Salin Artikel

Orangutan Sumatera dan Beo Hasil Penyelundupan Dipulangkan ke Medan dari Jakarta

Kesembilan satwa dilindungi itu kini direhabilitasi di Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, dan Pusat Penyelamatan Satwa Sibolangit, Deli Serdang. 

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) Irzal Azhar menjelaskan, orangutan sumatera dan tiong mas atau beo merupakan satwa endemik yang hanya di temukan di Pulau Sumatera khususnya bagian Utara.

Ke-sembilan satwa tersebut 'pulang' setelah memiliki kekuatan hukum tetap berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Cikarang Nomor: 234/Pid/LH/2021/Pn.Ckr. 

Masuk satwa dilindungi

Sedangkan delapan individu Beo Medan berasal dari penyerahan masyarakat, yang sebelumnya ditampung dan dirawat di Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur (PPSTA) yang dikelola Balai KSDA DKI Jakarta.

"Kepulangan sembilan satwa dilindungi itu pada bertepatan dengan Hari Orangutan Internasional yang diperingati pada 19 Agustus 2021," ujarnya kepada wartawan di Kargo Bandara Internasional, Kamis sore. 

Dijelaskannya, orangutan tersebut dikirim dari Tegal Alur Jakarta berjenis kelamin Jantan, umur sekitar 2 tahun dengan kondisi sehat.

Tiong Emas/Beo (Gracula religiosa) adalah satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.

Masuk pusat karantina

Baik orangutan maupun beo tersebut, sebelum dilepasliarkan ke habitatnya, terlebih dahulu menjalani rehabilitasi di Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan Sumatera di Batu Mbelin Sibolangit.

Pusat karantina itu dikelola oleh mitra BBKSDA Sumut, Yayasan Ekosistem Lestari.

Sedangkan delapan burung tiong emas/beo tersebut, akan direhabilitasi di PPS Sibolangit yang dikelola BBKSDA Sumut.

Setibanya di lokasi karantina dan rehabilitasi, satwa tersebut juga akan menjalani proses pemeriksaan dan pemulihan kesehatan serta rehabiltasi.


Antisipasi penularan Covid-19

Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 saat ini, hewan bisa saja tertular virus. Karena itu, pemulangan satwa dilindungi ini telah menerapkan protokol kesehatan. Satwa tersebut sudah menjalani test swab dan personil yang terlibat dalam kegiatan juga sudah vaksin dan menggunakan masker/face shield. 

"Orangutan adalah satwa dengan DNA 97 persen mirip dengan manusia sehingga penerapan protokol kesehatan menjadi sangat penting agar satwa tidak tertular virus dan sebaliknya," katanya.

Perdagangan ilegal, induk dibunuh untuk ambil anaknya

Irzal menyebut, terhadap satwa orangutan indikasinya telah terjadi perdagangan ilegal.

"Selama ini indikasinya adalah perdagangan karena memang orangutan itu sewaktu kecil kan lucu ya. Jadi ada indikasi mereka itu mendapatkan anak orangutan membunuh induknya dulu. Karena anak orangutan selalu nempel kepada induknya. kemudian nanti diambil anaknya dipelihara oleh para hobiis," katanya. 

Pantauan di lapangan, orangutan tersebut dikurung dalam kandang besi. dari mobil boks diturunkan di kargo kemudian dipindahkan ke mobil yang akan mengangkutnya ke pusat karantinanya di Batu Mbelin, Sibolangit.

Di dalam kandang, orangutan tersebut tampak aktiv dan merespon yang dilihatnya di luar kandang. Sementara delapan burung tiong mas ditempatkan di kotak. 

Seorang dokter hewan di lokasi juga sempat memberi buah-buahan. Selain itu, dia juga mengingatkan kepada fotografer yang lensanya terlalu dekat dengan lubang jendela kecil pada kandang tersebut saat mengambil gambar agar lebih berhati-hati.

Dia pun juga mengingatkan siapapun yang hendak mengambil gambar agar tetap menggunakan masker. Sesekali orangutan itu tampak merronta di dalam kandang dengan keriuhan. 

"Sudah-sudah ya, gantian yang ambil foto. Nanti stres dia. Sebentar saja ya. Saya tak tanggung jawab kalau nanti kameranya ada yang diambil," katanya kepada sembari mencoba menutup jendela kandang.  

https://regional.kompas.com/read/2021/08/20/061613478/orangutan-sumatera-dan-beo-hasil-penyelundupan-dipulangkan-ke-medan-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke