Salin Artikel

Imbas Pandemi, Banyak Pekerja Pariwisata Tertangkap Jadi Pengedar Narkoba di Bali

Mereka yang termasuk golongan pecandu dan sebelumnya memiliki pekerjaan di bidang pariwisata di Bali kini turut merangkap jadi pengedar narkotika.

Hal itu disebabkan karena sektor pariwisata di Bali yang terdampak pandemi Covid-19.

"Ada beberapa yang ditangkap menjadi pengedar itu adalah profesinya yang dulu (bekerja) di pariwisata (ketika) masih normal," kata Sugianyar kepada wartawan di kantornya, Senin (28/6/2021).

Menurut Sugianyar, dari sejumlah orang yang ditangkap itu mereka memiliki jenis pekerjaan di bidang pariwisata yang berbeda.

Ada yang memiliki latar belakang sebagai penyanyi, pelatih surving, event organizer dan pekerja lainnya yang bergerak di sektor pariwisata.

Sejumlah orang yang ditangkap itu, lanjut Sugianyar, dulunya merupakan pecandu dan bukan pengedar.

Karena membutuhkan penghasilan untuk mendapatkan narkoba akibat diberhentikan dari tempat kerjanya, mereka kemudian juga memilih menjadi pengedar.

Hal itu disebabkan karena mereka butuh penghasilan untuk memenuhi tingkat kecanduannya.

"Kalau orang pakai sabu satu paket harganya Rp 300.000. Tapi kalau dia lama-lama kecanduan sampai dia membutuhkan 1 gram harganya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Dari mana dapat uang Rp 1 juta satu hari. Pasti dia akan melakukan kriminal atau pengedar. Nah itu yang terjadi," kata dia.

Menurutnya, tak ada alasan yang bisa dijadikan pembenaran untuk mengonsumsi obat terlarang itu.

"Tentu ini menjadi perhatian kita semua, jangan sampai akibat Covid-19, mereka menggunakan narkoba," tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/28/193249778/imbas-pandemi-banyak-pekerja-pariwisata-tertangkap-jadi-pengedar-narkoba-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke