Salin Artikel

Cerita Domu, Sopir Truk yang Telantar di Pelabuhan Lombok Barat: 3 Bulan Saya di Sini dan Masih Dimaki-maki

Mereka terpaksa berbulan-bulan berada di tempat tersebut lantaran menunggu kapal yang tak kunjung tiba.

Kapal yang ditunggu adalah Kapal Egon atau kapal Pelni berkapasitas penumpang yang akan membawa mereka ke Sumba, NTT.

Padahal di satu sisi, sopir ekspedisi harus mengantar barang-barang ke tujuannya.

Situasi pelabuhan

Pantauan Kompas.com, truk-truk bermuatan 8 hingga 10 ton barang terparkir di sekitar Jembatan Timbang Pelabuhan Lembar Lombok Barat.

Mereka rata-rata membawa barang-barang keras hingga sembako.

Ada pula sopir yang membawa telur ayam hingga telur itu menetas karena terlalu lama menunggu kapal di tengah kondisi panas pelabuhan.

Tiga bulan di lokasi, dimarahi pemilik barang

Salah satu sopir ekspedisi asal Sumba Timur, Umbu Domu Ninggeding (43) mengaku sudah tiga bulan dirinya terkatung-katung tanpa kejelasan di tempat tersebut.

Domu pun bingung karena pemilik barang yang diangkutnya marah lantaran barang tersebut tak kunjung tiba.

"Saya sudah tiga bulan berada di sini, barang barang saya ini adalah barang bantuan atau donasi dari gereja, untuk korban gempa, tapi sampai sekarang saya tak bisa menyeberang," kata Umbu Domu Ninggeding.

Pemilik barang, kata Domu, bahkan memaki-makinya.

"Pemilik barang marah-marah pada kami, ini hampir semua sopir truk di sini ditelepon dan dimaki-maki pemilik barang, mereka tidak tahu bagaimana keadaan kami sebenarnya, kami menderita juga di sini, makan sulit, uang menipis, bayangkan sampai 3 bulan saya di sini tanpa kejelasan Kapal Egon akan datang," kata Domu.

Kondisi yang tidak jelas itu memaksa mereka bertahan dengan harta seadanya.

Beberapa di antara para sopir tersebut bahkan harus menjual apa yang mereka miliki untuk bertahan hidup.

Salah satunya Yan Rara Lunggi (25) yang terpaksa menjual cincin kawinnya untuk makan.

Uang penjualan cincin juga dikirim ke anak istrinya di Sumba.

"Gaji satu bulan untuk makan, dan satu bulan untuk dikirim ke keluarga, tapi masih kurang, keluarga di Sumba harus terpenuhi kebutuhannya, terpaksa saya jual cincin kawin saya," kata Yan sedih.

Minta dikirim kapal pengganti

Para sopir pun tak ingin berlama-lama dalam ketidakpastian menunggu Kapal Egon.

Mereka meminta pemerintah segera bergerak untuk mengirim kapal pengganti.

"Saya berharap pada Presiden Joko Widodo, agar memperhatikan nasib kami, kirimkanlah kami kapal penganti Egon, agar kami bisa segera menyeberang ke Sumba," kata sopir ekspedisi lainnya, Adi Lado (43).

"Kami dari sopir ekspedisi Sumba kami butuh Kapal Egon segera, kami bawa logistik, kami minta Kapal Egon bisa 4 kali dalam sebulan," lanjut Adi.

Kapal sedang docking di Semarang

Kapolsek KP3 Lembar Iptu Irvan Surahman mengatakan, Kapal Egon sedang menjalani docking di Semarang.

Kepastian itu dia dapatkan setelah pihaknya menanyakan langsung pada PT. Pelni.

"Kamis sudah tanyakan jadwal kedatangan Kapal Egon tersebut pada pihak Pelni, menurut informasi Kapal Egon sedang menjalani docking di Semarang, Jawa Tengah," tutur Kapolsek.

Dia juga berjanji akan membantu para sopir jika mengalami kesulitan saat menunggu kedatangan kapal.

"Kami persilakan mereka menanyakan informasi apa pun ke KP3 Lembar, dan meminta bantuan jika kesulitan makanan dan obat-obatan termasuk kebutuhan vitamin, kami bisa komunikasikan pada tim kantor kesehatan Pelabuhan," kata Irvan.

(KOMPAS.COM/ Penulis : Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/03/080709078/cerita-domu-sopir-truk-yang-telantar-di-pelabuhan-lombok-barat-3-bulan-saya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke