Salin Artikel

"Akhirnya Kami Dibantu Atasi Masalah Ekonomi Tanpa Masalah"

Mentari masih malu-malu menampakan wujudnya, ibu rumah tangga asal jalan Pemuda, Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah merapikan seluruh isi kamar.

Langkah gontai namun terarah tanda kesadaran belum terkumpul sepenuhnya, Deasy bergegas masuk ke dapur untuk memasak air, nasi serta sayur untuk sarapan pagi buat suami dan dua anaknya.

Urusan dapur dibereskan dengan sekelebat. Pun semua ruangan kamar dibersihkan satu per satu hingga tuntas, menggunakan sapu plastik warna hijau tua.

Subuh pun berlalu menjemput pagi. Di sisi timur Kota Kupang, mulai muncul bias cahaya surya.

Dengan cekatan Deasy mulai mengambil satu per satu peralatan untuk membuat adonan kue dan roti.

Gerakan tangan mungilnya gesit, karena sudah terbiasa beraktivitas setiap subuh.

Usai meletakan peralatan kue di atas meja dapur, Deasy melangkah ke bagian depan rumah menuju kios yang letaknya di pojok sebelah kiri.

Gerendel pintu kios dibuka satu per satu hingga seluruh isi jualannya terlihat jelas dari luar.

Sedangkan, sang suami Venantius Donmus Muda (50) yang selalu kompak bangun pagi dengan istrinya, juga bergegas membuka pintu bengkel las dan tambal ban sepeda motor.

Antara kios dan bengkel, dibangun berukuran sama, dengan lebar lima meter dan panjang 10 meter. Kedua tempat usaha ini hanya dibatasi sekat.

Posisi kios dan bengkel, letaknya sangat strategis karena berada di Jalan Pemuda Nomor 01, persis di pertigaan jalan protokol Kota Kupang.

Deasy yang dibantu seorang asisten rumah tangga, mulai membuat kue, roti dan juga kacang goreng.

Sebelum pukul 08.00 Wita, kue, roti dan kacang goreng, sudah dibungkus dengan plastik berbagai ukuran. Semuanya dimasukan ke dalam dua kantong kresek ukuran besar berwarna merah.


Deasy lalu bergegas menghidupkan sepeda motor matik keluaran tahun 2012 miliknya. Dua kantong kresek itu diletakan di bagian tengah dan dijepit kedua kakinya.

Dia kemudian mendatangi delapan kios besar dan super market langgananya yang berada di seputaran Kecamatan Oebobo.

Dia menitip roti, kue dan kacang goreng kepada pemilik kios, dengan sistem kerja sama bagi hasil keuntungan.

Sekitar satu jam mengantar dagangannya, Deasy lantas kembali ke rumah untuk menjaga kios. Selain kios, Deasy juga menjadi agen minyak tanah.

Rutinitas itu sudah dia jalani lebih dari lima tahun. Deasy dan suaminya memilih menjadi pengusaha kecil, untuk menopang hidup mereka.

Dari hasil usaha kios, bengkel dan makanan, dan minyak tanah, dia mampu meraup penghasilan per hari, antara Rp 500.000 hingga Rp 600.000.

Keuntungan yang diperoleh itu, membuat dia dan sang suami bisa menyekolahkan putri pertamanya Thereza Elvhany Muda hingga perguruan tinggi.

Termasuk anak kedua Maichel Januar Marthino Muda, yang masih duduk di bangku Kelas VI SD.

Sisa keuntungan lain, digunakan untuk menabung, keperluan sehari-hari, termasuk juga membayar cicilan kredit di Pegadaian Kupang. 

Mulai usaha dengan modal Rp 250.000

Deasy mengaku, dirinya mulai merintis usahanya kios dengan modal Rp 250.000. Kemudian, pada tahun 2015, ia lalu mengajukan pinjaman ke Pegadaian Kupang.

Setelah meminjam uang itulah, usaha dia dan suaminya terus berkembang hingga saat ini.

"Akhirnya, kami dibantu atasi masalah ekonomi tanpa masalah. Ternyata, slogan Pegadaian itu menurut saya benar adanya," ungkap Deasy, kepada Kompas.com di kediamannya, Minggu (27/6/2021).

Deasy awalnya meminjam Rp 8 juta, untuk pengembangan kios.

Karena usahanya terus maju dan cicilan dibayar lancar serta tepat waktu, dia kembali mendapat pinjaman Rp 10 juta hingga yang terakhir sebesar Rp 35 juta.

Untuk pinjaman Rp 35 juta, dia peroleh pada tahun 2020 lalu, langsung dari Pegadaian Pusat.

Proses untuk mendapat pinjaman itu pun, mudah dan cepat, karena dirinya sudah menjadi nasabah yang dipercaya.

"Saya juga tidak mau pinjam yang banyak-banyak. Artinya, sesuai dengan kemampuan saya," ujar dia.

Selain proses pinjaman yang mudah, bunga yang ditawarkan terbilang kecil yakni 0,5 persen. Pengembalian cicilan kredit dengan pola suku bunga menurun.

"Yang buat saya sangat terbantu, saat terima pinjaman itu utuh dan tidak ada potongan apapun," kata Deasy.

Kondisi itu, lanjut Deasy, membuat dia sebagai pengusaha kecil merasakan langsung manfaat meminjam di pegadaian.

Apalagi saat ini, sedang berlangsung pandemi Covid-19. Tentu sangat memengaruhi usaha yang digelutinya, terutama kios.

Menurut Deasy, sebelum Covid-19, pemasukan dari kios per harinya bisa mencapai Rp 1 juta lebih.

Namun, sejak virus itu masuk ke wilayah NTT, pendapatan kios mulai menurun drastis menjadi Rp 300.000 sampai Rp 400.000 setiap harinya.

Deasy masih beruntung, karena pemasukan dari usahanya yang lain seperti roti, kue, kacang dan minyak tanah tetap stabil.

"Kalau minyak tanah, sehari laku dua drum sehingga untung bersihnya Rp 200.000. Sedangkan kue, roti dan kacang, masing-masing untung Rp 50.000," kata Deasy.

Deasy berharap, Covid-19 bisa segera berakhir, sehingga usaha kiosnya bisa tumbuh kembali dengan baik.

Deasy juga berharap, kerja sama dengan Pegadaian bisa terus berlanjut dan plafon pinjaman bisa terus naik.


"Saya punya target bisa pinjam hingga Rp 50 juta, untuk pengembangan usaha," ujar Deasy.

Deputy Bisnis PT Pegadaian (Persero) Kantor Area Kupang Imam Subekti, memberi apresiasi kepada Deasy yang telah memilih pegadaian sebagai tempat meminjam modal usaha.

Imam menuturkan, pihaknya memberikan layanan kredit usaha ultra mikro maupun mikro, bagi masyarakat di Kota Kupang, dengan berbasis gadai dan fidusia.

Untuk kredit berbasis gadai, barang jaminannya disimpan di Pegadaian. Sedangkan fidusia, yang ditinggalkan di pegadaian hanya suratnya saja, seperti BPKB kendaraan bermotor.

"Untuk penyaluran kredit UMKM ini, di samping menjalankan bisnisnya, kami juga menjalankan fungsi mengedukasi masyarakat dan terus memberikan pendampingan terkait pengembangan bisnis masyarakat," ujar dia.

Pegadaian, lanjut Imam, memberi pinjaman ultra mikro maksimal Rp 50 juta dan mikro hingga Rp 500 juta, bahkan lebih, tergantung klasifikasi jenis usahanya.

Sementara, untuk jangka waktu pengembalian angsuran, mulai dari enam bulan hingga 36 bulan.

Selama masa periode angsuran, bila nasabah sudah memiliki dana yang cukup untuk melunasi utangnya, maka tidak akan dikenakan pinalti, tapi malah bisa dapat diskon sewa modalnya.

Dia menyebut, sejauh ini permintaan kredit oleh masyarakat di Kota Kupang ini bagus.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini, sempat ada kendala lantaran bencana Badai Seroja dan juga pandemi Covid-19 yang melanda wilayah NTT.

Sehingga, kata dia, sebagai bentuk kepedulian terhadap pelaku usaha mikro, maka Pegadaian memberikan kelonggaran berupa relaksasi kredit atau memundurkan waktu angsuran selama tiga periode angsuran, mulai April hingga Juni 2021.

Terkait dengan pengembangan usaha mikro ini, Pegadaian juga menyalurkan program pinjaman kredit lunak yakni 6 persen setahun sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat.

Untuk mendapatkan pinjaman yang sangat lunak itu, harus mendapat persetujuan dari kantor pusat Pegadaian di Jakarta.

Pihaknya ingin nasabah terus bertumbuh dan uang pinjaman bisa disalurkan semakin banyak, sehingga pergerakan ekonomi menjadi lebih baik lagi, baik secara mikro maupun makro di Kota Kupang.

Dengan adanya kemudahan kredit dengan bunga ringan, lanjut Imam, Pegadaian akan semakin agresif melakukan sosialisasi program melalui virtual maupun media sosial dan media massa.

Tujuannya, memperluas informasi kepada masyarakat agar semakin banyak produk-produk Pegadaian bisa dimanfaatkan.

Dia berharap, kehadiran Pegadaian semakin memberi arti terhadap kegiatan perekonomian di Kota Kupang dan sekitarnya.

Termasuk memberikan manfaat dan ikut membantu pemerintah di NTT dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama usaha ultra mikro dan mikro.

"Karena usaha ultra mikro dan mikro menjadi roh utama dari perekonomian yang lebih riil dan langsung dirasakan masyarakat," ujar Imam.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/29/194122078/akhirnya-kami-dibantu-atasi-masalah-ekonomi-tanpa-masalah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke