Salin Artikel

Cerita Humas Gugus Tugas Terpapar Covid-19: Ada yang Lapor Meninggal, Saya Merasa Tak Berguna...

Namun, fungsi dan tugasnya sebagai humas gugus tugas, tampaknya tidak bisa sepenuhnya ditinggalkan.

Setiap hari, selama Yeni menjalani isolasi mandiri, dirinya terus menerima kabar warga yang terpapar Covid-19, hingga warga yang meminta bantuan dirinya untuk bisa mendapatkan ruang perawatan karena gejalanya berat.

“Setiap hari banyak yang laporan, karena sakit, sesak napas dan minta ruang perawatan di rumah sakit,” katanya lewat aplikasi pesan, Rabu(16/06/2021).

Meski harus istirahat di masa isolasi mandirinya, Yeni pun tetap berusaha membantu dengan menghubungi pihak-pihak terkait. Namun, karena memang kondisinya ruang perawatan penuh, menurut Yeni tidak banyak yang bisa dilakukannya.

“Tadi malam saya dimintai bantuan warga yang orangtuanya mengalami gejala berat, tapi saya sudah istirahat tidur, hari ini saya dapat laporan orangtuanya meninggal, sedih saya, serasa tidak berguna begini,” katanya.

Yeni mengaku, sebagai seorang anak, dirinya jadi ingat kepada orangtuanya sendiri. Cerita itu juga dialaminya saat orangtuanya juga terpapar Covid-19.

Untungnya, saat itu tingkat penyebaran Covid-19 di Garut sedang menurun hingga orangtuanya bisa mendapat ruang perawatan.

“Jadi ingat ke ibu sendiri, Alhamdulillah dulu bisa tertangani meski sudah parah, sekarang kondisinya beda, rumah sakit penuh, penambahan yang positif di angka 300 sampai 400 orang,” katanya.

Yeni mengaku saat ini dirinya masih harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya, namun dirinya tidak keberatan melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai humas gugus tugas.

Apalagi, dalam kondisi Garut saat ini yang penyebaran Covid-nya sudah terbilang tinggi.

“Hari ini, yang positif 453 orang, yang meinggal 15 orang, tiap hari saya nangis dengar kabar duka, termasuk dari orang-orang dekat,” katanya.


Yeni mengajak semua lapisan masyarakat untuk lebih kuat menegakan disiplin protokol kesehatan. Jika merasa ada gejala-gejala yang mengarah pada Covid-19, agar bisa memeriksakan diri di Puskesmas. Dan untuk mereka yang pernah kontak erat, untuk bisa sadar diri memeriksakan kondisi kesehatannya di Puskesmas.

“Meski tanpa gejala, bisa jadi OTG (Orang Tanpa Gejala) yang bisa menularkan ke orang lain, terutama orangtua yang punya penyakit bawaan, kalau kena ke orangtua, bisa berat gejalanya,” katanya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Leli Yuliani mengakui, saat ini ruang perawatan di rumah sakit telah terisi penuh oleh pasien Covid-19 dengan gejala berat. Pihaknya pun meminta agar manajemen rumah sakit untuk bisa melakukan optimalisasi ruangan.

“RS kita dorong untuk optimalisasi ruangan yang ada untuk perawatan pasien Covid dengan gejala sedang dan berat,”katanya lewat aplikasi pesan.

Ditanya soal penambahan ruang isolasi bagi pasien Covid, menurut Leli saat ini yang paling dibutuhkan adalah ruang perawatan di rumah sakit untuk pasien Covid dengan gejala sedang dan berat. Sementara, untuk pasien Covid dengan gejala ringan, menurutnya bisa melakukan isolasi mandiri di rumah atau di Puskesmas.

“Yang diperlukan adalah rumah sakit, karena kalau yang tanpa gejala dan gejala ringan, bisa isolasi mandiri atau di Puskesmas,” katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2021/06/16/190125078/cerita-humas-gugus-tugas-terpapar-covid-19-ada-yang-lapor-meninggal-saya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke