Salin Artikel

Dalam Dua Pekan, 20 Pasien Covid-19 di Balikpapan Meninggal Saat Isoman

SAMARINDA, KOMPAS.com – Sebanyak 20 pasien Covid-19 di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (isoman) sejak dua pekan terakhir.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarti mengatakan, sebagian dari pasien yang meninggal itu karena kondisi drop.

"Rata-rata sesak napas di rumah," ungkap perempuan dengan sapaan Dio saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/7/2021).

Penyebab lain, kata dia, karena penuhnya ruang perawatan di rumah sakit penuh sejak dua pekan terakhir.

Akibatnya, sebagian pasien terpaksa menjalani isoman di rumah. Meski demikian, mereka tetap dalam pemantauan petugas puskesmas.

"Kita tetap lakukan pertolongan semaksimal mungkin. Tim medis melalui call center 119 siap ke rumah-rumah," terang dia.

Karena itu, Dio meminta masyarakat yang merasakan gejala mirip Covid-19 agar melaporkan diri ke puskesmas terdekat.

Hal tersebut mengantisipasi agar ketika terkonfirmasi positif Covid-19, maka tetap dalam pengawasan tim medis di puskesmas, meski isoman.

"Ada juga yang merasa sakit biasa dan tak pergi berobat, tidak juga melapor. Jika ada gejala fisik batuk, pilek, demam, segera berobat ke puskesmas terdekat. Biar bisa didiagnosa Covid-19 atau bukan," terang dia.

Dio mengungkapkan, ada pasien yang punya komorbid tapi enggan memeriksa diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Padahal, dengan memeriksakan diri bisa menghindari terjadinya kematian.

Dio mengingatkan masyarakat yang merasa sebagai kontak erat dengan pasien positif Covid-19, lebih pro aktif melaporkan diri ke puskesmas terdekat.

Dikutip dari keterangan tertulis Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Balikpapan, Jumat (9/7/2021),

Dio menjelaskan, salah satu faktor penyebab kematian Covid-19 di Balikpapan tinggi dua pekan terakhir, juga disebabkan keterlambatan membawa pasien ke rumah sakit.

Setelah di rumah sakit pun, masih banyak kendala misalnya ruang insentive care unit (ICU) yang penuh.

Sementara pasien kritis yang seharusnya mendapat penanganan di ICU terpaksa mendapat penanganan di ruang isolasi atau instalasi gawat darurat (IGD).

“Jadi masyarakat perlu memahami untuk lebih taat prokes agar bisa mengendalikan lonjakan kasus positif ini,” tegas dia.

Jika tidak begitu, kata dia, rumah sakit akan selalu penuh, meski pun selalu diperbanyak tempat tidur maupun ruangan.

“Covid-19 ini menular. Jadi yang harus ditekan adalah penularannya. Kalau enggak, sebesar apa pun kapasitas rumah sakit tetap saja penuh,” pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/14/101834778/dalam-dua-pekan-20-pasien-covid-19-di-balikpapan-meninggal-saat-isoman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke