Salin Artikel

Gas Kimia Pabrik di Karawang Bocor, 80 Warga Keracunan, Sekdes: Bau Gasnya Lebih Tajam dari Cairan Pemutih

Sekitar 80 warga mengalami sesak napas akibat kebocoran gas itu. Sebanyak 22 orang di antaranya dirawat di rumah sakit.

Akibat kejadian itu, warga berharap pabrik ditutup. Sebab kejadian keracunan itu bukan lagi yang pertama terjadi. 

Warga berharap pabrik ditutup 

Pendi, salah satu warga Kampung Cigempol, Desa Kutamekar berharap pabrik yang memproduksi caustic soda, klorin, dan hypo jaraknya yang berkisar satu kilometer dari rumahnya ditutup total. Sebab, hal itu tak hanya membahayakan kesehatan, melainkan juga nyawa warga.

"Harapannya ditutup total, karena itu bukan merusak kesehatan lagi, (tapi) nyawa manusia," ujar Pendi ditemui di halaman Kantor Desa Kutamekar, Kamis (3/6/2021).

Jika tidak ditutup, ia berharap perusahaan memperbaiki sistem keamanan produksi, agar tidak lagi terjadi kebocoran dan membahayakan warga sekitar pabrik.

"Kalau gak bisa ditutup total ya harus ada safetynya, biar kalau ada kebocoran enggak membahayakan warga terdekat," kata dia.

Hal yang sama disampaikan Ina Marlina (18). Ina menyebut kebocoran gas caustic soda bukan kali pertama terjadi. Bahkan sebelum Ramadhan 1442 hijriah, juga terjadi kebocoran.

"Sebelum puasa bocor. Tapi tidak separah ini. Ini yang paling parah," ujar dia.

Sekretaris Desa Kutamekar, Dayat Daryana pun berharap kebocoran gas kimia tak terulang.

"Kami ingin penangananya lebih baik lagi agar warga kami tidak terdampak," katanya. 

Dalam catatan Kompas.com, pada 2017 lalu kejadian serupa terjadi. Belasan warga di Desa Kutapohaci dan Kutamekar kecacunan gas kimia.

Kebocoran gas bukan pertama kali terjadi

Humas PT Pindo Deli Pup and Paper Mills Andar Tarihoran hanya menjawab singkat saat ditanya soal tuntutan warga itu.

"Dari dulu (permintaan penutupan pabrik caustic soda)," kata Andar, Kamis. 

Andar mengakui kebocoran gas kimia dari pabrik caustic soda bukan pertama kali terjadi. Hanya saja dengan kronologis yang berbeda.

Meski begitu, kata Andar, pihaknya memastikan bertanggungjawab atas kejadian itu. Mulai dari biaya pengobatan warga hingga insentif bagi warga terdampak.

"Semua ditanggung, biaya perawatan insentif. Besarannya kita masih bermediasi," ujarnya.

Faktor "human error"

Head of Public Affair PT Pindo Deli Pup and Paper Mills Adil Teguh menyebut pihaknya sangat menyesalkan kejadian kebocoran gas itu.

Meski begitu ia memastikan kondisi tersebut tertangani dengan cepat. Seluruh warga yang terdampak, kata dia, telah menerima pengobatan medis.

"Kami sangat menyesalkan kejadian ini, yang disebabkan oleh faktor manusia (human error) ketika ditemukannya salah satu tabung gas dari pelanggan yang bermasalah," ujar Adil melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/6/2021).

Bekerjasama dengan aparat berwenang dan pimpinan daerah setempat, manajemen PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 terus berkoordinasi dan memastikan kejadian ini tertangani dengan baik dan sesuai prosedur.

PT Pindo Deli 2, tambahnya, memiliki protokol penanganan kejadian dan tetap melakukan perbaikan secara terus-menerus pada seluruh kegiatan operasional, sesuai peraturan dan perundang-undangan, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.

Tujuannya untuk memastikan kelangsungan usaha dan komitmen kepada seluruh pemangku kepentingan terkait.


Kronologi bocornya gas

Adil mengungkapkan, sebelum pukul 11.00 WIB, Kamis (3/6/2021) pihaknya pengidentifiksi adanya tabung gas yang diterima dari customer bermasalah. Hal itu ditandai dengan suhu pada permukaan tabung yang cukup panas.

"Petugas yang bertugas ketika itu, Head of Chemical Plant, telah menginstruksikan kepada karyawan terkait untuk melakukan proses vacuum dan menetralisir dengan hypo, serta secara simultan mengalirkan air untuk menurunkan suhu pada tabung," kata Adil.

Sekitar pukul 11.15 WIB lantaran suhu yang semakin panas akibat reaksi bercampurnya khlorin dan air, serta tekanan yang semakin tinggi, safety valve pada tabung klorin tidak dapat menahan tekanan dari dalam tabung.

Sehingga mengakibatkan klorin yang masih terdapat di dalam tabung keluar dan dengan cepat menyebar sesuai arah angin.

Wabup Karawang minta ada mitigasi kebocoran gas

Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, mengalami keracunan. Dugaan sementara berasal dari pabrik caustic soda milik PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2.

Sekretaris Desa Kutamekar Dayat Daryanto menyebut keracunan diduga dari bocornya gas caustic soda. Gas itu bocor sekitar pukul 10.30 WIB. Akibatnya warga di dua rukun tetangga di desa itu terdampak. Mereka mengalami sesak napas, mual, hingga lemas.

Kejadian itu, kata Dayat berlangsung sangat cepat lantaran saat itu angin bertiup kencang. Warga pun terlambat mengamankan diri. Bau gas itu lebih tajam dari bau cairan pemutih pakaian.

Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh meminta perusahaan membuat mitigasi kebocoran gas kimia. Ia ingin ada solusi jangka panjang bagi warganya. Ia mengaku tidak mau penanganan hanya sebatas musyawarah saat terjadi kebocoran. Sebab, kebocoran gas dari perusahaan itu bukan kali pertama terjadi.

Aep meminta PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills membuat sistem keamanan untuk mencegah bocornya gas caustic soda berdampak pada masyarakat. Ia ingin ada sistem otomatis yang jika terjadi kebocoran, tak berdampak kepada warga sekitar.

Sekitar 80 warga mengalami sesak napas akibat kebocoran gas itu. Sebanyak 22 orang di antaranya dirawat di rumah sakit.

Diusut Polres Karawang

Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki kasus keracunan massal warga Kutamekar itu.

Rama mengungkapkan, ia telah mengirim surat kepada Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tujuannya untuk mengetahui penyebab kebocoran gas itu.

Polisi pun menutup sementara pabrik caustic soda itu. Tidak dibolehkan ada kegiatan di tempat itu.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/04/104936878/gas-kimia-pabrik-di-karawang-bocor-80-warga-keracunan-sekdes-bau-gasnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke