Salin Artikel

Sambil Bawa Keranda, Mahasiswa Mataram Tolak Kedatangan Pimpinan KPK

Namun, kedatangan Firli diganti oleh Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar.

Salah satu OKP dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Mataram menggelar aksi penolakan kedatangan Wakil Ketua KPK saat acara dialog di TVRI.

Koordinator aksi, Al Ma'arif menyampaikan, aksi tersebut digelar mahasiswa sebagai bentuk protes terhadap kondisi kelembagaan KPK saat ini, yang dinilainya mengalami kemunduran.

"Jadi, kami datang ke sini sebenarnya tidak hanya sekadar omong, ada kajian-kajian dan tuntutan yang sekiranya bisa diterima dan direspons baik oleh pimpinan KPK dalam hal ini Firli Bahuri atau wakilnya yang didatangkan di Nusa Tenggara Barat," kata Ma'arif, di depan Kantor TVRI.

Ma'arif menuturkan, setidaknya mereka mempunyai beberapa tuntutan dalam aksinya, salah satunya tentang alih status pegawai KPK menjadi ASN yang sarat akan perdebatan.

"Terselenggaranya proses alih status pegawai KPK menjadi ASN dilaksanakan secara profesional dan terbuka karena penyelenggaraan yang jauh-jauh hari kita saksikan itu penuh dengan banyak kontroversi," kata Ma'arif.

Sebagai bentuk protes massa dari KAMMI membawa keranda yang bertuliskan KPK sudah mati, yang kemudian dibakar di depan kantor TVRI.


Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Mataram turut menggelar aksi demonstrasi atas kedatangan komisioner KPK di NTB yakni di depan Kantor DPRD Provinsi NTB.

Korlap aksi, Afdal Muzakir menilai, kondisi KPK sudah tidak independen lagi. Hal itu terlihat dari prestasi jumlah kasus pemberantasan korupsi.

"Komisi Pemberantasan Korupsi tidak lagi menjadi lembaga yang murni independen, karena dalam tubuh lembaga KPK itu sendiri terjadi gerakan politisasi dan berkepentingan individual," kata Muzakir.

Muzakir memint KPK mendengar aspirasi masyarakat atas persoalan ini, terutama dalam isu perubahan status pegawai KPK menjadi ASN.

"Tolak hasil tes wawasan kebangsaan (TWK) alih status pegawai KPK yang tidak profesional, proporsional dan cenderung intimidatif," kata Muzakir.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/28/191341078/sambil-bawa-keranda-mahasiswa-mataram-tolak-kedatangan-pimpinan-kpk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke