26 Pasien Covid-19 di Blitar Meninggal dalam Sepekan, Tingkat Kematian Tertinggi di Jatim

Berdasarkan laporan Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar, sejak 7-13 Juni rata-rata setiap harinya terdapat empat pasien meninggal, kecuali pada 8 dan 9 Juni masih-masing tiga orang.

Kini, tercatat 689 orang meninggal di Kabupaten Blitar, atau 11,6 persen dari 5.936 kasus positif Covid-19 yang terdata hingga 13 Juni.

Juru bicara Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Timur Makhyan Jibril Al Farabi membenarkan, angka kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Blitar masih yang tertinggi di Jawa Timur.

"Akumulasi kasus kematian sebanyak 689 kasus dengan akumulasi kasus positif Covid-19 sebanyak 5.936," ujarnya kepada Kompas.com lewat pesan singkat, Senin (15/6/2021).

Sebanyak empat daerah dengan tingkat kematian tertinggi di bawah Kabupaten Blitar berturut-turut adalah Kabupaten Tuban (10,98 persen), Kabupaten Jombang (10,83 persen), Kota Pasuruan (10,58 persen), dan Kabupaten Banyuwangi (10,33 persen).

Angka itu jauh di atas tingkat kematian terkait Covid-19 di Jawa Timur, yaitu 7,35 persen atau 11.696 kematian dengan akumulasi kasus positif sebanyak 159.059 hingga Minggu (13/6/2021).

Angka kasus Covid-19 di Kabupaten Blitar semakin memprihatinkan. Tingkat kematian terus naik menjadi 11,6 persen, dari 11,38 persen pada pekan sebelumnya.

Bukan hanya tingkat kematian terus meningkat, jumlah kasus aktif meningkat menjadi 155 pasien, dari 127 kasus aktif tercatat pada pekan sebelumnya.

"Posisi kasus aktif Kabupaten Blitar turun karena tergeser oleh ledakan kasus aktif di Kabupaten Bangkalan," jelasnya.

Untuk kasus aktif, kata Jibril, Kabupaten Blitar berada di posisi keempat, berada di bawah Kabupaten Bangkalan dengan 483 kasus, Kabupaten Madiun 197 kasus, dan Kota Surabaya 173 kasus.

Di bawah Kabupaten Blitar adalah Kabupaten Magetan dengan 116 kasus aktif.

Dengan populasi sekitar 1,3 juta penduduk, Kabupaten Blitar melaporkan telah menyelenggarakan tes Covid-19 sebanyak 28.301 atau tingkat kepositifan (positivity rate) Covid-19 sebesar 20,97 persen, dua kali lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur sebesar 9,19 persen.