Salin Artikel

Banjir Kiriman Malaysia Berangsur Surut, Masih 80 Rumah di Nunukan Terendam

NUNUKAN, KOMPAS.com – Banjir kiriman Malaysia yang merendam sembilan kecamatan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), berangsur surut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan mencatat, hingga 30 Mei 2021, tersisa 80 dari 440 rumah di Kecamatan Sembakung yang masih terendam.

Kecamatan Sembakung merupakan wilayah yang terparah terdampak banjir.

"Hari ini, kami tim BPBD Nunukan berada di lokasi banjir terparah di Kecamatan Sembakung, dari sekitar 440 rumah yang kemarin terendam, hari ini tersisa 80 rumah," ujar Kasubid Kedaruratan dan Logistik (Kedalog) BPBD Nunukan Hasanuddin, dihubungi, Minggu (30/5/2021).

Banjir mulai meluap ke pemukiman penduduk sejak 24 Mei 2021, saat itu ada 9 Kecamatan dilaporkan terdampak.

Sembilang kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Sebuku, Tulin Onsoi, Sembakung, Sembakung Atulai, Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan, Lumbis Ogong, Krayan Induk, dan Kecamatan Krayan Selatan.

Hasan melanjutkan, tidak adanya hujan dalam dua hari terakhir membuat debit air berkurang secara signifikan.

Di wilayah Sembakung yang merupakan daerah terparah, ketinggian air saat ini ada di batas 4,2 meter.

"Hari ini air turun cukup jauh, puncaknya kemarin kan ada di ketinggian 4,9 meter, saat ini sudah di 4,2 meter. Memang di desa terparah seperti Desa Atap dan Desa Tagul, air masih merendam rumah. Ketinggian bervariasi, ada yang sebatas lutut sampai sebatas pinggang orang dewasa," jelasnya.

BPBD Nunukan mengaku tidak mengalami kendala dalam melakukan pemantauan ataupun distribusi logistik.

Hari ini sudah banyak masyarakat membersihkan rumah, sarana ibadah juga fasilitas umum dan pemerintahan.

"Alhamdulillah, tidak ada kendala berarti. Penyaluran bantuan aman, puskesmas juga sudah mulai difungsikan dan aktifitas warga bisa dikatakan hampir pulih seluruhnya,’’tegasnya.

Banjir di perbatasan RI–Malaysia ini berasal dari luapan Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia.

Banjir kemudian mengalir ke sungai Pampangon, berlanjut ke sungai Lagongon ke Pagalungan, masih wilayah Malaysia.

Dari Pagalungan, aliran sungai kemudian memasuki wilayah Indonesia melalui Sungai Labang, Sungai Pensiangan dan Sungai Sembakung.

Hasan mengakui, banjir kali ini memang lebih luas ketimbang awal 2021.

Saat itu, banjir hanya terjadi di kecamatan Sembakung dengan ketinggian banjir mencapai 2,1 meter hingga 4 meter.

BPBD Nunukan mencatatkan, sebanyak 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa terdampak.

Menurut Hasan, ada tiga factor penyebab banjir di Nunukan meluas, faktor pertama adalah kondisi air laut sedang dalam air pasang tertinggi.

Kedua adalah intensitas hujan lebat disertai petir yang terus terjadi, dan faktor terakhir karena efek dari gerhana bulan yang terjadi pada 26 Mei 2021.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/30/173129178/banjir-kiriman-malaysia-berangsur-surut-masih-80-rumah-di-nunukan-terendam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke