Salin Artikel

Soal Perawat Puskesmas yang Dikeroyok, Polisi Cari Identitas dan Buru Para Pelaku

LAMPUNG, KOMPAS.com - Aparat kepolisian masih mencari identitas untuk memburu para pelaku pengeroyokan perawat Puskesmas Kedaton.

Kapolsek Kedaton, Komisaris Ery Hafri mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan atas kasus pemukulan dan pengeroyokan perawat tersebut.

Korban bernama Rendy Kurniawan (26) dipukuli tiga orang tak dikenal pada Minggu (5/7/2021) dini hari di tempatnya bekerja.

Ketiga pelaku ingin merampas tabung oksigen milik puskesmas untuk dibawa pulang.

Ery mengatakan, kasus itu telah dilaporkan korban ke Polsek Kedaton dengan nomor laporan LP/525/VII/2021/Sektor KDT/Resta Balam/Polda LPG pada pagi hari kejadian.

"Ya, sudah dilaporkan oleh korban. Saat ini kami masih dalam proses penyelidikan," kata Ery ditemui di ruang kerjanya, Senin (5/7/2021).

Ery menambahkan, sejauh ini pihaknya telah mengumpulkan sejumlah bukti di antaranya, rekaman video saat korban dikeroyok serta keterangan sejumlah saksi.

"Saksi-saksi sudah kami mintakan keterangannya dan bukti rekaman video juga sudah kami pegang," kata Ery.

Pekerjaan rumah terkini untuk kasus pengeroyokan itu, kata Ery, adalah mencari identitas para pelaku.

"Nanti kami kabari perkembangan kasus ini selanjutnya," kata Ery.


Minta kasus diusut serius

Sementara itu, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Lampung meminta kepolisian serius mengusut kasus penganiayaan perawat Puskesmas Kedaton.

Ketua PPNI Lampung, Dedi Afrizal mengatakan, pihaknya mengutuk keras tindakan premanisme yang menimpa Rendy Kurniawan perawat di Puskesmas Kedaton itu.

Menurut Dedi, tindakan pengeroyokan itu sepatutnya tidak terjadi dengan dalih apapun. Terlebih lagi, pada saat kejadian korban sedang bertugas jaga di fasilitas kesehatan itu.

"Itu tindakan yang tidak seharusnya terjadi, bahkan dengan dalih apapun. Perawat adalah orang yang bertugas memberikan pelayanan, apalagi di masa pandemi ini, mereka adalah barisan terdepan," kata Dedi saat dihubungi, Senin (5/7/2021) siang.

Dedi menambahkan, pihaknya berharap aparat kepolisian serius dalam menangani kasus tersebut.

Menurutnya, kasus ini menjadi perhatian publik, terlebih berkaitan dengan isu kelangkaan tabung oksigen di pasaran.

"Jangan sampai terjadi kepanikan massa karena hal itu (kelangkaan tabung oksigen). Kepolisian harus serius mengusut kasus ini. Karena yang menjadi korban adalah perawat nanti," kata Dedi.

Dedi mengatakan, perlu ada perbaikan keamanan di seluruh pusat pelayanan kesehatan, jika berkaca dari kasus ini.

"Agar ditempatkan petugas keamanan, karena memurut informasi yang saya dapat tidak ada petugas jaga malam, kemudian CCTV dipastikan selalu berfungsi. Sehingga jika ada kejadian seperti ini akan lebih mudah mengidentifikasi pelaku," kata Dedi.


Karena tabung oksigen

Diberitakan sebelumnya, seorang perawat puskesmas di Bandar Lampung dipukuli tiga orang setelah mempertahankan tabung oksigen yang ingin diambil paksa.

Peristiwa ini terjadi di Puskesmas Rawat Inap Kedaton yang berada di Jalan Teuku Umar pada Minggu (4/7/2021) dini hari.

Akibat pemukulan dan pengeroyokan pelaku yang belum diketahui identitasnya itu, sang perawat bernama Rendy Kurniawan (26) mengalami luka memar dan luka dalam di bagian kepala.

Sementara itu, Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana sempat geram dengan kasus pengeroyokan perawat di Puskesmas Rawat Inap Kedaton itu.

Ia menilai tindakan yang dilakukan pelaku tersebut tak bisa dibiarkan dan harus diproses secara hukum.

Oleh karena itu, pihaknya meminta aparat kepolisian untuk segera turun tangan dan menangkap pelaku pengeroyokan tersebut.

"Perawat ini kan sudah berjuang mati-matian, bahkan yang di tingkat puskesmas di masa pandemi ini. Namun ini justru dipukuli," kata Eva, Minggu (4/7/2021).

https://regional.kompas.com/read/2021/07/05/131209778/soal-perawat-puskesmas-yang-dikeroyok-polisi-cari-identitas-dan-buru-para

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke