Salin Artikel

Terima Kasih Pembaca Kompas.com, Sudah Membantu Pengobatan Bayi M Fareski, namun Takdir Berkata Lain...

Kompas.com berkolaborasi dengan situs Kitabisa.com untuk menggalang dana buat biaya perawatan bayi laki-laki tersebut.

Donasi yang terkumpul sebesar Rp 15.028.559.

Bantuan tersebut diterima langsung oleh orangtua M Fareski, Izuldi (46) dan istri, Rita Susrianti (40), di rumahnya di Desa Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (6/7/2021).

Seperti diketahui, bayi M Fareski mengidap penyakit langka, yaitu Omphalocele atau Omfalokel.

Penyakit ini adalah kelainan lahir yang ditandai dengan keluarnya organ yang ada di dalam rongga perut bayi, seperti lambung, hati, usus, melalui pusar. Ia berusia lebih kurang satu bulan.

Meski keluarga sudah berjuang, tapi takdir berkata lain.

Bayi M Fareski meninggal dunia pada Jumat (30/4/2021), pukul 00.00 WIB.

"Kami sudah berjuang mencari pengobatan dan merawatnya agar bisa sembuh. Tapi, bayi kami meninggal dunia di RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru," ucap ayah M Fareski, Izuldi saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (6/7/2021). 

"Terima kasih kepada seluruh donatur..."

"Saya dan keluarga sangat berterima kasih, baik kepada Kompas.com, Kitabisa.com dan seluruh donatur yang sudi menyisihkan rezekinya untuk membantu kami," kata Izuldi.

Senada disampaikan istri Izuldi, Rita Susrianti.

"Kami orangtua dari Fareski menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan peduli bapak dan ibu kepada kami. Tentu kami tak bisa membalas kebaikan dari Kompas.com dan para donatur," tambah Rita.

Izuldi melanjutkan, bantuan tersebut terutama akan digunakan untuk membayar utang kepada saudaranya.


Uang bantuan untuk bayar utang dan akikah almarhum M Fareski

Sebelumnya, dia meminjam uang Rp 5 juta untuk biaya perawatan bayinya saat berada di rumah sakit di Pekanbaru.

"Saya bayar hutang. Karena, waktu bawa Fareski ke rumah sakit di Pekanbaru pinjam uang saudara Rp 5 juta," sebut Izuldi.

Selain itu, dia akan mengakikahkan almarhum bayinya itu. Akikah rencananya akan dilakukan minggu depan.

Sedangkan sisanya, Izuldi mengaku akan menyimpan sebagian uang dan juga buat kebutuhan dua anak dan istrinya.

Izuldi yang tinggal disebuah rumah papan di Desa Tali Kumain, Kecamatan Tambusai,  Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), hanya sebagai penderes karet.

Pendapatannya pas-pasan. Belum lagi menghidupi dua anaknya yang berusia 21 tahun dan 12 tahun

"Sekarang saya kerja cuma deres karet. Itu pun kadang sering hujan, tidak bisa deres karet. Kerja lain tak ada. Anak saya butuh biaya juga. Anak yang pertama sudah tamat SMA, sedangkan yang kedua mau masuk SMP," sebut Izuldi.

Selama merawat Fareski, sampai sekarang Izuldi dan istrinya tinggal di rumah orangtuanya di Desa Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar.

"Kami rencananya mau pindah juga ke Batu Bersurat," kata Izuldi.

Bayi derita penyakit langka Omphalocele sempat viral di media sosial

Diberitakan sebelumnya, beredar di media sosial foto seorang bayi laki-laki mengalami penyakit Omphalocele di Provinsi Riau.

Omphalocele atau omfalokel adalah kelainan lahir yang ditandai dengan keluarnya organ yang ada di dalam rongga perut bayi, seperti lambung, hati, usus, melalui pusar. Kasus ini sangat jarang terjadi.

Beberapa foto bayi malang itu diposting dengan disertai keterangan oleh akun Facebook Alya Jazilah Zila.

"Assalamualaikum..mohon doa dan batuannya sudara/i dengan sedikit menyisihkan rezki kita untuk bayi ibu rita susrianti (ita) yang mengidap penyakit omfalokel sejak lahir, pernah dirawat di RS ARIFIN AHMAD pekanbaru selama 21 hari dan sekarang sudah dibawah pulang dikarna keterbatasan biaya. Sekarang adek bayi tingga di Desa Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar," tulis akun facebook itu.

Dilihat Kompas.com, kondisi bayi itu sangat memperihatinkan. Organ dalam perutnya keluar.

Bayi tersebut anak dari pasangan Izuldi (46) dan Rita Susrianti (40). Mereka berdomisili di Desa Tali Kumain, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau.

Izuldi saat dihubungi Kompas.com membenarkan kondisi bayinya.

Dia menyebut, bayinya dibawa pulang lagi setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau di Kota Pekanbaru, pada Selasa (6/4/2021), karena tak ada biaya selama di sana.

"Anak saya dirawat selama 21 hari. Tetapi, belum ada tindakan operasi. Karena, kata dokter rumah sakit harus nunggu organ yang keluar itu mengecil dulu. Kalau sudah masuk lagi organ yang keluar baru dijahit. Tapi harus nunggu sampai usai sekitar delapan bulan," kata Izuldi, Sabtu (10/4/2021) malam.


Namun, ia memutuskan untuk merawat bayinya di rumah saja, karena kekurangan biaya selama berada di rumah sakit. Apalagi, sampai menunggu selama itu.

Sedangkan untuk biaya perawatan bayinya di rumah sakit ditanggung BPJS.

"Jadi, bukan rumah sakit yang menyuruh pulang. Memang kami mau merawat di rumah. Karena, kalau masih lama di rumah sakit kami tidak ada uang lagi buat beli makan, minum, beli obat dan sebagainya. Selama di sana saya tidur di ruang tunggu rumah sakit, lebih kurang tiga pekan lamanya," kata Izuldi.

Dia menceritakan, bayinya itu lahir pada 15 Maret 2020, sekitar pukul 14.00 WIB, di Rumah Sakit Surya Insani di Rohul.

Saat itu, bayinya lahir sudah ada kelainan, yaitu Omphalocele.

Bayi berusia 27 hari bernama Muhammad Fareski itu kemudian dirujuk ke RSUD Rohul. Setelah dirawat lima hari, akhirnya dirujuk ke RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru.

Izuldi sempat bingung memikirkan biaya untuk berangkat ke Pekanbaru.

"Saya akhirnya jual emas istri setengah emas dan pinjam uang adik untuk berangkat ke Pekanbaru," kata Izuldi.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/06/162531778/terima-kasih-pembaca-kompascom-sudah-membantu-pengobatan-bayi-m-fareski

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke