Salin Artikel

Cerita Penjual Pentol dan Istrinya yang Hamil 5 Bulan Meninggal karena Covid-19, Sang Anak Isolasi Sendiri di Rumah

Sehari setelahnya, sang istri, Lina Safitri (31) yang sedang hamil 5 bulan meninggal tepatnya pada Rabu (21/7/2021).

Mereka berdua meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat karena Covid-19.

Anak tunggal mereka, Vino (10) yang duduk di bangku kelas 3 SD terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Ia juga dinyatakan positif Covid-19 dan masuk kategori orang tanpa gejala.

Selama menjalani karantina, Vino ditemani paman dan rekan ayahnya yang tidur di depan pintu beratap tenda.

Kakak Kino, Margono bercerita adiknya mengeluh sakit sejak 3 minggu yang lalu. Keluarga mengira Kino sakit tipes.

Dalam keadaan tidak sehat, Kino tetap berjualan keliling dan kehujanan. Saat pulang, kondisi kesehatan Kino menurun.

Menurut Margono, adiknya sempat vaksin pertama pada 29 Juni 2021. Saat sakit, Kino kesulitan makan.

"Makan muntah, makan muntah. Sudah diperiksa medis dan diberi obat tapi enggak kunjung sembuh," tutur Margono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/7/2021).

Karena tak kunjung sembuh, Kino dilarikan ke rumah sakit pada 11 Juli 2021. Ia pun menjalani tes swab dan Kino dinyatakan Covid-19.

Namun Kino tak dirawat. Ia pulang dan diminta isolasi mandiri di rumah.

"Tapi setelah di rumah sakit diperiksa hasil swab positif (Covid-19) tepat 11 Juli. Oleh petugas medis, diberi obat, vitamin, suruh isolasi di rumah," terang Margono.

Setelah Kino dinyatakan positif Covid-19, sang istri, Lina yang hamil 5 bulan menjalani tes swab PCR di Puskesmas.

Lina kemudian diminta untuk isolasi di RS Harapan Insan Sendawar untuk menjaga kesehatan karena ia dalam kondisi hamil.

Tapi saat menjalani perawatan, kondisi Lina yang memiliki riwayat asma terus memburuk.

Sementara suaminya, Kino yang awalnya dirawat di rumah kesehatannya terus menurun hingga dilarikan ke RS. Sedangkan Vino tetap di rumah karena kategori orang tanpa gejala.

"Di rumah suaminya juga makin drop. Akhirnya dijemput pihak Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar biar perawatan di sana," beber Margono.

"Di saat itulah mereka terpisah. Vino di rumah, ayah dan ibunya di rumah sakit hingga meninggal. Ibunya meninggal 19 Juli. Ayahnya 20 Juli," kata Margono.

Margono mengatakan saat kematian ayah dan ibunya, Vino tidak ikut menyaksikan penguburan Covid-19, karena sedang menjalani isolasi.

"Kami sampaikan ke dia ayah dan ibunya sudah meninggal. Respon dia menangis. Kata dia, kok bisa meninggal, ayah dan ibu kan masih muda," tutur Margono meniru.

"Tapi setelah itu terhibur lagi, banyak keluarga, saudara beri dia makanan, di rumah ramai banyak yang nemani," sambung Margono.

Galang donasi untuk Vino

Sementara itu Karang Taruna Margo Mulyo bersama pihak Kampung Linggang Purworejo menggalang donasi buat Vino.

Rencananya donasi tersebut untuk kebutuhan Vino termasuk untuk kebutuhan sekolah.

Petinggi Kampung Linggang Purworejo, Slamet Dullah, mengatakan sudah mengeluarkan surat persetujuan penggalangan donasi bagi Vino oleh Karang Taruna Margo Mulyo.

Donasi akan dibuka sampai Minggu, (25/7/2021) melalui nomor rekening 0112907947 Bank Kaltimtara atas nama Karang Taruna Margo Mulyo.

"Ada yang sudah sumbang dan sudah diserahkan," ungkap Slamet saat dihubungi terpisah.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Zakarias Demon Daton | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2021/07/22/153500178/cerita-penjual-pentol-dan-istrinya-yang-hamil-5-bulan-meninggal-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke