Salin Artikel

Pelanggaran Selama PPKM Darurat di Yogya Lebih Tinggi Dibanding PPKM Mikro

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pelanggaran selama Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat lebih tinggi jika dibanding pada saat PPKM berbasis mikro.

Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Noviar Rahmat mengatakan, penyebab meningkatnya jumlah pelanggaran adalah karena pada saat PPKM mikro aturan tidak seketat PPKM darurat.

Ia mencontohkan, pada saat PPKM mikro tempat usaha masih diperbolehkan buka. Warung makan atau restoran masih diizinkan buka dan makan di tempat saat PPKM mikro.

“Jelas meningkat karena PPKM mikro masih longgar misalnya makan ditempat itu masih bisa dan pukul 20.00 takeaway. Kalau sekarang ketentuannya tidak boleh makan di tempat,” katanya saat zoom meeting dengan awak media, Rabu (7/7/2021).

Noviar mengungkapkan pelanggaran PPKM darurat jumlahnya dua kali lipat jika dibanding saat PPKM mikro. 

“Kalau PPKM mikro paling 100.bisa dua kali lipat, bisa menemukan pelanggaran langsung dengan penutupan bisa 200," ungkapnya.

Untuk daerah dengan pelanggaran tertinggi, menurut Noviar, berada di Kabupaten Sleman.

Salah satu alasan mengapa Sleman menjadi lokasi dengan pelanggaran tertinggi adalah wilayah Sleman yang lebih luas jika dibanding dengan wilayah lainnya.

“Tertinggi pelanggaran di daerah Sleman karena wilayah luas. Bisa menemukan pelanggaran sebanyak 50 sekali jalan,” tambah Noviar.

Tidak hanya jumlah pelanggaran yang tinggi, di Sleman tingkat aduan masyarakat juga lebih tinggi jika dibanding dengan daerah lainnya. 

Selain di Sleman, wilayah dengan pelanggaran yang termasuk tinggi adalah di Kota Yogyakarta.

Walaupun Jalan Malioboro sudah ditutup dan sudah tidak ada pedagang yang berjualan di sekitarnya, tetapi pelanggaran masih ditemui di daerah lain.

“Yang berada di luar (Malioboro) masih ada toko-toko yang buka. Jalan Sultan Agung masih ada, di Wirobrajan juga masih terjadi,” ungkap Noviar.

Tempat usaha yang melanggar langsung dilakukan penindakan beberapa dilakukan penyegelan.

Noviar menuturkan beberapa tempat usaha yang disegel seperti tempat hiburan, spa, salon, hingga game net.

“Tempat-tempat kami datangi tutup paksa ternyata kita datangi lagi masih buka. Kita tutup segel tidak bisa buka sampai tanggal 20 Juli,” ucapnya. 

https://regional.kompas.com/read/2021/07/07/181158678/pelanggaran-selama-ppkm-darurat-di-yogya-lebih-tinggi-dibanding-ppkm-mikro

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke