Salin Artikel

Kronologi Keracunan Massal di Karawang, Bermula Santap Nasi Berkat Usai Pengajian

KOMPAS.com - Nurjanah (43) mengalami perut keram, buang air besar, dan muntah-muntah pada Jumat (3/9/2021).

Ternyata, yang mengalami gejala seperti itu bukan dirinya seorang.

Puluhan orang di tempat tinggalnya, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, rata-rata merasakan hal serupa.

"Yang dirasakan rata-rata perut kram, diare, dan muntah-muntah," ujar Sekretaris Desa Cikampek Utara Bayu Rahayu, Sabtu (4/9/2021).

Bayu menyebutkan, ada sekitar 37 orang yang mengalami keracunan.

Terdapat seorang warga yang meningggal dunia diduga disebabkan keracunan.

"Ada 37-an warga yang mengalami keracunan. Satu orang meninggal dunia," ucapnya.

Para warga yang mengalami keracunan dirawat di sejumlah puskesmas dan rumah sakit. Di samping itu, ada juga warga yang telah diperbolehkan pulang.

Kepala Puskesmas Kotabaru Sari Ali Astuti menerangkan, sejumlah warga yang dirawat di tempatnya ada yang mengalami gejala diare dan muntah.

Ia menyampaikan, pada umumnya, warga yang mengalami keracunan dalam kondisi baik.

Bayu menjelaskan, keracunan massal di Desa Cikampek Utara ini diduga bermula usai warga menyantap nasi berkat.

Makanan tersebut didapat dari pengajian di mushala pada Kamis (2/9/2021).

Salah satu korban, Nurjanah, menuturkan bahwa waktu itu dia memakan nasi berkat dengan lauk telur, urab, tempe, dan bobotok.

"Reaksinya enggak langsung. Kerasa malam Jumat," ungkapnya.

Nurjanah sempat memeriksakan gejalanya ke bidan. Namun, karena belum kunjung pulih, ia dibawa ke Puskesmas Kotabaru.

10 orang diperiksa polisi

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana menuturkan, pengajian tersebut dihadiri 40 orang.

Selepas pengajian, warga mendapat nasi berkat. Nasi itu kemudian disantap di rumah masing-masing.

Terkait keracunan massal ini, polisi memeriksa 10 saksi.

"Sejumlah 10 orang saksi telah kami periksa dari penyelenggara kegiatan, korban dan penyedia makanan," tuturnya, Minggu (5/9/2021).

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan polisi, diketahui bahwa makanan yang disajikan usai pengajian itu dimasak oleh empat orang.

Nasi timbel, telur balado, botok sebanyak 15 porsi dibuat oleh E dan ibunya A (73).

Adapun tempe bacem dibikin I, dan urap diracik ET.

Guna mengungkap kasus ini, polisi mencari sisa makanan untuk dijadikan sampel dan diperiksa di laboratorium.

"Selain itu, kita juga mengambil sampel darah, urine dan muntahan korban," beber Oliestha.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Karawang, Farida Farhan | Editor: Dony Aprian, Pythag Kurniati, Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/05/164835678/kronologi-keracunan-massal-di-karawang-bermula-santap-nasi-berkat-usai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke