Salin Artikel

Kisah Linmas Melawan Takut Bantu Warga Terpapar Covid-19, Sempat Dilarang Keluarga hingga Taruhan Nyawa

MALANG, KOMPAS.com - Gangsar Prawoko baru saja tiba di posko relawan penanganan Covid-19 Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC) di Jalan Pandan Kota Malang, Selasa (3/8/2021) sore.

Masih dengan pakaian dinas Linmas, Gangsar turun dari mobil berwarna hitam dengan membawa catatan.

Dia hendak mengajukan bantuan sembako untuk warga yang sedang isolasi mandiri (isoman) di Kelurahan Bunulrejo, tempat Gangsar bertugas sebagai Komandan Pleton (Danton) Perlindungan Masyarakat (Linmas).

Gangsar didampingin oleh rekannya, Bambang Sumantri yang merupakan Wakil Komandan Pleton Linmas Kelurahan Bunulrejo.

"Saya sudah dua kali mengambil bantuan sembako dari Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC) ini. Biasanya saya juga mengambil bantuan sembako dari Polsek Blimbing, Koramil dan Kodim juga ada. Dan ada beberapa donatur yang mengirimkan ke kelurahan," kata Gangsar.

Gangsar mengatakan, data yang ada saat ini, warga yang isoman di kelurahannya sekitar 200 orang. Dia harus mengambil bantuan untuk diberikan kepada mereka.

"Data terakhir itu sudah mencapai 200-an orang yang isoman. Itu menyebar di 21 RW di Kelurahah Bunulrejo," kata dia.

"Kami selalu menyuplai sembako kepada keluarga yang terpapar," tambah dia.

Supaya tidak ikut tertular, Gangsar mendistribusikan sembako dengan meletakkannya di depan rumah warga yang isoman. Sebelum diletakkan, dia mengetok pagar rumah warga itu.

"Sembako kami cantolin di pagar. Kami ketok-ketok pintunya ngasih tahu kalau jatahnya datang, lalu kami pergi," kata dia.

Terkadang, pihaknya menelepon video warga yang isoman. Hal itu dilakukannya supaya warga yang isoman itu tidak merasa terkucilkan.

"Kalau yang punya hp, kami video call gitu saja. Memberikan semangat motivasi jangan sampai yang terpapar merasa dikucilkan," kata dia.

Sementara itu, selain bertugas menyalurkan bantuan, Gangsar juga rutin menyemprotkan disinfektan di lingkungan Kelurahan Bunulrejo.

Jika ada laporan orang terpapar Covid-19, biasanya Gangsar dan timnya datang melakukan penyemprotan di lingkungan itu.

"Kami terus melakukan pencegahan dengan melakukan penyemprotan saja. Kalau yang lain-lain kami belum ada petunjuk apa yang harus kami lakukan," kata dia.

"Misalnya ada di RW berapa yang terpapar, kami turun melakukan penyemprotan disinfektan," kata dia.

Terkadang, pihaknya masuk ke rumah warga yang terpapar Covid-19. Hal itu dilakukan jika ada permintaan untuk menyemprotkan disinfektan di rumah warga.

"Kadang ada warga yang meminta rumahnya kami semprot ke kamar-kamar," kata dia.

Gangsar awalnya dilarang keluarga karena harus mendatangi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Karena sudah menjadi kewajibannya, Gangsar tetap memaksakan diri.

"Awalnya dulu memang dilarang saya. Tapi Bismillah, anak saya akhirnya memaklumi tugas saya," kata dia.

Gangsar juga awalnya takut. Tapi, dia tidak ingin virus corona ini terus menyebar.


"Saya sebetulnya khawatir wong virus ini tidak kelihatan. Tapi, kami tidak ingin menyebar lebih luas. Makanya kami memberanikan diri," kata dia.

Gangsar bersyukur belum pernah terkonfirmasi Covid-19.

Untuk menjaga kesehatannya, biasanya Gangsar mengkonsumsi vitamin sebagai pelengkap makanan. Vitamin itu rutin disediakan oleh anaknya.

"Sampai dibelikan vitamin sama anak saya. Minum ini Pak, gitu," ujar dia.

Gangsar juga dibelikan masker elektronik atau E.A Mask yang biasanya dipakai di baju supaya terhindar dari virus.

"Biasanya saya pakai antivirus yang dipakai di baju itu. Itu saya dibelikan anak saya," tutup dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/04/113225978/kisah-linmas-melawan-takut-bantu-warga-terpapar-covid-19-sempat-dilarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke