Salin Artikel

Mahasiswi UMG Ramu Semprotan Aroma Terapi Pelega Napas Saat Kenakan Masker

Kondisi ini kemudian direspons oleh tim mahasiswa prodi D III Farmasi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), dengan cara membuat semprotan aroma terapi pelega napas.

Tim yang beranggotakan Rochimia Mustofa, Ilmi Mardhiyatul Fadhilah, Dwi Abdi Amanatin, Kharisma Andiningtyas dan Savira Indah Putri, meramu semprotan aroma terapi pelega napas dari bahan kulit jeruk.

Kelima mahasiswi ini membuat produk tersebut, dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) tahun 2021.

Anindi Lupita Nasyanka selaku dosen pembimbing kelima mahasiswi tersebut mengatakan, produk yang dibuat bisa menjadi solusi bagi mereka yang merasa tidak nyaman saat menggunakan masker dalam rentang waktu cukup lama.

Adapum, kulit jeruk dimanfaatkan sebagai bahan aroma terapi.

"Awalnya mereka mengajukan proposal berjudul spray (semprotan) minyak atsiri kulit jeruk manis (citrus sinansis) dalam penelitian, sebuah spray pelega napas yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk membantu kenyamanan pada saat memakai masker," ujar Anindi kepada awak media, Rabu (4/8/2021).

Mulai dari pencarian bahan, melakukan penelitian, hingga akhirnya berhasil membuat semprotan aroma terapi pelega napas untuk orang yang merasa tidak nyaman mengenakan masker dalam waktu cukup lama.

Sementara Rochimia, salah seorang mahasiswi yang terlibat dalam pembuatan produk semprotan ini menjelaskan, kulit jeruk manis dipilih usai mereka banyak melihat banyak pedagang minuman segar maupun jus, membuang begitu saja kulit jeruk tersebut ke tempat sampah.

"Itu yang kemudian terpikir oleh kami, untuk memanfaatkannya daripada dibuang begitu saja. Padahal kulit jeruk dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan yang bermanfaat, seperti spray pelega napas ini misalnya,” tutur Rochimia, yang juga ketua tim.

Terlebih, lanjut Rochimia, diketahui jika kulit jeruk memiliki kandungan minyak atsiri, yang dapat dimanfaatkan sebagai aroma terapi.

Dengan tim yang beranggotakan lima mahasiswi ini, butuh waktu dua hari untuk dapat membuat semprotan aroma terapi pelega napas seperti yang mereka harapkan.

"Karena kami juga harus mencari lapak penjual jus dan minuman jeruk segar di wilayah Gresik, yang mau diajak kerja sama," ucap Rochimia.

Adapun peralatan yang digunakan untuk membuat semprotan aroma terapi pelega napas ini, mereka merakit alat untuk destilasi dari bahan-bahan sederhana dan kerap dijumpai di dapur banyak orang.

"Destilasi yang kami lakukan yaitu destilasi sederhana, dengan menggunaan alat seperti kukusan, wadah air, selang dan wadah untuk menampung hasil destilat," kata Rochimia.

Sebagai tindak lanjut dari penelitian yang mereka lakukan, kelima mahasiswa tersebut mencoba memasarkan semprotan aroma terapi pelega napas dengan label JerPay Mint, yang dipatok seharga Rp 10.000 per botol berukuran 10 mililiter.

Tidak hanya secara konvensional, namun mereka juga coba memasarkannya melalui e-commerce.

"Rencana ke depan kami ingin mendaftarkan ke BPOM, dengan harapan mampu meningkatkan kualitas produk serta menjamin keamanan dan kehalalannya," tutup Rochimia.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/05/054359078/mahasiswi-umg-ramu-semprotan-aroma-terapi-pelega-napas-saat-kenakan-masker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke