Salin Artikel

Mengenal Tenun Gringsing yang Dikenakan Puan Maharani, Penolak Bala dari Karangasem Bali

Payas Agung adalah pakaian adat Buleleng yang terdiri dari atasan yang disebut angkin prada (serupa stagen) yang dilengkapi selendang disampir ke bahu.

Sedangkan bawahan menggunakan tenun gringsing khas Bali hingga mata kaki dengan warna dan corak bali yang terkesan mewah.

Disebutkan bahwa semua anak dan perempuan dewasa di desa tersebut memiliki kemampuan menenun kain gringsing sehingga kain khas Bali bertahan dan berkembang di masyarakat hingga saat ini.

Tenun gringsing dibuat secara manual. Setiap helai benang dimasukkan, disusun satu per satu sesuai dengan desain sampai menjadi helai kain.

Perajin masih menggunakan alat bukan mesin (ABM) yang masih tradisional dan dibuat dari kayu yang dirancang sendiri, dengan sangat sederhana.

Pembuatan kain tenun gringsing, diawali dengan proses ritual di tempat mereka bekerja agar proses pengerjaan berjalan lancar.

Selain itu, sebelum pengerjaan dilakukan, perajin tenun harus memastikan tidak ada halangan seperti kematian dan tidak dalam kondisi datang bulan (haid).

Kain tenun ini memiliki ciri khas warga gelap, seperti coklat tua, merah tua, dan biru tua. Warna-warna tersebut dihasilkan dari tumbuhan, buah-buahan, dan akar-akaran yang ada di sekitar hutan di Nusa Panida, Klungkung.

Bagi masyarakat Tenganan, warna coklat tua cenderung mengesankan kegelapan yang menampakkan kesan magis, tentang alam, dan ketuhanan.

Kain gringsing merupakan satu-satunya tenun ikat ganda yang berasal dari Indonesia.

Tenun dobel ikat yang memiliki arti tersendiri dalam kehidupan masyarakat Tenganan Pegringsingan yaitu sebagai suatu penyatuan lahir dan batin.

Pemaknaan kain tenun dobel ikat sebagai penyatuan lahir batin pada kehidupan kemanusiaan yang mereka jalankan sehari-hari.

Pada umumnya motif-motif tenun gringsing adalah gambar binatang kadal, kalajengking, topeng, bunga cempaka, bunga terong, dan sejenisnya.

Masyarakat Bali percaya motif tersebut dari zaman prasejarah dan dipercaya sebagai penolak bala (roh jahat).

Orang sakit demam, panas, plu, dan sejenisnya, jika diselimuti dengan kain tenun gringsing yang notabene tebal, sangat memungkinkan orang akan bisa waras (sembuh).

Masyarakat juga mengartikan gring dan sing dari kata "gringsing".

Kata gring diartikan sebagai kegeringan, wabah, atau penyakit. Sedangkan sing dalam bahasa Bali pedalaman diartikan sebagai tidak atau menolak.

Sehingga, kata "gringsing" berarti sebagai penolakan terhadap penyakit sehingga masyakat juga terhindar dari segala bentuk wabah.

Selain itu, kain gringsing juga digunakan oleh sepasang pengantin saat upacara pernikahan. Atau digunakan saat acara adat, seperti peran padan, mekare-kare, dan ngusaba desa.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/17/083800078/mengenal-tenun-gringsing-yang-dikenakan-puan-maharani-penolak-bala-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke