Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Dokter Jual Vaksin Sinovac Rp 250.000 | Pengibaran Bendera Setengah Tiang di Papua

KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara mengungkap dugaan kasus jual beli vaksin ilegal.

Ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka, salah satunya adalah seorang dokter berinisial IW. Ia adalah dokter di Rumah Tahanan Tanjung Gusta, Medan.

IW menyebut, vaksin Sinovac itu dia dapatkan dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut).

Vaksin tersebut kemudian digunakan untuk kegiatan vaksinasi ilegal, yang mana tiap pesertanya wajib membayar Rp 250 ribu.

Berita populer lainnya adalah seputar pembunuhuan dua wanita muda yang dilakukan oleh seorang sopir truk di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Usai membunuh, pria berinisial YT (41) tersebut memerkosa jasad korbannya. Perbuatan ini dia lakukan terhadap dua korbannya, N (19) dan MB (18).

Lokasi pembunuhan dan pemerkosaan dilakukan di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Jasad N ditemukan di dalam hutan, sedangkan MB di tanah kosong.

Berikut ini adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

IW, dokter yang bertugas di Rumah Tahanan Tanjung Gusta, Medan, terlibat dalam dugaan kasus jual beli vaksin ilegal.

Ia bersama tiga orang lainnya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Vaksin-vaksin itu digunakan untuk kegiatan vaksinasi ilegal, yang mana tiap pesertanya wajib membayar Rp 250 ribu.

Dia menyampaikan, vaksin tersebut diperolehnya dari Dinas Kesehatan Sumut. Di sana, dia menemui SH, salah satu tersangka lainnya.

Kata IW, untuk mendapatkan vaksin itu, dirinya tidak memakai prosedur tertulis, melainkan hanya lewat lisan.

"Pakai (surat) permohonan itu memang. Tapi kalau untuk yang sosial, Pak, itu saya mohon secara lisan kepada Bapak SH. Langsung menghadap di kantornya," ujarnya saat dihadirkan dalam konferensi pers di Markas Polda Sumut, Jumat (21/5/2021).

Nyawa N (19) dan MB (18) hilang di tangan YT (41), seorang sopir truk.

MB ditemukan tak bernyawa di sebuah tanah kosong di Kelurahan Batakte, Kecamatan Kupang Barat, pada Februari 2021 lalu.

Berselang tiga bulan setelahnya, atau pada Senin (17/5/2021), jasad N ditemukan dalam kondisi membusuk di dalam hutan di kecamatan yang sama dengan korban sebelumnya.

Pelaku pembunuhan adalah orang serupa, yakni YT. Polisi menerangkan, N dan MB sama-sama berkenalan dengan YT lewat Facebook.

“Jadi, mereka awalnya berkenalan di Facebook, kemudian pelaku merayu korban dan mengajak bertemu," ucap Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah NTT Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto.

Ketika bertemu, pelaku memaksa korban untuk berhubungan badan dengannya. Akan tetapi, kedua korban menolak.

Alhasil, YT membunuh kedua perempuan itu memakai pisau.

Wafatnya Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal membuat bumi Papua berduka.

Sebagai tanda belasungkawa atas kepergian Klemen, Pemerintah Provinsi Papua menginstruksikan untuk mengibarkan bendar setengah tiang selama tujuh hari.

Pengibaran bendera setengah tiang ini berlaku bagi seluruh kantor pemerintahan di tingkat kabupaten/kota yang ada di Papua, dan berlangsung mulai 22-29 Mei 2021.

"Kami turunkan Bendera setengah tiang selama tujuh hari, karena Beliau pejabat negara," terang Sekretaris Daerah Provinsi Papua Dance Yulian Flassy di Jayapura, Jumat (21/5/2021).

Pada Sabtu (22/5/2021) pagi, bendera setengah tiang tampak mulai dipasang di komplek kantor Wali Kota Jayapura.

"Tentu kami akan mengikuti instruksi dari Pemprov Papua. Kami dan seluruh warga kota juga merasa kehilangan atas meninggalnya Bapak Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal," ungkap Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Sejak Jumat (21/5/2021) pagi, jagat dunia maya dihebohkan oleh adanya video yang diduga berasal dari acara ulang tahun Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.

Dalam keterangan suara yang ada, video itu diambil di rumah dinas Khofifah di Kompleks Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Rabu (19/5/2021) malam.

Video berdurasi kurang dari 1 menit itu lantas viral di media sosial.

Soal video tersebut, Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono menyatakan bahwa kegiatan itu merupakan spontanitas dan bukan inisiatif Khofifah.

"Sumpah demi Allah itu bukan inisiatifnya Bu Gubernur Khofifah," kata Heru kepada wartawan di kantor Gubernur Jatim, Jumat.

Heru memaparkan, pesta ulang tahun itu adalah tindakan inisiatifnya sebagai pimpinan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jatim.

"Yang punya inisiatif saya sebagai pimpinan OPD sebagai bentuk perhatian staf kepada atasannya," bebernya.

Kasus jual beli vaksin ilegal yang diduga melibatkan tiga aparatur sipil negara (ASN) dan seorang agen properti diungkap oleh Polda Sumatera Utara.

Vaksin Sinovac itu kemudian diselewengkan untuk kegiatan vaksinasi ilegal yang dikoordinasikan oleh SW, si agen properti.

Dari siaran pers yang diterima wartawan, lokasi-lokasi vaksinasi tersebar di 15 titik di Jakarta dan Medan.

Perinciannya yaitu enam kali di Jati Residence, dua kali di Ruku The Great Arcade Kompleks Cemara Asri, tiga kali di House Citra Land Bagya City, tiga kali di Jalan Palangkaraya, dan satu kali di Kompleks Puri Delta Mas Jakarta.

Kata polisi, bagi yang mengikut vaksinasi ilegal ini, wajib membayar Rp 250 ribu.

"Dari hasil pendalaman kita, SW selaku koordinator sudah melakukan lebih kurang 15 kali kegiatan vaksin berkelompok dengan jumlah yang sudah divaksin 1.085 orang di 15 tempat atau 15 kali pemberian vaksin," jelas Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak dalam konferensi pers, Jumat.

Panca menyampaikan, vaksinasi ilegal tersebut telah berlangsung sejak Maret 2021.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Medan, Dewantoro; Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi; Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor: Aprillia Ika, Rachmawati, Abba Gabrillin, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/05/23/064500678/populer-nusantara-dokter-jual-vaksin-sinovac-rp-250000-pengibaran-bendera

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke