Salin Artikel

Hanya Butuh 10 Menit Memotong Sapi Kurban dengan Alat Ini, Tak Khawatir Bakal Ngamuk

Sesampainya di halaman masjid, sapi langsung dimasukkan ke dalam sebuah alat yang terbuat dari besi.

Dengan sigap beberapa petugas memasangkan sabuk di bagian badan dan kaki sapi lalu mengikatnya ke alat tersebut.

Setelah dirasa aman, engsel alat tersebut dibuka dan dengan perlahan sapi direbahkan, disembelih, lalu kemudian digeser menggunakan rel ke tempat sapi akan digantung untuk dikuliti.

Semua proses tersebut terbilang cepat. Berbeda dengan proses pemotongan hewan kurban pada umumnya yang membutuhkan waktu lama. Apalagi ketika hewan kurban mengamuk.

“Sebelum ada ada alat pemotong kurban (APK) ini, waktu yang dibutuhkan untuk menyembelih lebih dari 30 menit,” ujar perwakilan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Furqon, Lili Sukarsa kepada Kompas.com di Bandung, Selasa.

Selain masalah waktu, sebelum ada alat tersebut, butuh banyak petugas untuk mengikat dan merebahkan sapi. Ada kalanya tenaga para petugas kalah dan sapi pun kabur.

“Pernah ada sapi yang kabur ke jalan tol. Selain itu, penyembelihan cara lama kurang manusiawi atau hewani gitu ya. Padahal katanya jangan begitu,” ucap Lili.

Awal mula 

Lili menjelaskan, ide membuat alat tersebut berawal dari salah satu pengurus DKM melihat penggunaan alat itu di salah satu daerah.

Pengurus DKM kemudian memodifikasinya hingga terciptalah alat yang sudah digunakan sejak dua tahun lalu itu.

Dengan alat bantu ini, sapi diam dan lebih tenang. Penyembelihan hanya membutuhkan waktu 10 menit.

Pembuatan alat tersebut menghabiskan dana Rp 5 juta yang dikumpulkan dari berbagai pihak terutama bersumber dari kencleng masjid.

“Cash flow Al Furqon dari kencleng tiap Jumat lumayan besar, di atas Rp 1,5 juta. Dari dana kencleng juga, Masjid Al Furqon bisa memasang CCTV, memiliki laptop, in focus, sound system portable, dan lainnya,” tutur dia.

Prokes ketat

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan kurban di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat.

Petugas yang jumlahnya lebih dari 100 orang ini harus dicek suhu tubuh, menjaga jarak, mengenakan dobel masker, sarung tangan, dan telah divaksin atau minimal menjalani swab antigen sebelum penyembelihan.

Orang-orang yang berada di lingkungan kurban hanya petugas. Masyarakat sama sekali tidak diperbolehkan menonton.

Kalaupun ada, petugas akan meminta warga menjaga jarak, hindari kerumunan, dan selalu mengenakan masker.

Untuk pembagian hewan kurban, petugas akan mengantarkan ke masing-masing rumah untuk menghindari kerumunan.

“Tahun ini ada 12 ekor sapi dan belasan domba. Jumlah warga di lingkungan ini ada 700 KK,” kata dia.

Selain warga di Jakapurwa, pihaknya selalu menerima proposal bantuan daging kurban dari beberapa daerah. Namun, tahun ini jumlah proposal yang masuk hanya sedikit.

“Daging-daging ini akan dibagikan ke warga sekitar, warga yang mengajukan proposal, serta ke daerah-daerah yang membutuhkan, seperti daerah yang kerap dilanda banjir,” tutur dia.

Pihaknya berupaya maksimal menjalankan prokes. Apalagi pemerintahan setempat sudah mengingatkan, boleh melaksanakan kurban, tapi bila terjadi klaster baru, menjadi tanggung jawab panitia kurban.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/20/132154378/hanya-butuh-10-menit-memotong-sapi-kurban-dengan-alat-ini-tak-khawatir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke