Salin Artikel

Wonogiri Masuk Zona Merah Covid-19, Bupati: Update Data Kami Tidak Sinkron dengan Kemenkes

WONOGIRI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri melakukan klarifikasi data ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setelah bumi gaplek dinyatakan sebagai zona merah Covid-19.

Pasalnya, tabulasi dan laporan hasil Covid-19 (LHC) yang dimiliki Pemkab Wonogiri tidak sinkron dengan data yang dimiliki Kemenkes.

“Tabulasi, LHC serta update data kami tidak sinkron dengan Kemenkes. Klarifikasi kami lakukan agar data yang disajikan lebih objektif sehingga Pemkab Wonogiri bisa mengevaluasi terhadap apa yang harus dikerjakan ke depannya,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo kepada Kompas.com, Jumat (28/5/2021).

Pria yang akrab disapa Jekek ini mengatakan, data yang dirilis per tanggal 20 Mei 2021 sampai tanggal 24 Mei 2021 terdapat selisih 123 orang jumlah kasus terkonfirmasi positif.

Selisih jumlah itu menjadikan Wonogiri masuk zona merah atau daerah dengan kerawanan tinggi penularan Covid-19.

Padahal, bila dilihat dengan kondisi riil data yang ada Wonogiri masih dikategorikan zona oranye.

“Jadi kalau disandingkan dengan LHC dan tabulasi sebenarnya zona oranye dengan potensi penularan sedang,” kata Jekek.

Jekek menyatakan, data riil Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri melansir dalam waktu sepekan terjadi 120 peningkatan kasus terkonfirmasi positif.

Dengan demikian, setiap hari terjadi penambahan kasus sekitar 22 orang.

Sementara data yang dirilis Kemenkes terjadi peningkatan kasus terjadi sebanyak 243 orang.

Menurut Jekek, peningkatan jumlah kasus selama lima hari lantaran ada mobilisasi warganya saat arus mudik dan pasca-lebaran.

Namun, hari ini dilaporkan tidak ditemukan penambahan kasus.

Sementara saat ini Pemkab Wonogiri masih menunggu 250 hasil spesimen pemeriksaan test PCR.

“Semoga hasilnya negatif semua. Tetapi kalau ada yang positif saya meyakini hasilnya tidak akan menonjol,” jelas Jekek.

Terendah di Soloraya

Jekek mengatakan, bila melihat update data Satgas Covid-19 Provinsi Jateng maka Wonogiri terendah jumlah kasus Covid-19.

Tak hanya itu, jumlah kasus aktif dan korban meninggal karena Covid-19 juga terendah di wilayah Soloraya.

Data Satgas Covid-19 Pemprov Jateng kemarin merilis jumlah kasus positif di wilayah Soloraya tertinggi yakni Klaten sebanyak 7.597 diikuti Kota Solo sebanyak 6.853 kasus, Sragen 6.776, Karanganyar 6.734, Sukoharjo 5.323, Boyolali 4.593 dan terakhir Wonogiri, 4.264 kasus.

“Kalau dilihat dari data kami terendah di Soloraya. Lalu tiba-tiba Jakarta merilis kami berada di zona merah. Kaget semua ini. Bukan saya tidak terima. Tetapi ini memalukan karena ini menyangkut kinerja kolektif kami,” kata Jekek.

Tak hanya itu, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto juga mengapresiasi tingkat kepatuhan warga Kabupaten Wonogiri memakai masker hingga 83 persen.

Sementara daerah lain berkisar 60-an persen.

Jekek meminta harus ada pihak-pihak yang meminta maaf kepada masyarakat Wonogiri bila terjadi kesalahan data di pemerintah pusat.

“Harus ada pihak yang secara gentle menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat kami. Tetapi kalau memang merah tidak masalah. Tetapi jangan menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta,” demikian Jekek.

Diberitakan sebelumnya, Kabupaten Wonogiri menjadi satu-satunya daerah yang masuk zona merah Covid-19 di Jawa Tengah.

Hal itu berdasarkan paparan Satgas Penanganan Covid-19 nasional yang mengumumkan Wonogiri masuk satu dari sepuluh kabupaten yang masuk zona merah atau risiko penularan tinggi Covid-19 di Indonesia.

Pantauan di website Satgas Covid-19 Nasional, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, Wonogiri menjadi satu-satunya daerah yang masuk zona merah.

Sementara 30 daerah lain dinyatakan masuk zona oranye dan empat kabupaten kategori zona kuning.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (27/5/2021), membenarkan bumi gaplek masuk zona merah Covid-19.

Namun, sampai saat ini ia belum mengetahui penyebab Wonogiri masuk sebagai zona merah.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/28/090635278/wonogiri-masuk-zona-merah-covid-19-bupati-update-data-kami-tidak-sinkron

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke