Salin Artikel

Tak Bisa Tampil, Pekerja Seni Jombang Ada yang Banting Setir Jadi Kuli, Berharap Kelonggaran

Di sisi lain, para pelaku kesenian tradisional kuda lumping atau jaranan, meminta pemerintah memberi kelonggaran agar mereka bisa menggelar pertunjukan.

Sejak pandemi Covid-19 melanda, berbagai aktivitas masyarakat dibatasi, mulai dari hajatan, sekolah, hingga pagelaran musik ataupun pementasan seni tradisional.

Pembatasan yang berimplikasi pada larangan menggelar pertunjukan, membuat para pelaku kesenian kuda lumping tak berkutik.

Pementasan dibubarkan

Menurut Damar Manggala, Pegiat Paguyuban Kesenian Jaranan - Bantengan Putro Ki Ageng Basari Megaluh, Kabupaten Jombang, mereka tidak bisa berkembang sejak berlakunya pembatasan dan pelarangan menggelar pertunjukan.

Selain itu, para pelaku kesenian kuda lumping juga tak memiliki biaya perawatan alat, hingga kehilangan pendapatan dari jasa pementasan.

Dia mengungkapkan, dalam setahun terakhir, mereka tak lagi leluasa. Beberapa pementasan yang telanjur digelar, dibubarkan aparat bahkan ketika sedang berlangsung.

"Selama (pandemi) Covid-19, main dibubarkan, main dibubarkan," ungkap Damar, usai melakukan audiensi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang, Kamis (24/6/2021).

Ada yang banting setir jadi kuli bangunan

Setelah lebih dari setahun 'menganggur', para pelaku kesenian kuda lumping meminta Pemerintah Kabupaten Jombang membuka celah agar mereka bisa menggelar pertunjukan.

Damar menuturkan, sebagian pelaku kesenian kuda lumping menggantungkan hidup dari jasa pementasan.

Dengan larangan menggelar pertunjukan, sebagian pelaku seni tradisional itu juga kehilangan pendapatan.

"Harapannya kita diperbolehkan main. Karena apa, kalau pekerja seni itu nafkahnya dari tanggapan (pementasan). Kalau diminta sesuai protokol kesehatan, kita siap," kata Damar.

Dia menambahkan, berlakunya pembatasan dan pelarangan menggelar pertunjukan, membuat sebagian pelaku seni kuda lumping menjadi kuli bangunan untuk mencari nafkah.

"Selama ini (kerja) serabutan, ada yang jadi kuli, ada yang tidak bekerja dan hanya mengandalkan bantuan, sumbangan-sumbangan. Apalagi yang sudah tua, jadi kuli tidak bisa," ujar dia.

Para pelaku kesenian kuda lumping menyampaikan keluhan dan harapannya dalam audiensi dengan Satgas Penanganan Covid-19, di ruang Swagata, Pendopo Kabupaten Jombang, Kamis (24/6/2021).

Mereka ditemui oleh Anwar, Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang.

Menurut Anwar, pembatasan berbagai kegiatan masyarakat masih diberlakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran Covid-19.

Harapan para pelaku kesenian tradisional, ujar dia, bisa diwujudkan di wilayah kecamatan zona hijau dan dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

"Perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Jombang kan cukup tinggi, sehingga mungkin bisa dilaksanakan pada kecamatan yang zona hijau," kata Anwar, usai audiensi dengan perwakilan pelaku kesenian kuda lumping.

Sementara itu, peta perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Jombang, hingga Kamis (24/6/2021) petang, menunjukkan hanya 1 kecamatan zona hijau dari 21 kecamatan.

Sebanyak 8 kecamatan masuk zona merah, 5 kecamatan zona oranye dan 7 kecamatan zona kuning.

Zona hijau merupakan wilayah yang tidak terdapat kasus aktif, zona kuning terdapat 1 - 5 kasus, zona oranye ada 6-10 kasus, serta zona merah memiliki jumlah diatas 10 kasus.

47 kasus baru

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang, Budi Winarno mengatakan, pada Kamis ada penambahan 47 kasus baru.

Penambahan kasus aktif dalam sehari tersebut menjadi yang tertinggi dalam satu bulan terakhir.

"Data hari Kamis, ada penambahan yang terkonfirmasi positif 47 orang," ungkap Budi saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (25/6/2021).

Dia mengungkapkan, peta perkembangan kasus Covid-19 juga menunjukkan bertambahnya kecamatan zona merah

Sepekan lalu, zona merah hanya ada di 1 kecamatan. Adapun saat ini, ada 8 kecamatan yang berada di zona merah.

Adapun secara kumulatif hingga Kamis (24/6/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Jombang, sebanyak 5043 kasus.

"Sampai saat ini, ada 94 pasien menjalani isolasi dan 94 menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit," ujar Budi.

Selain 188 kasus aktif, sebanyak 4322 orang dinyatakan sembuh, serta 533 orang meninggal dunia karena Covid-19.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/25/100431378/tak-bisa-tampil-pekerja-seni-jombang-ada-yang-banting-setir-jadi-kuli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke