Salin Artikel

Hanya karena Rasa Kemanusiaan, Lucky Rela Kerja Tanpa Henti Makamkan Pasien Covid-19

Demi rasa kemanusiaan, semangat mereka membantu proses pemakaman jenazah orang yang meninggal setelah terinfeksi virus corona tidak pernah surut.

Lucky CL (27) merupakan salah satu relawan yang terpanggil hatinya untuk bergabung dalam tim pemakaman jenazah Covid-19 di Kota Semarang.

Sejak kasus Covid-19 meledak setelah libur Idul Fitri 1442 Hijriah, Lucky telah membantu proses pemakaman hingga ratusan jenazah pasien Covid-19.

Bahkan, ia bersama relawan lainnya pun harus rela bekerja ekstra sampai tak ada waktu untuk beristirahat.

Ia bercerita, setidaknya ada enam hingga tujuh jenazah yang pernah dimakamkan dalam waktu 24 jam.

"Sehari paling banyak pernah makamkan enam jenazah. Waktu itu dari jam 2 malam sampai besok malamnya lagi baru selesai. Saking banyaknya permintaan minggu ini bisa sampai tujuh sampai delapan jenazah yang dimakamkan," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

Selain menerima permintaan dari sejumlah rumah sakit, selama ini ia juga turut membantu memakamkan jenazah atas permintaan dari warga setempat.

"Permintaan saat ini banyak sekali, entah dari keluarga yang meninggal atau dari rumah sakit. Dari 10 permintaan kita sanggup membantu sekitar empat pemakaman setiap harinya," ucap lelaki yang akrab disapa Peyok.


Ia mengaku setiap pemakaman minimal ada enam relawan yang membantu proses pemulasaraan jenazah dalam sejumlah taman pemakaman umum (TPU) di Kota Semarang.

Jenazah yang dimakamkan tidak hanya dari Kota Semarang, tetapi juga dari daerah sekitarnya.

"Kalau dulu seringnya bantu pemakaman di TPU Jatisari, Mijen, tapi kalau sekarang banyak TPU yang boleh memakamkan Covid-19. Jadi tergantung permintaan dari keluarga akan dimakamkan di TPU mana," jelasnya.

Ia berujar, sejauh ini memang belum ada penolakan dari masyarakat saat jenazah Covid-19 hendak dimakamkan di TPU yang dikelola warga.

Hanya saja, beberapa waktu lalu, ada seorang oknum yang meminta tim relawan agar mengambil jalan memutar saat mengantar jenazah Covid-19.

"Kemarin sempat ada omongan di daerah Semarang Timur. Tidak boleh lewat saat antar jenazah. Hampir ada penolakan tapi ada oknum yang tidak menghendaki lewat situ. Akhirnya kita lewat memutar ke belakang makam," katanya.

Lucky mengakui beban pekerjaannya memang begitu berat dan tak kenal waktu karena setiap saat harus selalu siaga.

Saat tugas memanggil, pria yang berstatus sebagai tenaga harian lepas ini harus langsung bergegas meluncur ke TPU dengan APD lengkap.

Kendati demikian, ia melakukan pekerjaan tersebut dengan hati ikhlas atas dasar panggilan jiwa.

"Kami ikhlas membantu karena panggilan hati. Dari awal memang ingin meringankan keluarga yang berduka. Apalagi Covid-19 terus bertambah dan masih ada yang menstigma. Kan kasihan keluarga yang ditinggalkan," ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap pagebluk ini cepat berlalu dan tidak ada lagi stigma masyarakat terhadap pasien Covid-19.

"Ini yang perlu diubah dari mindset masyarakat. Bahwa pasien Covid-19 yang meninggal sudah steril sesuai protokol. Begitu masuk peti jenazah sudah dibungkus plastik. Jadi tidak akan tertular. Memang Covid perlu waspada tapi tidak perlu paranoid," ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/25/054503378/hanya-karena-rasa-kemanusiaan-lucky-rela-kerja-tanpa-henti-makamkan-pasien

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke