Salin Artikel

Selama Penyekatan di Puncak, 2 Pengendara Adu Mulut Karena Tak Mau Diputar Balik Polisi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Sejak diberlakukannya penyekatan, petugas kepolisian terus berjibaku membendung pemudik maupun wisatawan yang melintasi kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.

Di pagi hari para petugas sudah mulai menyebar ke pos-pos sekat untuk memeriksa berbagai jenis kendaraan non pelat F atau luar Kabupaten Bogor. Mereka juga memeriksa surat hasil rapid (swab) antigen beserta bukti Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Tak jarang para petugas terlibat adu mulut hingga kontak fisik dengan pengendara yang membandel atau yang enggan diputar balik.

Bermacam-macam alasan pun mereka utarakan ke petugas kepolisian di lokasi.

Seperti insiden pada Rabu (12/5/2021) pagi atau sehari jelang Lebaran 2021, seorang emak-emak terlibat adu mulut dengan petugas gara-gara tak terima dihentikan.

Insiden ini bermula saat polisi menemukan adanya kendaraan mobil non pelat F yang melintas di Simpang Gadog, Puncak Bogor.

Ketika diminta lebih lanjut bukti surat hasil rapid, mobil bernomor polisi A 1770 E itu pun tidak mampu menunjukkannya.

Emak-emak yang ada di dalam mobil SUV itu hanya menunjukkan bukti booking hotel.

Ia beralasan bahwa dirinya hanya akan menemui anaknya di sebuah hotel.

Petugas yang memeriksa tak percaya begitu saja, pengendara itu pun kemudian dipaksa putar balik arah.

Tak sampai di situ, emak-emak yang menggunakan jaket sweater biru dongker itu keluar dari mobilnya dan langsung marah-marah.

Petugas TNI dan Polri akhirnya mencoba menenangkan emak-emak yang tengah emosi tersebut.

Ia dibawa ke tenda pos untuk berbicara dan menjelaskan dengan tensi lebih rendah.

Kepada petugas, ia mengaku tersinggung karena ada ucapan kurang mengenakkan yang ia terima dari anggota kepolisian.

Ketegangan antara pengendara dan petugas kembali terjadi yakni sehari setelah Lebaran 2021 atau Jumat (14/5/2021).

Insiden tersebut melibatkan seorang pengendara yang mengaku sebagai asisten pribadi pejabat.

Aksi pria tersebut terekam hingga videonya viral di berbagai media sosial.

Dalam video itu, terlihat seorang pria yang memakai jaket merah beradu mulut dengan petugas kepolisian.

Pria yang mengendarai mobil Honda City itu menolak putar balik saat diminta oleh petugas di jalur Puncak Bogor.

Petugas Polres Bogor berlanjut bersitegang saat pria tersebut turun dari mobilnya.

Belakangan diketahui, petugas kepolisian yang selama ini meredam emosi pengendara adalah Kanit Turjawali Polres Bogor Ipda Ardian Novianto.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Kapolres Bogor AKBP Harun membenarkan dua insiden yang melibatkan pengendara dan petugas kepolisian itu.

"Iya baru dua kali pertama di Gadog (emak-emak) terus yang di atas (mengaku pejabat) itu, dan sudah selesai kok, mereka meminta maaf dan mau diputar balik, wajarlah itu," kata Harun.

Harun mengungkapkan bahwa setiap aturan akan selalu menimbulkan dinamika di antara masyarakat.

Jika pun ada petugas yang tidak mampu mengontrol emosinya, sambung Harun, itu disebabkan karena selama bertugas 24 jam waktu tidur mereka tak ideal.

"Enggak mungkin 1 kebijakan landai (taat semua). Pasti ada pengendara yang minta diloloskan hingga akhirnya berdebat dengan petugas, dimanapun itu pasti ada," ujarnya.

Sementara itu, Wakapolda Jawa Barat Brigjen Eddy Sumitro Tambunan juga turut menyampaikan perihal  insiden yang melibatkan beberapa masyarakat dengan petugas kepolisian.

Eddy menjelaskan, para petugas mempunyai tanggung jawab besar demi suksesnya kebijakan larangan mudik Lebaran 2021.

Jika masyarakat dibiarkan lolos penyekatan, maka akan berpotensi memunculkan kasus baru Covid-19 di setiap daerah.

Oleh karena itu, sejatinya setiap pengendara harus menghentikan kendaraannya dan harus siap juga ketika diperiksa polisi di titik penyekatan.

Menurut Eddy, masyarakat yang enggan diputar balik itu seharusnya memiliki kesadaran dan kesabaran.

Sebab, tujuan diberhentikannya kendaraan sudah sangat yaitu untuk memeriksa kelengkapan surat-surat hasil tes Covid-19.

"Pertama dia harus sadar dulu, ini untuk kepentingan kita bersama, keluarga juga serta bangsa dan negara ini. Kedua perlu kesabaran, kalau semua (masyarakat) ada kepentingan, semua kita juga punya kepentingan," ucap Eddy saat ditemui Kompas.com di jalur Puncak Bogor, Minggu (16/5/2021).

Ia menambahkan, kendati demikian, petugas kepolisian juga selalu bertindak humanis saat menghadapi pengendara yang memiliki karakter berbeda-beda.

Eddy pun memastikan bahwa banyak juga pengendara yang paham aturan sehingga mereka memaklumi dan menerima ketika diputar balik.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/16/173743078/selama-penyekatan-di-puncak-2-pengendara-adu-mulut-karena-tak-mau-diputar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke