Salin Artikel

Setahun Bali Tanpa Turis, Warga Pulau Dewata: Saya Kehilangan Segalanya...

Saat pandemi, ekosistem pariwisata Bali hancur. Padahal pada tahun 2019, bandara Bali menerima 6,2 juta wisatawan mancanegara.

Pada kuartal kedua tahun 2020, semua kecuali 10% dari para penyedia tur dan perjalanan di pulau itu telah tutup. Hotel-hotel yang tetap beroperasi hanya memiliki tingkat hunian kurang dari 10%.

Yang jelas Bali telah mengalami setahun penuh tanpa kehadiran turis mancanegara.

Dikutip dari nationalgeographic.id, Fast Company menghimpun kisah yang terjadi selama setahun terakhir di Bali.

"Saya kehilangan segalanya"

Ernst Ludick adalah General Manager Amankila Resort di Bali timur. Ia mengatakan banyak perubahan yang terjadi di Bali sejak pandemi.

"Bali pernah mengalami penurunan tajam ini di masa lalu, tetapi tidak ada yang sebanding dengan ini. Dengan pariwisata, banyak orang Bali menjadi makmur. Satu atau dua generasi yang lalu, penduduk setempat adalah staf-staf hotel kelas atas," ungkap dia.

Dia menambahkan, "Namun, anak-anak mereka telah mengambil pekerjaan, tidak hanya di industri perhotelan dan pelayaran, tetapi juga sebagai akuntan, insinyur, perawat, dokter, dan sebagainya."

"Tetapi )akhir-akhir ini) saya melihat mobil dan sepeda motor di pinggir jalan dengan tanda 'untuk dijual' di atasnya."

Hal yang sama juga disampaikan oleh Made Wirata seorang sopir taksi yang tinggal lebih dari 20 tahun di Ubud.

"Sebelum virus corona, bisnis saya bagus, saya punya banyak pelanggan yang merupakan turis, dan saya menghasilkan cukup uang. Itu sudah cukup bagi saya. Saya bisa duduk di rumah tanpa melakukan apa-apa, tidak ada pekerjaan, tidak ada pekerjaan, tidak ada apa-apa selama setahun sekarang."

Sementara itu Gede Sukayarsa, pemilik Villa Bantes dan Bulian Homestay di Bali Utara mengaku telah kehilangan banyak hal saat pandemi menggulung pariwisata di Bali.

Biasanya ia akan bekerjasama dengan grup tur G Adventure untuk mengajak wisatawan menginap di hotelnya.

"Saya adalah seorang pemandu wisata di Indonesia dari tahun 1997 hingga 2019, kemudian saya mendapat properti di sebuah desa di Bali Utara di mana para tamu dapat menginap, dan saya telah mengelolanya."

Tak hannya bisnisnya. Saat pandemi Gede bahkan harus kehilangan mobil miliknya.

"Saya biasanya memiliki tiga kelompok yang tinggal bersama saya, kebanyakan dari Eropa dan AS. Itu berjalan sangat baik. Rombongan terakhir yang datang pada Maret 2020. Setelah itu tidak ada lagi pengunjung. Saya kehilangan segalanya April lalu. Saya kehilangan mobil saya. Bank menjadi sangat agresif," kata dia.

Semenyata itu Guy Heywood, Chief Operating Officer Six Senses Resort, termasuk Six Senses Uluwatu mengatakan jika dampak pandemi di Bali lebih besar dibandingkan saat bom Bali beberapa tahun lalu.

"Setelah bom Bali [pada 2002 dan 2005, yang menewaskan penduduk lokal dan juga turis], pulau itu sunyi selama beberapa bulan, lalu berangsur-angsur bangun kembali," kata dia.

"Tetapi ini pertama kalinya seluruh dunia terhenti. Ini memengaruhi semua orang: sopir taksi, pedagang kaki lima, orang-orang yang mengajar selancar, para wanita yang menawarkan pijat di pantai," imbuhnya.

Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa Pulau Bali yang memiliki populasi 4,3 juta orang mengambil 53% pendapatannya langsung dari sektor pariwisata atau perjalanan pada 2019.

Beberapa perkiraan menyebut sumber seperempat pendapatan lainnya pulau ini secara tidak langsung juga terkait dengan pariwisata.

Para pekerja Bali yang sebelumnya mungkin tinggal di pertanian keluarga telah berbondong-bondong ke tempat-tempat yang tujuan wisata populer seperti Ubud, Seminyak, dan Nusa Dua untuk menjadi pekerja hotel, pemandu wisata, pemijat, koki, dan penjual suvenir.

Ketika dunia berhenti bepergian karena Covid-19, ekosistem pariwisata Bali hancur.

Namun beberapa pemasukan datang kembali ketika orang-orang Indonesia yang kaya telah berkunjung lagi ke Bali.

Tapu selama pembatasan kunjungan internasional ke Bali tetap ditutup, mesin ekonomi Bali relatif tetap tidak aktif.

Sejumlah pemberitaan menyebut pemerintah Indonesia berencana untuk mulai mengizinkan kembali para pelancong internasional mengunjungi Bali pada akhir Juli nanti.

Sementar itu para pekerja di industri pariwisata di Bali juga telah menerima vaksin secara bertahap sejak beberapa bulan lalu.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/22/155500278/setahun-bali-tanpa-turis-warga-pulau-dewata--saya-kehilangan-segalanya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke