Salin Artikel

Terbesar dalam 20 Tahun, Banjir di Malinau Meluas ke Kabupaten Nunukan Kaltara

MALINAU, KOMPAS.com – Banjir yang terjadi di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara menjadi peristiwa banjir besar sejak 20 tahun lalu.

Banjir akibat curah hujan tinggi ini membuat debit air di Sungai Mentarang meluap dan merendam sejumlah pemukiman warga sejak Minggu (16/5/2021).

Bupati Kabupaten Malinau Wempi W Mawa mengatakan, dibandingkan 20 tahun lalu, banjir kali ini lebih besar dan lebih luas.

Saat ini, banjir akibat luapan Sungai Mentarang bahkan mencapai dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan.

‘’Kita di Malinau punya 3 cabang jalur sungai yang induknya Sungai Mentarang. Yang banjir induk sungainya, itu kenapa banjir menyebar di hampir 70 persen Kabupaten Malinau dan lebih besar dibanding 20 tahun lalu. Di beberapa tempat, ketinggian air ada yang sampai 6 meter. Bisa saya katakan ini banjir bandang,’’ujarnya saat dihubungi Jumat (21/5/2021).

Banjir ini akan terus meluas karena curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari belakangan. Meski cepat surut, namun banjir susulan selalu terjadi dan kian meluas.

Saat ini banjir sudah sampai ke dataran tinggi Krayan di Kabupaten Nunukan yang secara geografis terletak di atas Kabupaten Malinau.

Seluruh kecamatan di Krayan, mendapat banjir kiriman dari Sungai Mentarang. Banjir di dataran tinggi ini akan kembali turun dan menambah parah kondisi banjir di Malinau.

"Gambarannya cukup parah meski airnya cepat surut. Bahkan jembatan Bayley dengan konstruksi baja sekalipun hanyut tersapu banjir. Ketinggian jembatan Bayley sekitar 19 meter dari kondisi air normal, bisa saya katakan air naik lebih 20 meter dari Sungai Mentarang,’’jelasnya.

Jembatan Bayley berada di Desa Opik dan menjadi akses utama perekonomian warga yang menghubungkan ke sejumlah desa dan ibu kota kabupaten.

Jembatan sepanjang 45 meter yang dibangun tahun 2015 dengan anggaran APBD Malinau senilai Rp10 miliar inipun musnah dan melumpuhkan perekonomian di kecamatan Bahau Hulu Malinau.

‘’Kita masih melakukan pendataan, petugas dari dinas semua jadi korban banjir. Mereka juga harus menyelamatkan diri dulu, sementara ini ada 14 rumah dilaporkan hanyut. Jembatan Bayley juga, banyak sekolah terendam dan fasilitas omputer dan buku buku pasti rusak. Begitu juga sawah dan lumbung padi masyarakat, bersyukur tidak ada korban jiwa,’’urainya.

Wempi memastikan, pemerintah setempat sudah cukup tanggap dalam penanggulangan bencana. Mereka sudah mendistribusikan bantuan logistik bagi warga terdampak.

Sejauh ini, masyarakat yang rumahnya hanyut diterjang banjir juga sudah berada di rumah keluarganya dan dipastikan mendapat tempat aman.

Nantinya Pemkab Malinau akan melakukan tindakan sosial setelah mendapat data pasti jumlah korban, angka kerugian, serta berapa banyak sarana prasarana yang rusak akibat musibah banjir ini.

‘’Saya mengingatkan warga tetap waspada, banjir biasanya datang di malam hari dan intensitas hujan masih cukup tinggi. Mari kita berdoa sama sama agar banjir segera surut,’’kata Wempi.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/21/104556778/terbesar-dalam-20-tahun-banjir-di-malinau-meluas-ke-kabupaten-nunukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke