Salin Artikel

Kematian Pasien Covid-19 di Wonogiri Meningkat, Ini Penjelasan Bupati

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, hal itu terjadi karena banyak pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan kritis.

Padahal bila tertangani lebih awal pasien bisa mudah disembuhkan.

“Banyak sekali kasus ditemukan pasien masuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis. Bisa dilihat dari rekam medis yang masuk di RSUD,” kata Jekek sapaan Joko Sutopo kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021).

Data yang dirilis Pemkab Wonogiri,  jumlah pasien covid-19 yang meninggal di Kabupaten Wonogiri melonjak tajam selepas Idul Fitri 1442 Hijriah.

Dalam sehari pasien Covid-19 yang meninggal berkisar empat hingga lima orang.

Jika ditotal, sudah ada 337 orang terinfeksi virus corona yang meninggal dunia di Wonogiri.

Bahkan Rabu (23/6/2021), jumlah pasien kasus covid-19 meninggal yang dimakamkan di Kabupaten Wonogiri memecahkan rekor selama pandemi.

Tim relawan BPBD Kabupaten Wonogiri memakamkan 17 jenazah pasien Covid-19 dalam satu hari.

Sebelumnya, setiap harinya tim relawan BPBD Wonogiri memakamkan empat hingga enam jenazah pasien Covid-19 Pascalebaran.

Jekek mengungkapkan banyak ditemukan kasus pasien covid-19 meninggal yang berasal dari luar daerah.

Semisal pasien dari Jakarta kemudian saat melakukan perjalanan ke Wonogiri mengalami sakit dalam kondisi kritis, dirawat satu hari lalu meninggal.

“Bahkan beberapa hari lalu ditemukan empat kasus meninggal yang semuanya berasal dari luar Wonogiri,” kata Jekek.


Bentuk Kehati-hatian

Menurut Jekek, tingginya jumlah pasien yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19 wujud dari antisipasi dan kehatian-hatian pemerintah untuk memutus mata rantai penularan corona.

“Kalau ada pertanyaan publik dengan banyaknya pemakaman prosedur Covid-19. Itulah bentuk kehati-hatian Pemkab Wonogiri. Kehati-hatian mengambil satu sikap dan kebijakan terhadap tren yang saat sekarang menjadikan Wonogiri masuk zona merah,” kata Jekek.

Ia mencontohkan pemerintah mengambil sikap memakamkan seseorang dengan prosedur Covid-19 lantaran saat meninggal hasil swab test PCR-nya belum diumumkan hingga pasien tutup usia mengarah pada gejala Covid-19.

“Kami membuat kebijakan bila ada warga yang meninggal dengan mengarah pada covid-19 saat status resmi belum dipastikan maka kita akan gunakan protokol covid-19,” jelas Jekek.

Banyaknya pasien yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi kritis, kata Jekek, menunjukkan adanya keterlambatan warga memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Selain itu, karena masyarakat dianggap belum memahami utuh tentang bahayanya Covid-19.

Untuk itu, Jekek meminta warga bila mengalami gejala terinfeksi Covid-19 segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Pasalnya Pemkab Wonogiri sudah menyiapkan sarana untuk pemeriksaan, perawatan dan pengobatan bagi pasien Covid-19.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/25/112132978/kematian-pasien-covid-19-di-wonogiri-meningkat-ini-penjelasan-bupati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke