Salin Artikel

Rachmawati dan Patung Pertama Bung Karno di Kota Blitar

Bung Karno dimakamkan di sebuah pemakaman umum di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, sekitar 51 tahun lalu.

Patung pertama berdiri pada 2002 atau 32 tahun setelah Presiden Soekarno dimakamkan di Blitar. Patung setinggi tujuh meter itu berdiri di persimpangan Jalan A Yani dan Jalan Sumatera.

Patung berbahan beton yang dibuat tokoh pemuda Gebang dan pematung bernama Sonny Yuliono itu tak dibangun oleh Pemerintah Kota Blitar.

Sonny mengatakan, patung itu dibuat dengan biaya swadaya masyarakat lingkungan Gebang, khususnya Gebang Kidul Kelurahan Sananwetan.

"Patung itu murni berasal dari swadaya warga Gebang dan atas prakarsa warga juga," ujar Sonny di Istana Gebang, Minggu (4/7/2021).

"Dan itu pengalaman pertamaku membuat patung," tambahnya.

Sonny menceritakan, sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda lingkungan Gebang Kidul membentuk panitia pembangunan patung Bung Karno pada 2002. 

Patung itu dibangun di tengah perempatan jalan setelah mendapat izin dari Wali Kota Blitar saat itu, Djarot Saiful Hidayat.

Warga mulai mengumpulkan dana, mulai dari uang sawur yang biasa ditaburkan di sepanjang jalan yang dilalui jenazah ke pemakaman hingga donasi yang diberikan pengguna jalan yang melintasi lokasi pembangunan patung.

"Kita pasang spanduk di sekitar lokasi, dan ada saja orang yang berhenti untuk memberikan sumbangan. Bahkan, pernah di tengah-tengah kita sedang bekerja, tiba-tiba ada kiriman semen beberapa sak," kenang Sonny.

Meski sempat terhenti karena kehabisan dana, patung pertama Bung Karno yang berdiri di ruang publik Kota Blitar itu akhirnya selesai pada awal Juni 2002.

Puas menyelesaikan pembangunan patung, warga berniat mengundang keluarga Bung Karno untuk meresmikan patung tersebut.


Dan melalui perantara keluarga Soekarmini, kakak kandung Bung Karno yang di Blitar dikenal dengan nama Ibu Wardoyo, disampaikanlah undangan ke keluarga Bung Karno.

"Dan yang datang untuk meresmikan patung buatan kami waktu itu adalah Ibu Rachmawati," ujar Sonny.

Kenangan warga Gebang pada Rachmawati

Sebagaimana dituturkan Sonny, perupa otodidak yang banyak melukis Bung Karno pada karyanya itu, Rachmawati datang ke lokasi dengan penuh semangat pada 20 Juni 2002 siang.

Waktu itu, kakaknya, Megawati Soekarnoputri, sudah duduk di kursi kepresidenan menggantikan Abdurrahman "Gus Dur" Wahid.

Sonny menggambarkan semangat yang berapi-api itu terlihat sejak Rachmawati turun dari mobil dan menolak menggunakan kursi roda.

Sonny menyebut, Rachmawati meminta dipapah ajudannya agar bisa berjalani kaki menuju tempat peresmian.

Warga Gebang dan masyaraka yang menyaksikan peresmian patung Bung Karno sangat tersentuh dan bangga melihat dan mendengar sambutan Rachmawati.

Dengan berlinang air mata, kata Sonny, Rachmawati mengutarakan rasa haru karena penghormatan dan kekaguman kepada ayahnya, warga Kota Blitar berinisiatif mendirikan patung Bung Karno secara swadaya.

Momen peresmian patung Bung Karno itu meninggalkan kesan yang kuat pada sosok Rachmawati bagi warga Kota Blitar khususnya lingkungan Gebang Kidul.


Keberhasilan merealisasikan keinginan mendirikan Patung Bung Karno mendapatkan sambutan hangat dan mengharukan dari keluarga yang diwakili Rachmawati.

Tak heran jika Sonny dan warga Gebang yang lain ikut merasa kehilangan saat mendengar kabar Rachmawati berpulang.

"Kami warga Gebang merasa sangat berduka mendengar kabar meninggalnya Ibu Rachmawati. Semoga arwah Beliau beristirahat tenang di sisi Tuhan," ujar Sonny.

Nama dan tanda tangan Rachmawati hingga kini terukir pada batu prasasti peresmian patung Bung Karno yang lahir dari kuatnya kehendak masyarakat.

Dan setelah patung itu berdiri, patung-patung Bung Karno yang lain segera menyusul, mengisi ruang-ruang publik dan menjadi landmark Kota Blitar yang menyematkan titel sebagai Bumi Bung Karno.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/05/114919778/rachmawati-dan-patung-pertama-bung-karno-di-kota-blitar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke