Salin Artikel

Kisah Siamang Umang, Dianggap Anak Sendiri oleh Warga, 6 Tahun Bersama Akhirnya Berpisah

PEKANBARU, KOMPAS.com - Keharuan terjadi saat perpisahan antara seekor Siamang dengan pemeliharanya di Jalan Mangga, Kelurahan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau.

Satwa dengan nama latin Symphalangus syndactylus itu dievakuasi oleh Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau pada Senin (12/7/2021) kemarin.

Momen itu sempat diunggah di sebuah akun @warung_jurnalis pada Kamis (29/7/2021) yang berasal dari unggahan BBKSDA Riau pada Rabu (28/7/2021).

Lantas unggahan itu turut mengundang haru netizen di media sosial di balik cerita Siamang dan pemeliharanya.

Siamang itu diketahui harus dievakuasi dari pemeliharanya karena termasuk satwa yang dilindungi pemerintah.

Kera hitam berlengan panjang itu dipelihara oleh keluarga M Dasbernawi (68), warga Kelurahan Ujung Batu.

Dari video yang diterima Kompas.com, terlihat detik-detik perpisahan Siamang dengan keluarga Dasbernawi.

Siamang yang diberi nama Umang itu, tampak tak rela berpisah dengan orang yang sangat menyayanginya.

Dasbernawi memeluk Siamang betina itu dengan erat saat dibawa ke kandang besi. Begitu pun dengan pelukan Siamang tampak begitu kuat.

Saat akan dimasukkan petugas ke dalam kerangkeng evakuasi, Siamang terlihat beberapa kali menahan pintunya sambil meminta dipeluk sama Dasbernawi.

Umang tampak berteriak histeris dengan bahasa binatangnya.

Dasbernawi memegang tangan Umang. Setelah pintu kandang ditutup, Umang menjulurkan tangannya ke Dasbernawi, seakan isyarat tak mau berpisah.

Mau tak mau, Umang harus berpisah dengan keluarga yang telah memeliharanya.

Siamang itu kini berada di kandang transit BBKSDA Riau di Kota Pekanbaru. Umang akan dirawat terlebih dahulu sebelum dilepaskan kembali ke alamnya. 


Dirawat sudah enam tahun

Dasbernawi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon mengaku sedih berpisah dengan Umang.

"Saya sedih sekali. Umang sudah menjadi bagian dari keluarga saya," ungkap Dasbernawi, Jumat (30/7/2021).

Dia mengaku merawat Umang selama enam tahun lamanya. Dirawat seperti anaknya sendiri.

Dasbernawi menceritakan, Siamang ini didapat oleh anaknya kandungnya, Elfi Eriani.

Umang merupakan korban akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) enam tahun silam. Ia terpisah dari induknya.

"Waktu itu Umang masih kecil terpisah dari induknya akibat karhutla. Kemudian dibawa pulang dan dirawat hingga besar," kata Dasbernawi.

Belakangan, tetetangga Dasbernawi datang ke rumah untuk memberitahu kalau Siamang adalah satwa dilindungi.

Lalu, anak Dasbernawi, Elfi Eriani menghubungi call center BBKSDA Riau untuk menjemput Umang.

"Jadi, anak saya yang hubungi BBKSDA Riau untuk menyerahkan Umang," sebut Dasbernawi.


Dilepas ke habitatnya

Terpisah, Kepala BBKSDA Riau Suharyono mengatakan, evakuasi seekor Siamang berdasarkan laporan dari warga bernama Elfi Eriani, di Jalan Mangga, Kelurahan Ujung, Kabupaten Rohul

Lalu, ia mengerahkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Riau untuk melakukan evakuasi.

"Pada Senin (12/7/2021) kemarin, tim kita melakukan evakuasi terhadap seekor Siamang," ujar Suharyono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Dia mengatakan, Siamang itu berusia sekitar tujuh tahun.

Setelah dilakukan serah terima, Siamang tersebut, kini berada di kandang transit BBKSDA Riau di Kota Pekanbaru, untuk dilakukan observasi guna tindakan konservasi lebih lanjut demi melindungi pelestariannya.

"Kita BBKSDA Riau berterimakasih kepada Ibu Elfi Eriani dan keluarga yang telah sukarela menyerahkan Siamang ini. Meskipun mereka berat berpisah dengan Siamang yang diberi nama Umang," ucap Suharyono.

Namun demikian, tambah dia, Siamang harus dilepaskan kembali ke habitatnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/30/152809478/kisah-siamang-umang-dianggap-anak-sendiri-oleh-warga-6-tahun-bersama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke