Salin Artikel

Kasus Berdarah Sopir Truk di NTT, Kenalan lewat Facebook, Pelaku Bunuh dan Perkosa 2 Wanita Muda

KOMPAS.com - Sesosok tubuh wanita ditemukan oleh Januario Amtiran (18) saat sedang melakukan pemetaan lokasi untuk perusahaannya.

Gadis itu ditemukan di hutan di Kelurahan Batakte, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin (17/5/2021).

Kondisinya tak bernyawa, jasadnya pun telah membusuk.

Belakangan diketahui, mayat tersebut berinisial YAW alias N (19), seorang perempuan asal Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.

Berjarak tiga bulan sebelumnya, atau pada Februari 2021 lalu, mayat wanita juga ditemukan di sebuah tanah kosong di kecamatan yang sama.

Dia berinisial MB (18), seorang siswi sekolah menengah atas.

Dua jenazah tersebut memiliki kondisi sama: mereka dibunuh terlebih dulu, lalu disetubuhi.

YAW dan MB ternyata pernah berkenalan dengan seorang pria berinisial YT alias T (41).

Warga Desa Camplong 2, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, ini bekerja sebagai sopir truk.

Mereka berkenalan lewat Facebook.

Saat berkenalan dengan YAW, YT menawarkan pekerjaan di salah satu toko di wilayah Osmok, Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT. YT mengatakan, pekerjaan tersebut bergaji tinggi.

YAW yang telah menyelesaikan studinya di sekolah menengah kejuruan pada 2020 lalu, tergiur oleh tawaran YT.

YAW pun pergi ke Kota Kupang. Dia dijemput oleh YT menggunakan sepeda motor di Jalan Frans Seda, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo.

Bukannya ke tempat tujuan, motor ternyata diarahkan menuju Kelurahan Batakte di Kabupaten Kupang. YT beralasan ingin menemui temannya di dalam hutan.


Namun, itu hanya dalih YT saja. Sesampainya di dalam hutan, YAW yang sedari tadi mengikuti YT, justru diminta untuk berhubungan badan.

Permintaan itu ditolak YAW. Saat ia ingin melarikan diri, YT mengeluarkan sebilah pisau dan mengancam akan membunuhnya.

YAW melakukan perlawanan. Diduga karena meradang, YT kemudian membanting lalu menikam YAW.

"Setelah itu, pelaku memerkosa korban dan mengambil uang Rp 150.000 dan juga ponsel milik korban. Pelaku lalu melarikan diri," tutur Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto, Jumat (21/5/2021).

Krisna menjelaskan, modus dan motif pembunuhan terhadap MB sama persis seperti YAW.

“Jadi, mereka awalnya berkenalan di Facebook, kemudian pelaku merayu korban dan mengajak bertemu," ujarnya di Markas Polda NTT.

MB dibunuh dan diperkosa di Kelurahan Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, pada Kamis (25/2/2021).

Usai ditemukannya jasad YAW, polisi melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi selama empat hari.

Polisi juga memeriksa kamera pengawas yang dipasang di indekos korban. Selain itu, polisi turut melakukan pemantauan melalui pergerakan nomor ponsel.

Pada Kamis (20/5/2021) sekitar pukul 17.00 WITA, pelaku ditangkap tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda NTT di depan sebuah hotel di Jalan Timor Raya, Kota Kupang.

"Kasus ini terungkap, setelah Tim Resmob Jatanras Polda NTT membekuk pelaku T, kemarin sore sekitar pukul 17.00 WITA," jelas Krisna.


Pascaditangkap, pelaku mengakui semua perbuatannya.

Dari pemeriksaan terhadap pelaku, terungkap fakta bahwa pisau yang digunakan untuk membunuh YAW dan MB adalah sama.

Senjata tajam itu selalu dibawa oleh YT. Saat bertemu YAW dan MB, pisau itu diselipkan YT di pinggangnya.

Setelah membunuh korban, pisau tersebut kembali disimpan. Pada saat diciduk polisi, pisau masih dibawa oleh pelaku.

Pisau dan sejumlah benda lain menjadi barang bukti kasus pembunuhan dua perempuan muda di NTT.

Krisna menyampaikan, dua kasus ini bakal diserahkan ke Polres Kupang untuk proses hukum lebih lanjut.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Robertus Belarminus, Pythag Kurniati, Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2021/05/22/130156078/kasus-berdarah-sopir-truk-di-ntt-kenalan-lewat-facebook-pelaku-bunuh-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke