Salin Artikel

Korban Keracunan Massal Nasi Berkat di Karawang Bertambah Jadi 83 Orang, 2 di Antaranya Meninggal

KARAWANG, KOMPAS.com - Korban meninggal akibat keracunan makanan di Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Karawang, bertambah jadi dua orang.

Sekretaris Desa Cikampek Utara Bayu Rahayu menyebutkan, korban meninggal dunia karena keracunan bertambah satu orang.

Warga tersebut meninggal di rumah sakit Rumah Sakit Izza, Cikampek.

"Yang meninggal AP (14)," ujar Bayu ditemui di Kantor Desa Cikampek Utara, Senin (6/9/2021).

Dari informasi yang ia terima, AP memakan nasi berkat yang dibawa neneknya usai pengajian di salah satu mushala di Kampung Baru, Desa Cikampek Utara.

Bayu mengungkapkan, saat ini korban keracunan bertambah jadi 83 orang dari sebelumnya pada Sabtu (4/9/2021) siang sejumlah 37 orang. Dua di antaranya meninggal dunia.

Ia menyebutkan, korban bukan hanya yang datang pengajian, melainkan kerabat yang ikut menyantap nasi berkat.

"Nasi berkat yang tersisa usai pengajian juga dibagikan ke warga. Ada juga yang dibawa pulang kemudian disantap keluarganya," ujar dia.

Bayu mengatakan, pihak desa dibantu warga melakukan penyisiran sejak Jumat (3/9/2021) setelah mendapati sejumlah warga mengalami muntah, diare, dan sakit perut.

Dua mobil ambulans, mobil desa, dan mobil dari sukarelawan warga dikerahkan untuk menjemput warga.

Ia menyebut awalnya sejumlah warga menolak dibawa ke fasilitas kesehatan. Mereka berujar telah mengonsumsi obat warung.

"Kami paksa akhirnya mau. Kebanyakan orang tua yang hidup sendiri, mungkin khawatir tidak ada yang menunggu," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, polisi telah memeriksa 10 orang saksi atas dugaan keracunan makanan itu. Adapun sampel darah, muntahan, dan urine korban juga telah diambil.

Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), makanan dari pengajian di Cikampek Utara dibuat oleh empat orang.

Makanan itu yakni ada nasi timbel dan telur balado, serta botok (udang kering dengan kelapa) dibuat sebanyak 15 porsi yang dimasak oleh E dan ibunya A (73).

Kemudian ada tempe bacem dimasak oleh I dan urap dimasak oleh ET.

Kasatreskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana mengatakan, pihaknya tengah mendalami kasus keracunan massal itu.

"Sejumlah 10 orang saksi telah kami periksa dari penyelenggara kegiatan, korban dan penyedia makanan," ungkap Oliestha kepada wartawan, Minggu (5/9/2021).

Oliestha juga menyebutkan, keracunan massal karena makanan itu bermula dari acara pengajian yang sempat dihadiri oleh 40 orang.

Seusai pengajian, warga membawa nasi berkat dan menyantapnya di rumah masing-masing.

Setelah menikmati makanan, warga mengalami keracunan dengan gejala muntah-muntah, diare, dan sakit perut.

Lantas, seorang warga meninggal dunia diduga akibat keracunan makanan tersebut.

Nasi berkat dari acara pengajian

Nurjanah (43), salah seorang warga, mengaku memakan nasi berkat dengan lauk telur, urap, tempe, dan botok dari acara pengajian di Mushala Nurul Huda pada Kamis (2/9/2021).

Namun, menurutnya, gejala keracunan baru muncul pada malam hari.

"Reaksinya enggak langsung, terasa malam Jumat," ujar Nurjanah saat ditemui Kompas.com di Puskesmas Kotabaru, Sabtu (4/9/2021).

https://regional.kompas.com/read/2021/09/06/144137578/korban-keracunan-massal-nasi-berkat-di-karawang-bertambah-jadi-83-orang-2

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke