Salin Artikel

Fakta Meninggalnya Bupati Seram Barat, Positif Covid-19, Keluarga Tolak Pemakaman Prokes

Sehari sebelum meninggal, almarhum sempat menjalani perawatan di RSUP dr Johanes Leimena Ambon. Almarhum masuk ke rumah sakit tersebut dengan gejala batuk, demam dan sesak napas.

Menurut Direktur RSUP dr Johanes Leimena Ambon, dr Gelestinus Eigya Munthe, Yasin meminta pulang untuk menjalani isolasi mandiri karena kondisinya baik.

“Beliau positif Covid-19, tapi kemarin pagi minta pulang ke rumah untuk isolasi mandiri karena kondisinya memang sehat,” ujarnya.

Bupati Yasin datang ke Ambon bersama istrinya dari Piru, Ibu Kota Kabupaten Seram Barat. Kedatangan Yasin ke Ambon untuk menghadiri pernikahan salah satu keluarga.

Namun karena sakit, Yasin batal menghadiri acara tesebut.

Jenazah Bupati Yasin disemayamkan di rumah pribadi di kawasan Galunggung, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Selain menjabat bupati Kabupaten Seram Bagian Barat, almarhum juga menjabat Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Maluku.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Maluku Muhamad Roem Ohoirat. Ia mengatakan, Satgas Covid-19 Maluku dan Kota Ambon telah mendatangi rumah duka dan meminta almarhum dimakamkan sesuai protokol kesehatan.

Namun permintaan tersebut ditolak oleh keluarga.

“Dari Satgas dan Satpol PP sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk segera malam ini juga jenazah almarhum dimakamkan dengan protokol Covid-19, tapi keluarga menolak,” kata Roem kepada Kompas.com, Minggu (1/8/2021) malam.

Roem menyesalkan sikap keluarga almarhum yang menolak protokol kesehatan.

Untuk itu Polda Maluku akan memproses kasus tersebut apabila Satgas Covid-19 melaporkan kasus itu ke polisi untuk ditindaklanjuti.

“Nanti kita lihat saja. Kalau Satgas mau memproses masalah ini secara hukum, ya polisi akan mengambil langkah, nanti akan kita proses, nanti kita lihat,” kata Roem.

Pantauan Kompas.com, sejumlah keluarga dan para tetangga mulai mendatangi rumah duka untuk melayat. Sejumlah pejabat Pemkab Seram Bagian Barat juga terlihat di rumah duka.

Sementara itu di depan rumah duka, warga mulai mendirikan tenda. Banyaknya pelayat yang berdatangan membuat warga sekitar menutup sementara jalan masuk menuju rumah duka.

Banyaknya warga yang datang untuk melayat membuat halaman rumah almarhum jadi penuh sesak.

Sejumlah warga bahkan harus mengantre untuk masuk ke dalam rumah duka.

Pihak keluarga sendiri membuat tenda sepanjang jalan masuk menuju rumah almarhum.

“Kami minta agar jangan sampai membuat kerumunan, karena kasihan Kota Ambon ini sedang zona merah,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Maluku dr Doni Rerung saat dihubungi, Minggu.

Namun, keluarga menolak pemakaman dengan protokol kesehatan karena beralasan Bupati Yasin meninggal di rumah.

“Keluarga bersikeras untuk memakamkan jenazah almarhum tanpa protokol kesehatan karena mereka beralasan, almarhum tidak meninggal dunia di rumah sakit,” katanya.

Tim Satgas Covid-19 Maluku sampai membujuk delegasi keluarga. Namun, mereka tetap menentang permintaan satgas tersebut.

“Mereka (keluarga) jelaskan ke kita itu hal yang tidak mungkin untuk pemakaman secara Covid-19. Sebenarnya, kalau keluarga bersedia biar dimakamkan di pemakaman yang ada asalkan kita lakukan pemularasaan jenazah biar semua aman tapi keluarga menolak mentah-mentah,” ungkapnya.

Henri menjelaskan, satgas tak bisa berbuat banyak saat berkoordinasi dengan keluarga. Hal itu disebabkan tekanan massa yang sangat besar.

“Selain itu tadi malam tekanan masa sangat luar biasa, keluarga sangat banyak, kita tidak berani mengambil risiko akhirnya kita ambil jalan tengah karena keluarga menolak keras kita bicarakan dengan delegasi tapi juga ditolak,” katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor : Dheri Agriesta, Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/03/161600978/fakta-meninggalnya-bupati-seram-barat-positif-covid-19-keluarga-tolak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke