Salin Artikel

Kasus Covid-19 Meningkat, Ini Wejangan Khofifah kepada Pemkab dan Masyarakat Bangkalan

Budi Gunadi dan Ganip memantau langsung kondisi kasus Covid-19 di Bangkalan, Madura.

Rombongan itu disambut Bupati Bangkalan RK Abdul Latif Amin Imron di Pendopo Rumah Dinas Bangkalan. Dalam kesempatan itu, Khofifah menyampaikan beberapa wejangan terkait penanganan Covid-19 di Bangkalan.

Pasien tidak boleh masuk rumah sakit yang bed occupancy rate (BOR) sudah 80 persen

Khofifah mewanti-wanti Pemkab Bangkalan dan tenaga medis tak memasukkan pasien Covid-19 ke rumah sakit yang memiliki BOR 80 persen.

"Pokoknya tidak boleh ada pasien yang masuk ke rumah sakit yang BOR-nya sudah 80 persen, harus ada relaksasi rumah sakit," kata Khofifah di Bangkalan, Selasa (8/6/2021).

Di hadapan Bupati Bangkalan, Khofifah menjelaskan, setiap rumah sakit rujukan harus memiliki RS penyangga untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.

"Tidak boleh ditolak ya, tapi rumah sakit penyangga inilah yang ikut membantu. Nah RSUD Syarifah Ambami Rato Ebhu Bangkalan ini diputuskan oleh tim satgas Covid-19 Jatim ada enam rumah sakit penyangga, dua di antaranya milik Pemprov Jatim yaitu RS Soetomo dan RS Haji," papar dia.

Dari dua rumah sakit milik pemprov Jatim itu, Rumah Sakit dr Soetomo dijadikan rumah sakit rujukan utama untuk membantu Bangkalan.

"Rumah Sakit Soetomo alatnya sangat lengkap, dokternya sangat komplit, BOR-nya sangat rendah, sehingga dimungkinkan untuk dijadikan RS rujukan utama," ucap dia.

Penunjukan rumah sakit penyangga, Lanjut Khofifah, melalui rapat koordinasi yang dilakukan bersama Pangdam V Brawijaya di Makodam Brawijaya beberapa hari lalu.

"Saya sendiri mengidentifikasi daerah-daerah yang rumah sakitnya BOR-nya sudah di atas 60 persen, kemudian diminta relaksasi. Sebetulnya kalau di Bangkalan ini relatif dekat Surabaya saya hari ini juga mengajak Dirut RS Soetomo untuk koordinasi," terang dia.


Khofifah menegaskan, relaksasi rumah sakit penting dilakukan. Hal ini bisa memberikan ruang kepada rumah sakit jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di wilayah tersebut.

"Nah sekarang pak bupati sedang menyiapkan dua titik penyangga di sini, satu di balai diklat satu lagi gedung BLK. Pemprov menyiapkan di BPWS kaki Suramadu Bangkalan, ini sebagai tempat transit atau ruang isolasi bagi pasien covid-19," kata dia.

Minta tradisi toron (mudik) ditunda

Para perantau dari Madura memiliki dua tradisi mudik yang biasa dikenal dengan istilah toron (turun). Tradisi toron itu dilakukan saat Idul Fitri dan Idul Adha. 

Khofifah pun meminta masyarakat Madura, khususnya Bangkalan, tak melakukan tradisi tersebut saat Idul Adha. 

Menurutnya, kondisi saat ini tak memungkinkan para perantau pulang dan berkumpul dengan keluarga.

"Biasanya Idul Adha ada tradisi toron. Hari ini mohon untuk bisa kembali menunda keinginan tradisi toron itu, suasana ini tidak cukup untuk silaturahmi dilakukan dengan kerumunan, yang kita harapkan semuanya dalam keadaan sehat, dan Covid-19 ini bisa dikendalikan dengan baik," jelas Khofifah.

Khofifah meminta masyarakat sabar dan menahan diri untuk pulang ke kampung halaman. 

"Sabar semoga semuanya sehat," kata Khofifah.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/09/065035578/kasus-covid-19-meningkat-ini-wejangan-khofifah-kepada-pemkab-dan-masyarakat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke