Salin Artikel

Duduk Perkara Remaja Diterkam Harimau Saat Main Hape, Diseret ke Dalam Hutan, Kepala dan Kemaluan Hilang, Camat Khawatir Warganya Jadi Anarkis

Korban ditemukan tewas di dalam hutan dengan kondisi mengenaskan.

Camat Sungai Apit Wahyudi mengatakan, selain kepala, kemaluan korban juga hilang.

"Kepala dan kemaluan korban hilang. Mungkin dimakan sama harimau," sebut Wahyudi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (30/8/2021).

Kronologi korban hilang diterkam harimau

Dia menjelaskan, korban diterkam harimau saat mencari jaringan seluler di pinggir Sungai Belat sekitar pukul 19.00 WIB. Lokasi ini masih dalam areal perkebunan kelapa sawit milik PT Sawit Uniseraya.

Korban merupakan anak dari pekerja buruh pembersih kebun sawit, yang tinggal di sebuah camp. "Korban diduga diterkam saat main handphone," kata Wahyudi.

"Waktu itu lampu mati di camp, karena mesin genset rusak. Sekitar pukul 19.00 WIB, korban pergi berdua sama adiknya ke tepi sungai mencari jaringan seluler untuk main handphone," lanjut Wahyudi. 

Korban, sambung dia, ditemukan sekitar 200 meter dari camp. Korban ditemukan setelah dicari keluarga dan warga setempat dengan menggunakan penerangan senter menyisir hutan.

Wahyudi menambahkan, jenazah korban akan dibawa pihak keluarga ke kampung halamannya di Nias, Sumatera Utara.

Khawatir warga anarkis, Camat minta bantuan BBKSDA evakuasi harimau pemangsa

Camat Sungai Apit Wahyudi kemudian meminta bantuan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk mengevakuasi harimau sumatera yang diduga menewaskan MA. 

"Kita minta segera dievakuasi hewan buas (harimau) itu. Agar tidak ada lagi korban jiwa berikutnya," ucap Wahyudi, Senin (30/8/2021).

Ia mengaku khawatir warga setempat mengambil tindakan dengan membunuh harimau tersebut.

"Yang kami khawatirkan masyarakat resah nanti bertindak anarkis terhadap harimau. Kita juga tak mau itu terjadi, karena kan harimau ini hewan langka dan dilindungi," kata Wahyudi.

Ia juga meminta warga di sekitar lokasi konflik agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap harimau. Warga diimbau agar tidak beraktivitas di kebun atau di hutan seorang diri.

"Saya minta warga waspada. Karena di situ kan masih ada kawasan hutan tempat hidupnya hewan buas. Lagi pula lokasinya itu jauh dari keramaian atau tempat penyelamatan. Kalau beraktivitas mestinya berkelompok," kata Wahyudi.


BBKSDA Riau: korban diterkam, diseret dalam hutan

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Mahfud ketika dikonfirmasi membenarkan konflik hewan dan manusia ini.

"Benar, kejadiannya kemarin sore, Minggu (29/8/2021), sekitar pukul 17.30 WIB. Korban berinisial AW, umur 15 tahun," ujar Mahfud melalui sambungan telepon, Senin (30/8/2021).

Dia mengatakan, korban diterkam didekat pondok tempat tinggalnya bersama orangtuanya. 

Korban diterkam lalu dibawa ke dalam hutan.

Atas kejadian itu, keluarga bersama warga setempat berupaya mencari korban.

"Jasad korban ditemukan malamnya sekitar pukul 22.50 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi tanpa kepala," sebut Mahfud.

BBKSDA Riau telah menurunkan tim ke lokasi konflik satwa dan manusia.

"Tim sudah kita kerahkan. Termasuk membawa peralatan evakuasi, seperti perangkap dan sebagainya," sebut Mahfud.

Untuk menangani konflik ini, pihaknya bekerja sama dengan kepolisian, TNI dan pemerintah setempat.

"Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menangani konflik ini," kata Mahfud.

Untuk diketahui, harimau sumatera sebelumnya sempat beberapa kali muncul di permukiman warga Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau.

Harimau sempat menerkam ternak ayam dan kambing milik warga.

Bahkan, harimau juga sempat menyerang seorang pria pencari kayu di dalam hutan pada Juli 2021 lalu.

"Kita belum bisa memastikan apakah harimau yang sama dalam kejadian konflik ini," pungkas Mahfud.

(Penulis Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/31/064500578/duduk-perkara-remaja-diterkam-harimau-saat-main-hape-diseret-ke-dalam-hutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke