Salin Artikel

Apindo Sebut Warga Batam Meninggal Disebabkan Covid-19, Bukan karena Disuntik 2 Dosis Vaksin Sekaligus

Namun, dia membantah bahwa kematian Hartijo karena suntikan vaksin.

"Almarhum tervaksin dua dosis memang benar. Tapi selang empat hari kemudian almarhum terkonfirmasi Covid-19 dan masuk rumah sakit," kata Cahya melalui telepon, Kamis (29/7/2021).

Cahya menyebut, kematian Hartijo murni dikarenakan Covid-19 dan bukan karena dua dosis vaksin Sinovac yang telah diterimanya.

Cahya menjelaskan, setelah terkonfirmasi Positif Covid-19, Harjito dirawat selama lima hari di rumah sakit lalu meninggal dunia.

Menurutnya, masalah karena vaksin seharusnya mulai dirasakan oleh penerima sehari setelah menerima vaksin, bukan dirasakan beberapa hari setelahnya.

"Ini sudah empat hari kemudian almarhum memang terpapar Covid dan dirawat. Kalau dosis kuat mestinya beliau tidak terpapar," ucap Cahya.

"Sekarang seluruh keluarga istri dan anak-anaknya semua terkonfirmasi positif Covid dan masih isoman. Jadi meninggalnya almarhum tidak ada hubungannya dengan vaksin dua dosis itu," kata Cahya menambahkan.

Sementara Plt Kabid Surveiland dan Imunisasi Dinkes Batam Solihin mengatakan, pihaknya saat ini belum dapat memberikan pernyataan apa pun terkait kasus tersebut.

"Kami belum dapat memberikan statement apa pun. Kami lagi melakukan pendalaman dulu. Ini kami sudah jadwalkan pemanggilan dan meminta keterangan dari nakes yang kemarin menyuntik almarhum," kata Solihin, saat dihubungi, Jumat.

Hasil pemeriksaan terhadap nakes yang bertugas sebagai vaksinator akan langsung dilaporkan ke Komisariat Daerah (Komda) KIPI Kepulauan Riau.

Sebelumnya diberitakan, Hartijo (49), warga Perumahan Bapede, Batam Center, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), meninggal setelah mendapatkan suntikan dua dosis vaksin Sinovac sekaligus, saat pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar Apindo Kepri, Minggu (11/7/2021).

Ketua RT 01, Erry Syahrial mengatakan, berdasarkan keterangan keluarga Hartijo, kesehatan almarhum menurun setelah disuntik dua dosis vaksin sekaligus.

Erry mengatakan, sebelum meninggal, Hartijo sempat menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada warga saat menghadiri rapat persiapan Idul Adha di mushala.

Hartijo menjelaskan, saat tiba lokasi vaksinasi, dia langsung disuntik dosis pertama.

Setelah itu, seorang relawan di lokasi mengarahkan Hartijo ke vaksinator lainnya dan dia kemudian mendapat suntikan kedua.

Pada 13 Juli 2021, Hartijo sempat berkomunikasi dengan dokter yang kontaknya tertera di kartu vaksinasi. Hartijo menanyakan soal kondisinya. Namun, tidak mendapat tanggapan.

Tak lama berselang, Hartijo mengalami sakit asam lambung. Penyakitnya semakin parah hingga mengalami demam.

Keluarga kemudian membawa Hartijo ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam pada Kamis (22/7/2021).

Pihak rumah sakit melakukan tes swab dan Hartijo dinyatakan postif Covid-19.

"Positif itu setelah hasil swab almarhum keluar tanggal 24 Juli. Di RSBK dia dikarantina di ruang khusus, hingga akhirnya meninggal kemarin dan dimakamkan secara prosedural Covid-19," ucap Erry.

Hartijo meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSBK Batam pada Rabu (28/7/2021). (Kontributor Batam, Hadi Maulana)

https://regional.kompas.com/read/2021/07/31/062000678/apindo-sebut-warga-batam-meninggal-disebabkan-covid-19-bukan-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke