Salin Artikel

Usai 3 Hajatan Pernikahan dan Dangdutan, 60 Warga di Kulon Progo Positif Covid-19

KULON PROGO, KOMPAS.com – Sedikitnya 60 warga positif Covid-19 dalam dua RT pada Pedukuhan Padaan Ngasem, Kalurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka sempat isolasi mandiri.

Warga membatasi akses keluar masuk RT tersebut. Kawasan dua RT itu juga sudah didisinfektan.

“Warga sudah isolasi mandiri. Sebagian sudah mendapat bantuan dari kalurahan. Kami membantu untuk makan dan kebutuhan hidup. Kami minta tempat ibadah ditutup, di mana ada tiga masjid,” kata Lurah Banjarharjo, Susanto via telepon, Kamis (24/6/2021).

Banyaknya warga mengidap Covid-19 tak lama setelah berlangsung tiga hajatan pernikahan di Padaan Ngasem di sekitar pekan pertama Juni 2021.

Ketiga hajatan berlangsung pada lokasi berdekatan dan selang waktu tidak lama.

Warga datang untuk membantu maupun hadir sebagai tamu dalam hajatan itu. Baik yang membantu atau bertamu adalah warga dari dua RT di pedukuhan setempat.

Ketiga hajatan dirasa tidak patuh protokol kesehatan ketat. Susanto mengatakan, masih ada makan prasmanan hingga kegiatan berkumpul warga yang mencipta kerumunan.

Bahkan salah satu hajatan menggelar dangdutan sehingga mengundang warga datang semakin banyak dan ikut dalam keriuhan itu.

Padahal, kata Susanto, sebenarnya warga yang hadir di hajatan ketiga ada yang sudah merasa demam, tidak sehat, batuk dan pilek.

“Antara hajatan manten kedua atau ketiga ada kegiatan menanggap organ tunggal sampai joget-joget. Dampaknya ya ditanggung bersama oleh satu pedukuhan, dua RT, hingga kalurahan seperti ini,” kata Susanto.

Gejala itu berkepanjangan setelah pernikahan. Mereka yang bergejala lantas memeriksakan diri ke Puskesmas Kalibawang. Hasilnya, banyak yang positif Covid-19.

Bahkan ada satu warga harus dilarikan ke RS di Magelang, Jawa Tengah.

“Tracing kemudian dilakukan, pertama 24 kasus, kemudian tambah 13 kasus dan tambah terus. (Totalnya) 60-an berapa, banyak,” kata Susanto.

Tak sepenuhnya kesalahan warga. Lurah Banjarharjo ini mengaku ada pula kekurangan di pihaknya.

Kantor kalurahan dirasa terlena lantaran keberhasilan menekan risiko Covid-19 di masa sebelum Lebaran.

Mereka jadi sangat percaya pada para dukuh dan warga sehingga pemantauan pada aktivitas warga jadi kendor.

Mereka telanjur percaya penuh pada kedewasaan warga. Bahkan, ketika hajatan hendak berlangsung, warga menandatangani pernyataan taat prokes ketika menggelar hajatan.

Kenyataan berkata lain.

“Pada pelaksanaannya, tidak patuh pada kesanggupannya,” kata Susanto.

“Kami merasa masyarakat sudah patuh (berdasar pengalaman) sebelumnya. Kami sudah percaya masyarakat dan dukuh (kepala dusun), kok tiba-tiba seperti itu,” kata Susanto.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati mengungkapkan, Kalibawang memang mendapat perhatian khusus.

Pasalnya, klaster berkembang dari warga berkumpul.

Tidak hanya hajatan, tapi banyak aktivitas lain yang membuat warga berkumpul. Penularan terjadi sampai ke keluarga.

“Khususnya Kalibawang. Penularan terbanyak di masyarakat memang penularan dalam keluarga, tapi awalnya dari hajatan. Selain itu juga ada tilik tetangga sakit, ternyata sakit dan positif, akhirnya (menular) ke keluarga,” kata Baning Rahayujati di kantornya.

Seiring penambahan klaster, kasus Corona juga terus bertambah di Kulon Progo. Positif Covid-19 sudah menembus 7.474 kasus sampai sekarang.

Sejumlah 106 kasus dalam perawatan rumah sakit rujukan Covid-19. Sebanyak 1.270 kasus isolasi mandiri di rumah.

Pasien sembuh mencapai 5.958 kasus. Kematian bertahan pada 140 kasus.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/24/214315278/usai-3-hajatan-pernikahan-dan-dangdutan-60-warga-di-kulon-progo-positif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke