Salin Artikel

Tuai Kontroversi, Ini Sosok Eurico Guterres, Penerima Jasa Bintang Jasa Utama, Sempat Ditahan Intel Militer

Namun, penghargaan tersebut menuai kontroversi.

Dikutip dar VOA Indonesia, Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena mengatakan, pemberian penghargaan Bintang Jasa Utama kepada mantan milisi pro-integrasi Timor Timur, Eurico Guterres, mencederai hak asasi manusia di Indonesia.

Sebab, menurut catatan Amnesty, Guterres merupakan terduga pelaku pelanggaran HAM di Timor Leste pada 1999.

Karena itu, Wirya meminta Presiden Joko Widodo untuk mencabut penghargaan tersebut dari Guterres.

Amnesty International Indonesia juga menuliskan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo untuk menyatakan keberatan atas pemberian Bintang Jasa Utama ke Eurico Guterres.

Selain penghargaan Bintang Jasa Utama, Eurico juga menerima penghargaan medali dan piagam Patriot Bela Negara dari Menhan Prabowo pada 15 Desember 2020.

Eurico muda dibesarkan oleh warga sipil Indonesia dan putus sekolah pada tingkat SMA. Dia sempat telibat dalam kegiatan gangster kecil-kecilan di Dili.

Eurico juga sempat ditahan oleh intel militer Indonesia dengan tuduhan terlibat dalam komplotan untuk membunuh Presiden kedua RI, Soeharto, saat akan berkunjung ke Dili pada tahun 1988.

Eurico pernah menjadi sosok yang pro-kemerdekaan Timor Timur. Namun, di tengah jalan, ia berubah menjadi pro-Indonesia.

Ia pun menjadi informan untuk Kopassus sekaligus menjadi agen ganda terhadap gerakan kemerdekaan.

Akibatnya, Eurico dipecat dari tugasnya pada 1990.

Pada tahun 1994, Prabowo merekrut Eurico menjadi bagian dari Gardapaksi, yakni organisasi yang memberikan pinjaman dengan bunga rendah untuk memulai usaha kecil.

Namun, anggota Gardapaksi juga diminta untuk menjadi informan dalam satuan pro militer. Kala itu, Gardapaksi didukung oleh Gubernur Timor Timur yang saat itu dijabat oleh Abilio Soares.

Ia ternyata memiliki catatan panjang dalam pelanggaran hal-hak asasi manusia di Timor-Timur.

Eurico, yang merupakan mantan wakil panglima Pasukan Pejuang Ingerasi (PPI) dan komandan milisi Aitarak, dituduh terlibat dalam sejumlah pembantaian di Timor Timur. Ia disebut menjadi pemimpin milisi utama pada pembantaian pasca-referendum provinsi terebut.

Dia pun menjadi tertuduh utama dalam pembantaian di Gereja Liquica yang terjadi pada 6 April 1999.

Menurut estimasi PBB, ada setidaknya 200 warga Timor Timur yang dibunuh dalam kejadian tersebut. Namun, Eurico belum pernah dibawa ke pengadilan atas kasus tersebut.

Eurico kemudian dinyatakan bersalah dan dijatuhkan hukuman 10 tahun penjara pada 2002 atas kasus serangan serangan milisi Aitarak terhadap pemimpin gerakan kemerdekaan Timor Timur.

Sebanyak 12 orang terbunuh dalam serangan tersebut.

Putusan ini kemudian dikuatkan hingga tingkat kasasi di Mahkamah Agung. Dia sempat mengajukan banding, tetapi gagal. Eurico pun mulai dipenjara sejak tahun 2006.

Pada tahun 2008, ia mengaku peninjauan kembali dan oleh Mahkamah Agung, ia dibebaskan dari segala tuduhan.

Dirinya mempersilakan jika ada pihak berpandangan miring terhadap dirinya yang telah menerima penghargaan.

Yang pasti, kata Eurico, pemberian penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo kepada dirinya tidak bertujuan untuk menghina negara lain.

"Saya ini warga negara Indonesia. Saya hanya tunduk dan taat kepada negara saya Indonesia tercinta," ujar Eurico, Selasa (17/8/2021).

Menurut Eurico, perjuangan mereka sebagai warga eks Timtim cukup panjang dan melelahkan.

"Tetapi, kecintaan kita, kecintaan kami WNI eks Timtim yang tetap setia kepada NKRI tidak luntur dengan persoalan-persoalan yang kami hadapi selama 22 tahun," kata dia.

"Karena itu, mari kita rapatkan barisan untuk melanjutkan perjuangan itu. Kita harus berbuat yang terbaik bagi bangsa Indonesia," ujar Eurico.

Saat ini Eurico menjabat sebagai Ketua Umum Uni Timor Aswa'in (Untas) dan Forum Komunikasi Pejuang Timor-Timur (FKPTT).

Selain itu, ia juga dikenal sebagai politisi yang beberapa kali berpindah partai, antara lain Partai Golkar, PDI-P, PAN, Perindo, dan Gerindra.

SUMBER: KOMPAS.com (Sigiranus Marutho Bere, Dian Erika Nugraheny | Editor : Robertus Belarminus, Phytag Kurniati, Krisiandi))

https://regional.kompas.com/read/2021/08/19/062600778/tuai-kontroversi-ini-sosok-eurico-guterres-penerima-jasa-bintang-jasa-utama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke