir dan Pelni ya, tetapi kita lebih pada mengamankan situasi, mengantisipasi keributan yang muncul hanya karena beberapa orang saja, dan ini sudah selesai," kata Shiddiq.

Penjelasan Pelni

Sementara itu pihak Pelni berkomentar mengenai adanya calo dalam proses jual beli tiket KM Egon.

Ketua Koordinator Staf PT. Pelni di NTB, Mustofa mengatakan, dirinya tidak mengetahui ada praktik percaloan dalam pembelian tiket kapal.

"Saya tidak tahu ya, saya bekerja sejak sore mengurus ini, jadi tidak tahu kalau ada calo tiket," katanya.

Akhirnya KM Egon berangkat Rabu (8/9/2021) dini hari, pukul 03.00 Wita, truk-truk bermuatan besar masuk satu-persatu ke dalam kapal.

Para sopir yang tertahan hingga tiga bulan, akhirnya kembali ke kampung halaman.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/08/142146278/puluhan-sopir-ekspedisi-tertipu-calo-tiket-setelah-telantar-menunggu-km

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke