Salin Artikel

Fateta Unand Ciptakan Nasi Rendang Darurat Bencana yang Tahan 1 Tahun

Pangan ini berupa makanan instan yang terdiri dari nasi rendang lengkap dengan sayur yang tahan selama 1 tahun.

Selama tiga bulan terakhir, tiga peneliti asal Fateta Unand, yakni Feri Arlius Dt Sipado, Daimon Syukri dan Cesar Welya Refdi merancang produk makanan instan yang lengkap dengan karbohidrat dan protein.

"Penelitian sudah kita lakukan 3 bulan terakhir. Saat ini sudah masuk tahap pengujian akhir di laboratorium dan segera kita launching," kata ketua tim peneliti, Feri Arlius kepada Kompas.com, Selasa (8/6/2021).

Feri yang juga Dekan Fateta ini menyebutkan, munculnya ide menciptakan pangan darurat bencana ini berawal dari banyaknya musibah bencana yang melanda Indonesia.

Kemudian, dalam setiap musibah, bantuan bencana yang diberikan biasanya berupa mi instan.

"Kemudian dari Sumbar sering dibantu rendang. Tapi itu hanya berupa rendang saja. Nah, kemudian muncul ide untuk menciptakan nasi rendang instan," kata Feri.

Setelah muncul ide, kemudian dibentuk tim yang terdiri dari dosen Fateta.

Selama 3 bulan bekerja, tim akhirnya menemukan pangan darurat bencana berupa nasi rendang dan nasi dendeng instan yang bisa tetap awet dalam jangka waktu yang lama.

Menurut Feri, nasi rendang instan itu dibuat melalui proses sterilisasi dan kemudian dibungkus plastik vacum kedap udara, sehingga tidak terkontaminasi bakteri.

"Ini berupa nasi dan sayuran kering, serta rendang atau dendengnya yang dilengkapi dengan pil pemanas," kata Feri.

Sebelum dimakan, nasi rendang itu cukup dipanaskan dengan pil pemanas yang sudah disediakan.

"Cara menyajikannya hanya membutuhkan air dingin. Air itu dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disediakan di balik bungkusan nasi, kemudian dimasukkan pil pemanas sehingga memunculkan uap panas. Uap itu yang membuat nasi dan sayur kembali siap saji," kata Feri.

Feri mengatakan, nasi rendang itu diperkenalkan pada acara Dies Natalis Fateta ke-13 di Kampus Unand, Limau Manis.

"Pengenalan awalnya dilakukan pada Dies Natalis ini. Selanjutnya setelah hasil labor dan izin keluar, baru kita luncurkan," kata Feri.

Feri mengakui bahwa saat ini pihaknya sudah banyak ditawari investor untuk mengkomersialkan hasil risetnya tersebut.

Namun demikian, pihaknya terlebih dahulu menyerahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumbar.

"Kalau harga satu bungkus nasi rendang itu bisa mencapai Rp 30.000 satu bungkus. Tapi ini kita serahkan dulu ke Pemprov Sumbar," kata Feri.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/08/105208278/fateta-unand-ciptakan-nasi-rendang-darurat-bencana-yang-tahan-1-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke