Salin Artikel

Kisah Anak Petani Miskin di Aceh, Mengidap Hidrosefalus dan Butuh Biaya

Penyakit itu diketahui sejak Khaidun berusia 8 bulan.

Putra kedua dari pasangan Khairiati dan Zulfikar itu kini dirawat di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin di Banda Aceh.

Sang Ayah menyebutkan, sejak Khaidun menderita penyakit itu, belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

“Misalnya kepala dinas, atau pejabat Aceh Utara itu belum ada. Hanya ada itu bantuan personal yang membantu Khaidun,” kata Zulfikar saat dihubungi, Rabu (28/7/2021).

Sehari-hari Zulfikar bekerja secara serabutan, sehingga tak mampu membiayai pengobatan anaknya.

Untuk operasi, menurut Zulfikar, dia menggunakan BPJS Kesehatan.

Namun, untuk biaya perawatan dan lain-lain, Zulfikar tetap membutuhkan biaya.

“Biaya pendampingan selama operasi yang berat. Karena kan saya tak bisa bekerja sama sekali. Kerja saya ya merawat anak saya, ini sudah operasi tiga kali,” kata Zulfikar.

Khaidun kini sudah semakin kurus.

Khaidun kesulitan bergerak, tidak seperti anak lain seusianya yang bebas menggerakkan tubuh.

Sedangkan istri Zulfikar hanya ibu rumah tangga biasa, tidak memiliki pekerjaan tetap.

“Namanya pekerja serabutan, ya tidak menentu. Kadang saya upahan di sawah orang, dapat misalnya sehari Rp 80.000. Cukup buat makan hari itu,” kata Zulfikar.

Zulfikar berharap segera mendapat bantuan untuk memenuhi biaya perawatan anaknya dan kebutuhan hidup sehari-hari.

“Semoga anak saya lekas sembuh,” kata Zulfikar.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/28/185830578/kisah-anak-petani-miskin-di-aceh-mengidap-hidrosefalus-dan-butuh-biaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke