Salin Artikel

Kisah Pilu Nenek Dominika, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Makan dari Belas Kasih Tetangga

Gubuk reyotnya itu berdinding bambu dengan lantai tanah dan beratapkan seng.

Sebagian besar dinding gubuk ukuran 3x4 meter itu sudah bolong termakan rayap. Atapnya juga sudah mulai bocor termakan usia.

Nenek Dominika tak bisa memperbaiki gubuk itu karena memang tak punya apa-apa.

Bertahan hidup dari belas kasihan tetangga

Di usia senjanya, dia tak bisa lagi bekerja. Sang nenek bertahan hidup dari belas kasih tetangga.

"Selama ini, banyak keluarga dan tetangga yang kasih saya makan. Ada yang kasih beras, ada juga yang langsung antar nasi ke rumah. Kadang ada yang ajak saya makan di rumah mereka," tutur nenek Dominika kepada awak awak media, Sabtu (8/5/2021).

Ia mengaku, sudah lama dirinya hidup sebatang kara di gubuk reyotnya itu. Sang suami tercinta sudah lama meninggal dunia.

Mereka memang dikaruniai empat orang anak. Keempat anaknya sudah berkeluarga dan merantau ke luar Flores.

Sejak pergi hingga sekarang, mereka tak pernah mengirim uang sedikit pun untuk nenek Dominika. Mereka juga jarang, bahkan tidak pernah memberi kabar kepada nenek Dominika.

Nenek Dominika, menuturkan, di rumah itu ia hidup tanpa penerangan listrik.

Di malam hari, ia mengandalkan lampu pelita. Itu pun seringkali tak menyala karena susah mendapatkan minyak tanah.

"Kalau tidak ada minyak tanah, saya tidur gelap saja," tuturnya.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Sikka pun akhirnya melakukan kegiatan bedah rumah untuk nenek Dominika.

Femy Bapa, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Sikka, mengatakan, kegiatan bedah rumah itu, sebagai bentuk kepedulian dan perhatian dari pemerintah untuk masyarakat kecil yang berpenghasilan rendah.

Rumah direhab

Bedah rumah itu, jelas dia, merupakan program dari pemerintah yang sudah tertuang di dalam Undang-Undang.

Femy menyebut, nenek Dominika adalah seorang janda dan hidup sendiri di gubuknya yang reyot, tanpa ada penghasilan, sehingga pemerintah masuk dan kolaborasikan dengan program bedah rumah.

"Mulai dengan drop material dan pengerjaan, semua swakelola dinas. Teman-teman ini mempunyai keahlian di bidang ini, sehingga semuanya mereka yang mengerjakan," ungkap Femy di lokasi.

Ia mengatakan, kegiatan bedah rumah itu sudah berjalan tiga hari. Ia menargetkan rumah nenek Dominika harus rampung dalam waktu satu pekan.

Dirinya berharap, kegiatan bedah rumah itu selesai tepat waktu, sehingga nenek Dominika bisa segera menempatinya.

"Semoga program ini ke depan tetap berjalan terus, karena hal ini sangat membantu masyarakat kecil yang berpenghasilan rendah," pungkas Femy.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/10/141421178/kisah-pilu-nenek-dominika-hidup-sebatang-kara-di-gubuk-reyot-makan-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke