Salin Artikel

Manfaatkan Barang Bekas sebagai Dekorasi, Kampung Kumuh di Gresik Disulap Jadi Indah

Namun bak berbeda 360 derajat, kampung ini kini berubah menjadi elok dipandang hingga menjadi tujuan wisata.

Padahal sebelumnya, banyak yang tidak mengira perkampungan yang kumuh tersebut bisa menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi.

Kampung yang kumuh itu kini berubah menjadi bersih dan tertata apik, dengan dekorasi sebagian besar berbahan daur ulang sampah dan barang-barang bekas.

"Itu murni ide dari anak-anak karang taruna yang ada di sini, yang memang menginginkan kampungnya indah. Makanya kami support penuh," ujar Lurah Sidokumpul Sulaiman Rasjid kepada awak media, Senin (31/5/2021).

Sulaiman mengaku, konsep tersebut sebenarnya sudah ada sejak dirinya belum menjabat sebagai Lurah Sidomoro, namun baru benar-benar dapat terlaksana belum lama ini.

Dengan kondisi perkampungan yang terlihat bersih, sekaligus berhias pernak-pernik yang dicat warna-warni, sepintas lokasi ini terlihat mirip kampung warna-warni yang ada di Malang.

Ia pun bersyukur, pemikiran warga mulai berubah dan akhirnya berimbas pada pemandangan area perkampungan, dari yang semula kumuh menjadi cukup indah untuk dipandang.

Paling utama, dekorasi yang digunakan berasal dari barang daur ulang, sehingga disebut sebagai kampung kreasi.

"Sebenarnya itu (konsep) sudah ada sejak zaman Pak Umaya sebagai Lurah di sini, kemudian saya masuk (menjabat) 1,5 tahun lalu tinggal meneruskan," ucap Sulaiman.


Sementara Umaya yang saat ini menjabat sebagai Kasi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Gresik membenarkan, bila ide mengenai kampung kreasi sudah ada saat dirinya masih menjabat sebagai Lurah Sidokumpul.

Namun, ide baru dapat dieksekusi dengan baik belum lama ini, setelah edukasi berhasil diterima dengan baik oleh warga.

"Awalnya dulu memang kawasan atau daerah kumuh, kemudian mas (Imam) Wahyu ada usul dan kami bersama-sama terus melakukan sosialisasi. Terpenting, ada antusias warga," kata Umaya.

Warga yang mulai sadar diri, akhirnya perlahan mencintai akan keindahan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.

Bahkan, mereka kemudian berpacu secara pribadi untuk 'menyulap' sekitar tempat tinggal mereka menjadi elok dipandang mata.

"Bahkan kalau ada warga yang masih suka dengan pola kehidupan kumuh, maka mereka akan mendapat sindiran dari tetangganya sendiri atau warga lain. Itu yang akhirnya membuat warga sadar diri, menghias rumahnya dan menjaga kebersihan," tutur Umaya.

Umaya mengatakan, ide tersebut mulai menjadi bahan pemikiran dan pembicaraan dengan Imam Wahyu serta karang taruna kelurahan setempat sejak Desember 2019.

Perlahan namun pasti, ide tersebut akhirnya bisa terwujud kendati membutuhkan waktu hampir dua tahun.

Konsep ide

Ketua Karang Taruna Kelurahan Sidokumpul Imam Wahyu, turut angkat bicara mengenai konsep ide 'menyulap' kampung halamannya, dari yang semula kumuh menjadi indah.

Terlebih, ornamen yang dibuat hiasan di kampung tersebut berasal dari barang bekas atau daur ulang.

"Orang sini itu kebanyakan pendatang, jadi mungkin karena itu mereka acuh dan cenderung seenaknya sendiri. Kemudian saya sama teman-teman karang taruna terpikir, bagaimana mengubah kampung yang kumuh jadi enak dipandang, indah lah pokoknya," kata Wahyu.

Kebetulan saat itu, jabatan Lurah Sidokumpul masih dipegang oleh Umaya. Ide tersebut langsung mendapat respons positif.

Sehingga Wahyu dan sebagian warga kemudian perlahan memulai proyek tersebut untuk menjadi contoh bagi warga yang lain.

"Lama kelamaan warga yang lain suka dan mulai mengikuti apa yang kami kerjakan. Kemudian ada perwakilan dari perusahaan yang ada di dekat kampung sini tertarik dan memberikan bantuan melalui CSR (corporate system responsibility)," ucap Wahyu.

Wahyu sendiri tidak asing dengan agenda daur ulang, sebab bersama rekan-rekannya yang ada di karang taruna kelurahan setempat, mereka menjadi pelopor warkop sampah.

Sebuah warung kopi, di mana pembeli bisa membayar sajian yang tersedia, dari barang bekas atau sampah daur ulang yang mereka punya di rumah.

"Dulu sini itu memang kumuh mas, tapi Alhamdulillah kini sudah bagus, indah dipandang. Kini malah kalau ada warga yang masih buang sampah sembarangan, warga lain pasti menegur," tutur Winarso (56), ketua RT 02/RW 07.


Respons warga

Warga RT 02/RW07 merasa senang, kampung halaman mereka yang awalnya kumuh dan jorok, kini terlihat elok dipandang mata.

Terlebih, sebagian warga juga turut diberdayakan dengan adanya konsep daur ulang bagi bahan yang akan digunakan untuk menghias kampung mereka.

"Sudah bagus, enak dilihatnya. Tidak kayak dulu yang jorok dan kumuh, jadi kami sudah sepakat untuk bersama-sama menjaga," tutur salah seorang warga, Suwarni (50).

Sementara Arumi (52) dan suaminya Muhammad Teman (65), merasa bersyukur bisa ikut berpartisipasi dalam mengubah kampungnya menjadi indah dipandang mata secara langsung.

Karena mereka berdua, kini turut memproses alias melakukan daur ulang barang bekas yang tidak terpakai menjadi hiasan di kampungnya.

"Saya sebelumnya jualan kecil-kecilan, bapaknya tukang batu. Kemarin diajarin mas-mas karang taruna, sekarang sedikit-sedikit sudah bisa menjadikan ember bekas cat jadi tempat duduk, maupun bekas tempat air mineral jadi hiasan dicat warna-warni," kata Arumi.

Tidak hanya bahan bekas dan daur ulang, perlahan warga RT 02/RW 07 juga menghias sekitar rumah mereka dengan aneka tanaman hidroponik.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/02/071324678/manfaatkan-barang-bekas-sebagai-dekorasi-kampung-kumuh-di-gresik-disulap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke