Salin Artikel

Cerita Korban Kerusuhan di Yalimo, Ruko Dibakar dan Memilih Mengungsi ke Wamena

Massa yang diduga pendukung pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil membakar sejumlah bangunan di Distrik Elelim, Yalimo.

Total 34 kantor pemerintahan, 126 rumah kios, empat kendaraan roda empat dan 115 kendaraan roda dua menjadi sasaran amuk massa. Akibat aksi tersebut, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 324 miliar.

Salah satu korban kerusuhan adalah Kardas. Ia tinggal di Yalimo sejak 2009 dan memiliki usaha kayu.

Pasca-kerusuhan, dia pun memilih mengungsi ke Wamena. Ia bercerita, saat kerusuhan, ruko miliknya di Yalimo ikut dibakar massa.

Di hari kejadian Kardas mengaku didatangi massa dan mereka meminta agar Kardas keluar dari rukonya karena akan dibakar. Bahkan massa sempat meminta Kardas untuk mengambil barang-barang berharga.

Ia mengaku mengenal sebagian massa yang membakar rukonya dan ia menjelaskan massa tak melakukan kekerasan pada warga yang rukonya dibakar.

"Yang bakar kita teman-teman semua," kata Kardas yang berprofesi sebagai pengusaha kayu.

Menurutnya, saat kerusuhan tak ada aparat di lokasi kejadian. Karena trauma, ia pun memilih mengungsi ke Wamena. Ia akan kembali ke Yalimo jika kondosi sudah kondusif.

"Ya mau balik tapi nanti tunggu semua kondusif, tunggu penetapan (bupati dan wakil bupati) dulu," kata dia.

Tak hanya itu, ia juga melihat asap mengepul dari kejauhan dan teriakan massa cukup keras yang membuatnya trauma.

Karena kondisi tak aman, Illias pun membawa keluarganya ke Polsek Elelim untuk mencari perlindungan sebelum akhirnya mengungsi ke Wamena.

"Sekarang rumah sudah habis terbakar, waktu kejadian kami lari ke Polsek," kata warga asal Makassar itu.

Setiba di Wamena, ia mengisi data diri di Gedung Tongkonan Wamena yang menjadi posko induk pengungsi Yalimo.

Rencananya, Illias akan bergabung dengan warga Makassar lain yang sama-sama mengungsi untuk tinggal sementara di Mushala Al-Mustakim Jibama.

Total, ada 1.025 warga Yalimo yang mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Setelah mendapat informasi tersebut, pengurus Paguyuban Nusantara di Wamena mengevakuasi warga dengan cepat.

"Kita turunkan sekitar 35 kendaraan, saya sendiri turun ke Elelim ketuk-ketuk rumah warga yang tidak dibakar untuk tanya apa mereka mau ikut ke Wamena apa tidak," kata Arman.

Ia menyebut saat ini, ada 737 orang pengungsi Yalimo di Gedung Tongkonan Wamena.

Terkait kebutuhan pengungsi, Arman mengatakan mereka membutuhkan bahan pokok termasuk keperluan bayi dan balita.

"Bahan pokok pasti kita butuh tapi keperluan bayi ini sekarang kurang sekali," kata dia.

Para pengungsi yang berada di Gedung Tongkonan kini tidur dengan beralaskan terpal atau tikar. Ada sebuah dapur umum yang dibuat swadaya oleh paguyuban nusantara.

Sementara itu saat dikonfirmasi, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang mengatakan sudah tidak ada pengungsi di Distrik Elelim karena sebagian besar sudah berada di Wamena.

"Sekarang sudah tidak ada pengungsi, mereka tadi malam berangkat ke Wamena pakai truk dan mobil-mobil strada," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2021/07/07/060700678/cerita-korban-kerusuhan-di-yalimo-ruko-dibakar-dan-memilih-mengungsi-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke