Salin Artikel

Foto Tersangka Pengirim Sate Beracun Berdaster Dalam Tahanan Beredar Luas, JPW: Ada Unsur Kesengajaan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Foto tersangka pengirim sate sianida Nani Apriliani alias NA (25) di dalam penjara dengan pakaian seksi menjadi perbincangan di kalangan warganet.

Kadiv Humas Jogja Police Watch (JPW) Baharudin Kamba menganggap bahwa foto yang tersebar di media sosial tersebut ada unsur kesengajaan.

Lantaran foto NA dengan mengenakan daster warna kuning tersebut diambil oleh anggota kepolisian.

"JPW menganggap ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh oknum polisi beserta istrinya. Pertama, karena anggota Polsek Bantul itu dengan sadar mengambil foto tersangka NA sebanyak dua kali tanpa hak meskipun alasannya bahwa tersangka NA berpakaian daster dan belum mendapatkan pakaian dari pihak keluarga tersangka NA," ujar Kamba melalui keterangan tertulis, yang diterima Selasa, (5/5/2021).

Setelah foto diambil oleh seorang anggota kepolisian, sambung dia, foto tersebut dijadikan status di aplikasi WhatsApp oleh seorang istri dari anggota kepolisian, sehingga foto teraebut menjafi viral di media sosial.

"Secara sadar istri dari anggota Polsek Bantul tersebut  menjadikan foto tersangka NA di dalam sel ke status WhatsApp dan viral di media sosial. Padahal status WhatsApp yang kita miliki dapat dilihat maupun di-share ke orang lain," imbuh dia.

Kamba menambahkan hak seseorang yang ditahan oleh kepolisian dilindungi oleh Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia  (Perkapolri 8/2009).

Selain yang diatur pasal 57, pasal 58,  pasal 59, pasal 60, pasal 61, pasap 62 dan pasal 63 pada Undang -undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Salah satu tujuan Perkapolri 8/2009 ini adalah untuk menjamin pemahaman prinsip dasar HAM oleh seluruh jajaran Polri agar dalam melaksanakan tugasnya senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip HAM.

Pada pasal 22 ayat  3) Perkapolri 8/2009 yang mengatakan bahwa tahanan yang pada dasarnya telah dirampas kemerdekaannya harus tetap diperlakukan sebagai orang yang tidak bersalah sebelum ada putusan hukum yang berkekuatan tetap atau inkracht.

"JPW mendorong Propam Polda DIY untuk melakukan pemeriksaan adanya dugaan pelanggaran kode etik terhadap anggota Polsek Bantul beserta istrinya terkait foto tersangka NA yang berada di dalam sel tahanan dan sempat viral di media sosial," katanya.

"Tidak cukup dengan pemanggilan dan teguran terhadap anggota Polsek Bantul tersebut," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, foto NA saat di tahanan Mapolsek Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tersebar di media sosial.

Dia menggunakan daster warna kuning, difoto dari luar tahanan.

Bahkan beberapa foto di penjara Polsek Bantul beredar di beberapa akun media sosial.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi mengaku telah melihat beredarnya foto-foto NA di media sosial.

Pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan Polsek Bantul sebagai tempat penitipan tahanan wanita. Pasalnya hal tersebut seharusnya tidak terjadi.

"Jadi kami koordinasi dengan polsek tempat dia diamankan, kan khusus wanita kan di sana di Polsek perintis (Polsek Bantul) tahanan wanita kok bisa seperti itu," kata Ngadi kepada wartawan Selasa (4/5/2021).

Hanya saja, Ngadi memastikan jika Nani dalam kondisi baik.

"Yang bersangkutan baik sehat. Tadi baik komunikasi, tidak ada tanda-tanda kelainan atau capek tidak ada. Sehat-sehat saja," ujar Ngadi.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/05/171643278/foto-tersangka-pengirim-sate-beracun-berdaster-dalam-tahanan-beredar-luas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke