Salin Artikel

Suami Istri Rela Jual Tas Koleksi demi Aksi "Cantol Sembako", Bantu Warga Terdampak Pandemi

Mereka berusaha memberikan perhatian untuk menolong sesama yang dilanda kesulitan akibat terdampak pandemi.

Salah satu warga tersebut adalah Whempy Christyanto, seorang warga Jalan Yos Sudarso 22 Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Meski bukan orang yang bergelimang harta dan bahkan juga terdampak pandemi, Whempy tetap berupaya meringankan beban masyarakat.

Sediakan sembako di depan rumah

Sudah beberapa pekan ini, Whempy dan keluarganya menyediakan sembako bagi warga yang membutuhkan.

Dia mengemas sembako tersebut dalam wadah plastik, lalu menaruhnya pada bangku panjang di depan rumahnya yang berhadapan dengan jalan raya.

Selain paket sembako, dia juga kerap memanfaatkan hasil panenan ladangnya. Jika panen sayuran, dia akan mencantolkan aneka sayur-mayur, begitu juga saat mereka memanen singkong.

Siapa pun boleh mengambil sembako tersebut. Siapa pun juga boleh ikut mengisi bangku maupun cantolan sembako tersebut.

Bahkan demi menjaga konsistensi gerakan itu, pria 40 tahun tersebut rela menjual beberapa tas koleksi milik istrinya, Iswati.

Koleksi tas tersebut sudah sejak beberapa hari yang lalu dia tawarkan secara daring di lapak jual beli yang ada di Facebook.

"Itu tas milik istri saya," ujar Whempy.

Beberapa merek koleksi tas tersebut meliputi Guess, Elle, Palomino, maupun Bellagio. Whempy mengaku siap banting harga supaya tas tersebut segera laku.

"Kegiatan saya beberapa hari ini sudah dijagakne (ditunggu-tunggu) masyarakat, mas. Kalau sampai berhenti, saya enggak tega. Enggak tahu gimana caranya, (cantol sembako) mesti lumintu (berlanjut terus)," lanjut bapak dari Galang Mahasena ini.

Dorongan rasa kemanusiaan

Whempy menjelaskan, dirinya melakukan itu semua karena dorongan rasa kemanusiaan.

Jiwanya tergerak saat melihat kondisi masyarakat, terutama kalangan ekonomi lemah, yang terpuruk akibat pandemi.

Situasi ini, menurutnya, sebenarnya juga dirasakan oleh warga kalangan ekonomi mapan, namun mereka masih bisa bertahan dengan tabungan.

Situasi berbeda bagi kalangan warga yang mempunyai pendapatan hari ini sekaligus untuk kebutuhan hari itu juga.

"Kami berusaha berbagi dengan saudara-saudara yang membutuhkan di tengah kondisi yang sulit ini. Walaupun kondisi bisnis keluarga kami juga sedang turun drastis bahkan tutup, mas," ungkap Whempy.

Whempy bercerita, dia sendiri juga turut terdampak pandemi.

Beberapa usahanya berupa tujuh rumah makan dengan nama Kurnia Group yang tersebar di Jawa Bali maupun usaha bus pariwisatanya, tidak ada yang beroperasi sama sekali.

Meski demikian, dia mencoba terus bertahan dengan mencari usaha lainnya. Salah satunya adalah jasa penginapan atau hotel berjejaring di daerah Kampung Inggris, Pare, Kediri.


Perbuatan baik yang menyebar

Whempy mengatakan, aksi cantol sembako yang dilakukannyaa sejak beberapa minggu lalu, juga mendapatkan dukungan dari kolega maupun masyarakat umum.

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang kemudian turut ambil bagian. Ada yang menyumbang sembako, hasil panenan, ada pula yang menyokong uang untuk pembelian sembako.

"Ini tadi juga ada bantuan sayur sawi dari tetangga sebelah, Bu Ivon Depot Wong Ayu. Juga ada dari dr Indra Direktur RS Amelia Pare ," kata Whempy, Jumat (23/7/2021).

Namun, dia menyatakan hari ini, Jumat (23/7/2021), adalah hari terakhir dia melakukan aksinya.

Whempy mengaku terpaksa menghentikan aksinya tersebut karena telah kehabisan anggaran. 

Namun dia tetap akan membuka kembali aksi tersebut jika ada pihak yang turut serta membantunya.

"Semoga tanggal 26 nanti (selepas PPKM) ekonomi kembali bergeliat lagi," harapnya.

Aksi kemanusiaan lainnya

Beberapa warga lain yang turut ambil peran adalah masyarakat yang tergabung dalam komunitas Kediri Cat Lover (KCL) yang ada di Kota Kediri.

Komunitas tersebut turut tergerak membantu sesama warga yang terdampak pandemi. Mereka membuka donasi secara internal kepada para anggotanya.

Dari hasil donasi sesuai kemampuan para anggotanya itu, terkumpul uang Rp 5 juta.

"Uang tersebut kemudian kami serahkan ke Pemkot Kediri," ujar Fandi Rahmat, salah satu anggota KCL.

Ada juga warga biasa lainnya yang secara swadaya turun tangan. Misalnya Robit Mujiburahman yang kerap membagi makanan untuk warga yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah. 

https://regional.kompas.com/read/2021/07/23/155209378/suami-istri-rela-jual-tas-koleksi-demi-aksi-cantol-sembako-bantu-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke