Salin Artikel

Juli 2021, 32 Pasien Covid-19 di Kulon Progo Meninggal Saat Isoman

KULON PROGO, KOMPAS.com – Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, mencatat pada 1-14 Juli 2021 ada 32 pasien Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Semantara pada Juni 2021, ada 10 pasien Covid-19 meninggal saat menjalani isoman.

“Pasien isolasi mandiri juga meninggal di rumah dalam kondisi isoman. Pada bulan Juli ada 32 kasus meninggal di rumah,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati kepada wartawan, Jumat (16/7/2021).

Kasus kematian isoman seiring dengan peningkatan kasus maupun total kematian dalam tiga bulan belakangan.

Pada Juni 2021, tercatat 2.700 kasus baru dan sedikitnya 34 pasien meninggal dunia di RS rujukan maupun isoman.

Sementara dalam dua pekan terakhir, kasus sudah bertambah lebih dari 3.500 kasus dengan sedikitnya 65 kasus kematian baik saat pasien isoman maupun di rumah sakit rujukan Covid-19.

“Terdapat tren kenaikan di Juli ini,” kata Baning.

Meski demikian, tingkat kematian Covid-19 di Kulon Progo dianggap paling sedikit dibanding daerah lain di Yogyakarta maupun nasional.

Saat ini, tingkat kematian Kulon Progo masih 1,7 persen. Sedangkan daerah lain di Yogyakarta sudah lebih dari 2 persen.

Penambahan Tempat Tidur

Pemerintah pun lantas mendorong penambahan tempat tidur di rumah sakit, utamanya RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang (RS NAS) di Sentolo dan beberapa rumah sakit swasta yang turut menangani Covid-19.

Upaya ini menjadi langkah untuk menampung pasien Covid-19 bergejala sedang mengarah pada gejala berat dan kritis.

Saat ini, baru ada 108 tempat tidur dengan bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian lebih dari 90 persen.

Hal ini tentu membuat pasien isoman dengan gejala sedang maupun berat sulit mengakses rumah sakit.

Baning mengungkapkan, rumah sakit tengah mengupayakan penambahan puluhan tempat tidur lagi di Juli ini.

Termasuk di Bangsal Cempaka RSUD Wates untuk maternal dan perinatal atau melayani ibu hamil dan bayi.

“Maka akan ada 177 tempat tidur yang bisa digunakan pasien isolasi Covid-19 dengan gejala sedang mengarah ke berat,” kata Baning.

Upaya pemerintah ini seiring penambahan kasus baru di Kulon Progo, terutama dalam tiga bulan terakhir.

Penambahan kasus terbanyak terjadi karena penularan dalam keluarga dan masih terjadi penularan di perkantoran.

Baning mengungkapkan, penambahan tempat tidur bukan jalan keluar utama dalam menangani Covid-19.

Menurutnya, upaya menekan mobilitas warga lewat PPKM Darurat, percepatan vaksinasi, juga tracing dan tes, dinilai sebagai kunci keberhasilan menangani kasus Covid-19 di Kulon Progo.

“Tanpa pengendalian di hulu PPKM hingga vaksinasi), maka berapa pun bangsal yang disiapkan rumah sakit tidak akan cukup bagi pasien yang membutuhkan layanan RS. Karena itu, prioritas kita adalah menyelesaikan di hulunya,” kata Baning.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/16/190412178/juli-2021-32-pasien-covid-19-di-kulon-progo-meninggal-saat-isoman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke